Kemauan seorang Isteri

Sebagai istri, aku ingin kau benar-benar menjadi imam atau pemimpinku. Sebagai imam maka ilmumu, ibadahmu dan penghasilanmu tentu harus jauh lebih tinggi dibandingkan aku. Namun ketika mengejar itu, kau tak boleh melupakan aku dan anak-anak. Saat gelisah, aku tak ingin menunggu terlalu lama dipelukmu, karena itu benar-benar menenteramkan jiwaku. Aku ingin kau lebih sering bermain denganku dan anak-anak.

Suamiku, melihatmu menemani anak-anak belajar dan bercengkrama dengan mereka itu hal yang sangat berharga dalam hidupku. Candaanmu, keusilanmu itu sangat menghiburku dan membuat tak ada jarak antara dirimu dan buah hatimu. Kepedulianmu dengan saudara-saudaraku menjadikan aku yakin bahwa aku tidak salah memilih imam dalam keluargaku.

Sebagai istri, tugasku mendukungmu dan mengangkat derajat anak-anak. Oleh karena itu jangan kau menuntut karirku dalam bisnis terlalu tinggi, karena itu menyiksaku. Pergi jauh dari rumah untuk urusan bisnis tanpamu itu sangat tidak nyaman bagiku. Ketahuilah, menjadi ibu dari anak-anak yang hebat itu lebih membahagiakanku.

Suamiku, aku tahu, bagimu menemaniku pergi ke pasar atau pusat perbelanjaan itu terkadang menyiksamu. Please, tetaplah menemaniku sebagai ganti karena kau tak selalu mengajakku saat kau berkelana menjelajah ke berbagai penjuru.

Mendengar maunya istri, aku hanya bisa berkata dalam hati, “Aku bukan lelaki sempurna, tetapi percayalah, aku akan terus berusaha menyempurnakan hidupku dan hidupmu serta mewujudkan apa maumu.”

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Artikel Lain :