Menjadi Majikan Bagi Nasib Diri Sendiri

“Miskin dan kaya adalah nasib ” ini adalah mitos yang berlaku di dalam masyarakat, khususnya di negara berkembang. Tak terkecuali di negara kita, Indonesia.
Kita sering mendengar, bahkan mungkin termasuk di antara kita pernah berucap; miskin sudah merupakan nasib kita. Bagaimanapun kita bekerja keras, tidak mungkin berubah, karena ini sudah suratan takdir. Sebaliknya, kalau nasib kita sudah ditentukan kaya dari “sononya”, maka usaha apa pun, bahkan kerja “seenaknya” bisa menjadikan kita sukses dan kaya.
Mitos seperti ini, sadar atau tidak, sudah diterima secara dogmatis di dalam masyarakat kita. Ditambah dengan mitos-mitos modern yang destruktif, seperti; bila kita berpendidikan rendah (hanya lulusan SMA/SMP/bahkan SD) maka spontan yang timbul di benak kita; kita sulit maju, sulit sukses dan kaya.
Dengan persepsi seperti ini, jelas kita telah terkena penyakit mitos yang menyesatkan. Hal ini akan mempengaruhi sikap mental dalam praktek di kehidupan nyata, sehingga menghasilkan kualitas hidup “ala kadarnya” atau sekedar hidup. Jika mitos ini dimiliki oleh mayoritas masyarakat kita, bagaimana mungkin kita bisa mengentaskan kemiskinan untuk menuju pada cita cita bangsa , yaitu; masyarakat adil-makmur dan sejahtera.
Kemiskinan sering kali merupakan penyakit dari pikiran dan hasil dari ketidaktahuan kita tentang prinsip hukum kesuksesan yang berlaku. Bila kita mampu berpikir bahwa kita bisa sukses dan mau belajar, serta menjalankan prinsip-pinsip hukum kesuksesan, mau membina karakteristik positif, yaitu; punya tujuan yang jelas, mau kerja keras, ulet, siap belajar, dan berjuang, maka akan terbuka kemungkinan-kemungkinan atau aktifitas-aktifitas produktif yang dapat merubah nasib gagal menjadi sukses. Miskin menjadi kaya! Seperti pepatah dalam bahasa Inggris “character is destiny”, kharakter adalah nasib.
Tidak peduli bagaimana Anda hari ini, dari keturunan siapa, berwarna kulit apa, atau apa latar belakang pendidikan Anda. Ingat, Anda punya hak untuk sukses!!!
Seperti kata-kata mutiara yang saya tulis; Kesuksesan bukan milik orang-orang tertentu. Sukses milik Anda, milik saya, dan milik siapa saja yang benar-benar menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan dengan sepenuh hati.
Hancurkan mitos “miskin adalah nasib saya!”
Bangun karakter dan mental sukses!!!
Karena kita adalah penentu masa depan kita sendiri!
Majikan bagi nasib kita sendiri!
Sekali lagi, coh che chi ming yuin tek cu ren. Jadilah majikan bagi nasib diri sendiri.
Action & Wisdom Motivation Training
Success is my right
Salam sukses luar biasa!!

Siapa yang Tak Mati?

Suatu ketika ada seorang janda yang sangat berduka karena anak satu-satunya mati. Sembari membawa jenasah anaknya, wanita ini menghadap Sang Guru untuk meminta mantra atau ramuan sakti yang bisa menghidupkan kembali anaknya.
Sang Guru mengamati bahwa wanita di hadapannya ini tengah tenggelam dalam kesedihan yang sangat mendalam, bahkan sesekali ia meratap histeris. Alih-alih memberinya kata-kata penghiburan atau penjelasan yang dirasa masuk akal, Sang Guru berujar:
“Aku akan menghidupkan kembali anakmu, tapi aku membutuhkan sebutir biji lada.”
“Itu saja syaratnya?” tanya wanita itu dengan keheranan.
“Oh, ya, biji lada itu harus berasal dari rumah yang anggota penghuninya belum pernah ada yang mati.”
Dengan “semangat 45″, wanita itu langsung beranjak dari tempat itu, hatinya sangat entusias, “Guru ini memang sakti dan baik sekali, dia akan menghidupkan anakku!”
Dia mendatangi sebuah rumah, mengetuk pintunya, dan bertanya: “Tolonglah saya. Saya sangat membutuhkan satu butir biji lada. Maukah Anda memberikannya?” “Oh, boleh saja,” jawab tuan rumah. “Anda baik sekali Tuan, tapi maaf, apakah anggota rumah ini belum pernah ada yang mati?” “Oh, ada, paman kami meninggal tahun lalu.” Wanita itu segera berpamitan karena dia tahu bahwa ini bukan rumah yang tepat untuk meminta biji lada yang dibutuhkannya.
Ia mengetuk rumah-rumah berikutnya, semua penghuni rumah dengan senang hati bersedia memberikan biji lada untuknya, tetapi ternyata tak satu pun rumah yang terhindar dari peristiwa kematian sanak saudaranya. “Ayah kami barusan wafat…,” “Kakek kami sudah meninggal…,” “Ipar kami tewas dalam kecelakaan minggu lalu…,” dan sebagainya.
Ke mana pun dia pergi, dari gubuk sampai istana, tak satu tempat pun yang memenuhi syarat tidak pernah kehilangan anggotanya. Dia malah terlibat dalam mendengarkan cerita duka orang lain. Berangsur-angsur dia menyadari bahwa dia tidak sendirian dalam penderitaan ini; tak seorang pun yang terlepas dari penderitaan.
Pada penghujung hari, wanita ini kembali menghadap Sang Guru dalam keadaan batin yang sangat berbeda dengan sebelumnya. Dia mengucap lirih, “Guru, saya akan menguburkan anak saya.” Sang Guru hanya mengangguk seraya tersenyum lembut.
Mungkin saja Sang Guru bisa mengerahkan kesaktian dan menghidupkan kembali anak yang telah mati itu, tetapi kalau pun bisa demikian, apa hikmahnya?
Bukankah anak tersebut suatu hari akan mati lagi juga? Alih-alih berbuat demikian Sang Guru membuat wanita yang tengah berduka itu mengalami pembelajaran langsung dan menyadari suatu kenyataan hidup yang tak terelakkan bagi siapa pun: siapa yang tak mati?
Penghiburan sementara belaka bukanlah solusi sejati terhadap peristiwa dukacita mendalam seperti dalam cerita di atas.
Penderitaan hanya benar-benar bisa diatasi dengan pengertian yang benar akan dua hal:
(1) kenyataan hidup sebagaimana adanya, bukan sebagaimana maunya kita, dan
(2) bahwasanya pada dasarnya penderitaan dan kebahagiaan adalah sesuatu yang
bersumber dari dalam diri kita sendiri.

Kata BijakII

Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik. Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus.
Jika Anda tidak bisa menjadi orang pandai, jadilah orang yang baik.
Jika kita berbuat baik, kebaikan pula yang akan kita terima kelak.

Iri hati yang ditunjukan kepada seseorang akan melukai diri sendiri.
Perlukah merasa kecil dan malu dihina? Orang yang dihina itu sebenarnya memungut pahala cum-cuma tanpa perlu bersusah payah
Kenangan indah masa lalu hanya untuk dikenang, bukan untuk diingat-ingat.
Rasa takut bukanlah untuk dinikmati, tetapi untuk dihadapi.
Ilmu pengetahuan adalah sekotak harta karun, tetapi mempraktekkannya adalah kuncinya
Lidahmu adalah bentengmu, jika engkau menjaganya maka ia akan menjagamu, dan jika engkau membiarkannya maka ia tidak akan mempedulikanmu
Lidah anda yang menentukan siapa anda.
Tiga sifat yang menyebabkan penyandangnya tidak tentram dalam hidupnya : iri, dengki, dan akhlak buruk
Ingatlah, sabar itu iman, duit bukan kawan, dunia hanya pinjaman dan mati tak berteman
Hiduplah Sesuka hatimu,
Sesungguhnya kamu pasti mati.
Cintai siapa saja yang kamu senangi,
Sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya.
Lakukan apa saja yang kamu kehendaki,
Sesungguhnya kamu akan memperoleh balasannya.
Yang penting bukan berapa lama kita hidup, tetapi bagaimana kita hidup.
Anda cuma bisa hidup sekali saja didunia ini, tetapi jika anda hidup dengan benar, sekali saja sudah cukup.
Ia yang kehilangan uang, kehilangan banyak;
Ia yang kehilangan seorang teman, kehilangan lebih banyak;
Tetapi ia yang kehilangan keyakinan, kehilangan semuanya.
Jika kejahatan di balas kejahatan, maka itu adalah dendam. Jika kebaikan dibalas kebaikan itu adalah perkara biasa. Jika kebaikan dibalas kejahatan, itu adalah zalim. Tapi jika kejahatan dibalas kebaikan, itu adalah mulia dan terpuji.
Nasihat yang baik tidak pernah datang terlambat.
Mendidik bukan hanya dengan nasihat saja.
Sebab yang menjadi sukses adalah memberikan contoh dengan perbuatan yang baik , sesuai dengan apa yang dikatakannya.
Jangan lain di kata lain di perbuatan.
Tak seorang pun sempurna. Mereka yang mau belajar dari kesalahan adalah bijak. Menyedihkan melihat orang berkeras bahwa mereka benar meskipun terbukti salah.


Ketika diri diliputi kesedihan dan kegundahan, berbuat baiklah terhadap sesama manusia, Sedekahilah orang papa, tolonglah orang yg terzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orag yang sakit dan bantulah yang terkena musibah. Niscaya anda akan merasakan kebahagiaan dalam semua sisi kehidupan.

 

 

Pernikahan Tanpa Kemewahan

Ketika Nabi Muhammad menikahkan Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib, beliau mengundang Abu Bakar, Umar, dan Usamah untuk membawakan “persiapan” Fatimah. Mereka bertanya-tanya, apa gerangan yang dipersiapkan Rasulullah untuk putri kinasih dan keponakan tersayangnya itu? Ternyata bekalnya cuma penggilingan gandum, kulit binatang yang disamak,kendi, dan sebuah piring.

Mengetahui hal itu, Abu Bakar menangis. "Ya Rasulullah. Inikah persiapan untuk Fatimah?" tanya Abu Bakar terguguk. Nabi Muhammad pun menenangkannya, "Wahai Abu Bakar. Ini sudah cukup bagi orang yang berada di dunia."

Fatimah, sang pengantin itu, kemudian keluar rumah dengan memakai pakaian yang cukup bagus, tapi ada 12 tambalannya. Tak ada perhiasan, apalagi pernik-pernik mahal.

Setelah menikah, Fatimah senantiasa menggiling gandum dengan tangannya, membaca Alquran dengan lidahnya, menafsirkan kitab suci dengan hatinya, dan menangis dengan matanya.

Itulah sebagian kemuliaaan dari Fatimah. Ada ribuan atau jutaan Fatimah yang telah menunjukkan kemuliaan akhlaknya. Dari mereka kelak lahir ulama-ulama ulung yang menjadi guru dan rujukan seluruh imam, termasuk Imam Maliki, Hanafi, Syafi'i, dan Hambali.

Bagaimana gadis sekarang? Mereka, memang tak lagi menggiling gandum, tapi menekan tuts-tuts komputer. Tapi bagaimana lidah, hati, dan matanya? Bulan lalu, ada seorang gadis di Bekasi, yang nyaris mati karena bunuh diri. Rupanya ia minta dinikahkan dengan pujaan hatinya dengan pesta meriah. Karena ayahnya tak mau, dia pun nekat bunuh diri dengan minum Baygon. Untung jiwanya terselamatkan. Seandainya saja tak terselamatkan, naudzubillah min dzalik! Allah mengharamkan surga untuk orang yang mati bunuh diri.

Si gadis tadi rupanya menjadikan kemewahan pernikahannya sebagai sebuah prinsip hidup yang tak bisa dilanggar. Sayang, gadis malang itu mungkin belum menghayati cara Rasulullah menikahkan putrinya. Pesta pernikahan putri Rasulullah itu menggambarkan kepada kita, betapa kesederhanaan telah menjadi "darah daging" kehidupan Nabi yang mulia. Bahkan ketika "pesta pernikahan" putrinya, yang selayaknya diadakan dengan meriah, Nabi Muhammad tetap menunjukkan kesederhanaan.

Bagi Rasulullah, membuat pesta besar untuk pernikahan putrinya bukanlah hal sulit. Tapi, sebagai manusia agung yang suci, "kemegahan" pesta pernikahan putrinya, bukan ditunjukkan oleh hal-hal yang bersifat duniawi. Rasul justru menunjukkan "kemegahan" kesederhanaan dan "kemegahan" sifat qanaah, yang merupakan kekayaan hakiki. Rasululllah bersabda, "Kekayaan yang sejati adalah kekayaan iman, yang tecermin dalam sifat qanaah".

Iman, kesederhanaan, dan qanaah adalah suatu yang tak bisa dipisahkan. Seorang beriman, tecermin dari kesederhanaan hidupnya dan kesederhanaan itu tecermin dari sifatnya yang qanaah. Qanaah adalah sebuah sikap yang menerima ketentuan Allah dengan sabar; dan menarik diri dari kecintaan pada dunia. Rasulullah bersabda, "Qanaah adalah harta yang tak akan hilang dan tabungan yang tak akan lenyap." (Agus Haris)
by CahayaBiru.com

Keteguhan

Ketika Raja Louis XVI digulingkan dari takhtanya dan dijebloskan ke dalam penjara, puteranya yang merupakan pangeran penerus takhta kerajaan diculik oleh orang-orang yang mengkudeta kerajaan.
Sang pangeran dihadapkan pada hal-hal yang paling menjijikan secara moral.
Mereka pikir, jika sang pangeran terpengaruh pada godaan duniawi maka ia tidak akan bisa mencapai takdirnya sebagai raja Setiap hari, sang pangeran disuguhi berbagai makanan yang mewah yang jumlahnya sangatlah banyak, minuman anggur, para pelacur yang sangat erotis, bahkan kata-kata jorok dan kasar yang tidak layak diucapkan oleh bangsawan seperti dia.
Hari berganti hari, hingga akhirnya setelah enam bulan, mereka menyerah. Sang pangeran ternyata tidak tergoda sedikit pun terhadap godaan dunia. Mereka pun bertanya kenapa sang pangeran begitu teguh.
Sang pangeran berujar, ”Aku tidak mungkin melakukan hal-hal menjijikan seperti itu, karena sejak dilahirkan Aku telah ditakdirkan sebagai seorang raja“.

Kita harus mempunyai keteguhan dalam mempertahankan impian kita. Tidak dapat dimungkiri bahwa perjalanan menuju ke tangga sukses penuh onak dan duri.
Lantas bagaiamana kita bisa memiliki keteguhan? Yang terpenting kita harus mempunyai paradigma atau citra diri yang positif kepada diri kita. Siapakah kita? Apa takdir kita di dunia ini?
Diri Anda andalah makhluk Tuhan yang paling sempurna. Takdir Anda adalah mengabdikan dirinya. Menyerukan namanya di dunia ini. Apapun impian Anda, berjuanglah atas nama Dia. Maka, rintangan apapun tidak akan bisa menghalangi Anda.
Jika Dia hendak mengangkat Anda, tidak ada seorang pun yang bisa menjatuhkan Anda. Begitupun jika Dia hendak menjatuhkan Anda, maka tak seorang pun di dunia ini yang bisa mengangkat Anda.

Sumber Ace Ruhyat, Self Development
www.biorevolution.co.cc

Guru dan Semangatnya

Menjadi guru, bukanlah pekerjaan mudah. Didalamnya, dituntut pengabdian, dan juga ketekunan. Harus ada pula kesabaran, dan welas asih dalam menyampaikan pelajaran. Sebab, sejatinya, guru bukan hanya mendidik, tapi juga mengajarkan. Hanya orang-orang tertentu saja yang mampu menjalankannya.
Menjadi guru juga bukan sesuatu yang gampang. Apalagi, menjadi guru bagi anak-anak yang mempunyai “keistimewaan”. Dan saya, merasa beruntung sekali dapat menjadi guru mereka, walau cuma dalam beberapa jam saja. Ada kenikmatan tersendiri, berada di tengah anak-anak dengan latar belakang Cerebral Palsy (sindroma gangguan otak belakang).

Suatu ketika, saya diminta untuk mendampingi seorang guru, di sebuah kelas khusus bagi penyandang cacat. Kelas itu, disebut dengan kelas persiapan, sebuah kelas yang berada dalam tingkatan awal di YPAC Jakarta. Lazimnya, anak-anak disana berumur antara 9-12 tahun, tapi kemampuan mereka setara dengan anak berusia 4-5 tahun, atau kelas 0 kecil.Saat hadir disana, kelas tampak ramai. Mereka rupanya sedang bermain susun bentuk dan warna. Ada teriak-teriakan ganjil yang parau, dan hentakan-hentakan kepala yang konstan dari mereka. Ada pula tangan-tangan yang kaku, yang sedang menyusun keping-keping diagram. Disana-sini terserak mainan kayu dan plastik. Riuh. Bangku-bangku khusus berderak-derak, bergesek dengan kursi roda sebagian anak yang beradu dengan lantai.
Saya merasa canggung dengan semua itu. Namun, perasaan itu hilang, saat melihat seorang guru yang tampak begitu telaten menemani anak-anak disana. “Mari masuk, duduk sini dekat Si Abang, dia makin pinter lho bikin huruf,” begitu panggilnya kepada saya. Saya berjalan, melewati anak-anak yang masih sibuk dengan tugas mereka. Ah benar saja, si Abang, anak berusia 11 tahun yang mengalami Cerebral Palsy dengan pembesaran kepala itu, tampak tersenyum kepada saya. Badannya melonjak-lonjak, tangannya memanggil-manggil seakan ingin pamer dengan kepandaiannya menyusun huruf.
Subhanallah, si Abang kembali melonjak-lonjak. Saya kaget. Saya tersenyum. Dia tergelak tertawa. Tak lama, kami pun mulai akrab. Dia tak malu lagi dibantu menyusun angka dan huruf. Susun-tempel-susun-tempel, begitu yang kami lakukan. Ah, saya mulai menikmati pekerjaan ini. Dia pun kini tampak bergayut di tangan saya. Tanpa terasa, saya mengelus kepalanya dan mendekatkannya ke dada. Terasa damai dan hangat.

Sementara di sudut lain, sang Ibu guru tetap sabar sekali menemani semua anak disana. Dituntunnya tangan anak-anak itu untuk meniti susunan-susunan gambar. Dibimbingnya setiap jemari dengan tekun, sambil sesekali mengajak mereka tersenyum. Tangannya tak henti mengusap lembut ujung-ujung jemari lemah itu. Namun, tak pernah ada keluh, dan marah yang saya dengar.Waktu berjalan begitu cepat. Dan kini, waktunya untuk pulang. Setelah membereskan beberapa permainan, anak-anak pun bersiap di bangku masing-masing.

Aduh, damai sekali melihat anak-anak itu bersiap dengan posisi serapih-rapihnya. Tangan yang bersedekap diatas meja, dan tatapan polos kearah depan, saya yakin, membuat setiap orang tersenyum. Ibu guru pun mulai memimpin doa, memimpin setiap anak untuk mengatupkan mata dan memanjatkan harap kepada Tuhan.Damai. Damai sekali mata-mata yang mengatup itu. Teduh. Teduh sekali melihat mata mereka semua terpejam. Empat jam sudah saya bersama “malaikat-malaikat” kecil itu. Lelah dan penat yang saya rasakan, tampak tak berarti dibanding dengan pengalaman batin yang saya alami. Kini, mereka bergerak, berbaris menuju pintu keluar. Tampak satu persatu kursi roda bergerak menuju ke arah saya. Ddduh, ada apa ini?Lagi-lagi saya terharu. Setibanya di depan saya, mereka semua terdiam, mengisyaratkan untuk mencium tangan. Ya, mereka mencium tangan saya, sambil berkata, “Selamat siang Pak Guru..” Ah, perkataan yang tulus yang membuat saya melambung. Pak guru…Pak Guru, begitu ucap mereka satu persatu. Kursi roda mereka berderak-derak setiap kali mereka mengayuhnya menuju ke arah saya. Derak-derak itu kembali membuat saya terharu, membayangkan usaha mereka untuk sekedar mencium tangan saya.

Anak yang terakhir telah mencium tangan saya. Kini, tatapan saya bergerak ke samping, ke arah punggung anak-anak yang berjalan ke pintu keluar. Dalam diam saya berucap, “..selamat jalan anak-anak, selamat jalan malaikat-malaikat kecilku…” Saya membiarkan airmata yang menetes di sela-sela kelopak. Saya biarkan bulir itu jatuh, untuk melukiskan perasaan haru dan bangga saya. Bangga kepada perjuangan mereka, dan juga haru pada semangat yang mereka punya.

***
Teman, menjadi guru bukan pekerjaan mentereng. Menjadi guru juga bukan pekerjaan yang gemerlap. Tak ada kerlap-kerlip lampu sorot yang memancar, juga pendar-pendar cahaya setiap kali guru-guru itu sedang membaktikan diri. Sebab mereka memang bukan para pesohor, bukan pula bintang panggung.

Namun, ada sesuatu yang mulia disana. Pada guru lah ada kerlap-kerlip cahaya kebajikan dalam setiap nilai yang mereka ajarkan. Lewat guru lah memancar pendar-pendar sinar keikhlasan dan ketulusan pada kerja yang mereka lakukan. Merekalah sumber cahaya-cahaya itu, yang menyinari setiap hati anak-anak didik mereka.
Dari gurulah kita belajar mengeja kata dan kalimat. Pada gurulah kita belajar lamat-lamat bahasa dunia. Lewat guru, kita belajar budi pekerti, belajar mengasah hati, dan menyelami nurani. Lewat guru pula kita mengerti tentang banyak hal-hal yang tak kita pahami sebelumnya. Tak berlebihankah jika kita menyebutnya sebagai pekerjaan yang mulia? Teman, jika ingin merasakan pengalaman batin yang berbeda, cobalah menjadi guru.

Rasakan kenikmatan saat setiap anak-anak itu memanggil Anda dengan sebutan itu, dan biarkan mata penuh perhatian itu memenuhi hati Anda. Ada sesuatu yang berbeda disana. Cobalah. Rasakan.

Sumber : Resensi.net

Mau Bahagia ? Syukuri Hidup ini

“ Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir ( Q.S. Al-Ma’arij : 19-21 )

Kekayaan memang bisa membeli kesenangan dunia namun ia tidak bisa membeli kebahagiaan.

Ada sepasang suami istri setiap hari kemana-mana selalu dengan mobil mewah. Mereka adalah pasangan yang begitu sibuk dengan berbagai aktivitas. Maklum sang suami adalah seorang pengusaha sukses dan istri adalah wanita karir. Dan anak merekapun disekolahkan di tempat yang terbaik dengan segala fasilitas yang serba mewah. Tentunya si anak juga disediakan sopir yang mengantarnya kemana ia pergi.
Mereka terkenal di sekitar tempat tinggal mereka dan hampir semua orang mengenalnya termasuk mengenal baik semua kendaraan yang mereka pakai. Mereka memang tidak tinggal dilingkungan khusus orang kaya. Para tetangga masih banyak hidup sederhana. Tidak masalah mereka tetap dapat hidup rukun berdampingan. Dan masing-masing mempunyai kehidupan sendiri.

Seperti biasanya mereka berangkat pagi dan baru pulang menjelang malam dan itu berlangsung entah sudah berapa lama.
”Pak, lihat betapa bahagianya mereka. Jam segini mereka sudah bercengkrama dengan keluarga sedangkan kita masih dibuk dengan segudang pekerjaan” Ucap istri ketika melintasi sebuah keluarga sederhana yang sedang berbincang-bincang diteras rumah.
”Iya...ya...ma. kapan yach kita bisa seperti mereka yang setiap saat bisa menikmati waktu santai dengan keluarga” Dan suaminya pun mengiyakan sambil menarik nafas dalam-dalam. Begitu terasa ada beban yang begitu berat menghimpit dada mereka.
”Kadang-kadang mama rasanya ingin meninggalkan semua ini dan hidup bahagia seperti mereka”

Sedangkan dari teras rumah yang dimaksud juga merasakan hal yang sama
”Pak, kapan yach kita bisa seperti mereka. Kemana-mana selalu naik mobil mewah. Ibu yakin hidup mereka pasti sangat bahagia” Ucap istri Sang peimilik rumah sederhana sambil menunjuk mobil yang baru melintasi depan rumahnya.
”Bapak bisa merasakan hal yang sama, kapan kita menjadi orang kaya, bapak selalu ingin berkerja keras tapi tidak ada yang harus dikerjakan” Pandangannya menerawang jauh kedalam.

Dilain waktu anak orang kaya itu tidak kalah gelisahnya ketika menyaksikan anak-anak sebayanya diantar jemput sama orang tua mereka kesekolah, tidak seperti dirinya yang selalu diantar jemput sama sopir.

”Alangkah bahagianya mereka, kemana-mana selalu dengan orang tua sedangkan orang tuaku tidak pernah melakukannya. Mereka terlalu sibuk dengan bisnis mereka. Aku iri dengan mereka” Anak itu mengeluh dan menitikkan air mata.

”Aku ingin seperti anak yang ada di mobil itu. Kemana-mana ada yang antar kalau hujan tidak kehujanan dan kalau panas tidak kepanasan dan tidak perlu capek berjalan kaki berkilo-kilo meter” Anak lain yang sedang berjalan kaki menyampaikan isi hatinya kepada orang tuanya yang ada di sampingnya.

Sahabat.......,
Cerita diatas menggambarkan bahwa manusia selalu melihat orang lebih baik darinya. Dan kita juga sering mendengar bahwa”Manusia memang tidak pernah ada puasnya” Omongan ini benar bagi orang-orang yang memang dikendalikan oleh hawa nafsu, karena kalau kita mau mengikuti nafsu maka tidak akan pernah habis. Sebelum kaya ingin menjadi kaya setelah kaya ingin menjadi lebih kaya lagi. Dan saat merasa dirinya benar-benar kewalahan mempertahankan segala efek yang ditimbulkan oleh kekayaannya dirinya merasa lelah, merasa tidak ada waktu lagi untuk berkumpul dengan keluarga. Contoh lainnya sebelum menjadi orang terkenal ingin menjadi orang yang terkenal begitu terkenal, dirinya mengeluh lagi, merasakan ruang geraknya menjadi terbatas dan tidak ada privaci lagi.

Saat menjadi pengangguran hidup begitu stress, ketika mendapatkan pekerjaan, mengeluh lagi merasakan tidak ada waktu bersantai. Demikian juga pada seorang bintang sinetron saat belum mendapatkan peran, cari kemana-mana. Begitu mendapatkannya setiap hari harus suting sampai larut malam, ia marah-marah karena tidak ada waktu untuk istirahat.

Pengangguran ingin menjadi karyawan, karyawan ingin menjadi bos sedangkan bos selalu stress merasakan beban yang dipikul terlalu berat dan merasakan dirinya selalu bekerja keras tidak seperti lainnya ada begitu banyak waktu tersisa untuk keluarga.

Hidup Bahagia Tentu Ada Kuncinya !
Salah satunya yaitu kita HARUS BERSYUKUR dan tidak membanding-bandingkan hidup kita dengan hidup orang lain, setiap manusia pasti mempunyai masalah dan beban masing-masing yang tidak diketahui oleh orang lain. Orang hanya bisa melihat sisi luarnya saja dalam hati siapa yang tahu.

Kita melihat orang lain baik, orang lain melihat hidup kita enak. Kita ingin menjadi seperti mereka demikian juga sebaliknya, ketahuilah kita tidak bisa menjadi orang lain. Dan sekali lagi itu adalah perbuatan setan yang bernama nafsu.

Namun manusia bersyukur bukanlah manusia yang pasrah kepada keadaan. Manusia yang bersyukur adalah manusia yang selalu lapang dada menerima hasil dari usahanya yang optimal. Sedangkan manusia yang putus asa adalah manusia yang menerima nasibnya tanpa ada usaha.

Apapun dan berapapun yang didapatkan dari hasil usahanya bagi manusia yang bersyukur selalu berkecukupan. Karena Manusia yang selalu bersyukur tahu berapapun yang di dapatkan dalam dunia ini tidak akan perna cukup. Kalau sudah seperti itu kenapa kita harus memaksakan diri untuk mengejar sesuatu yang memang tidak pernah cukup ?

Sesungguhnya kebutuhan hidup kita tidaklah banyak hanya terkadang nafsulah yang membuat kita tidak pernah merasakan berkecukupan, maka dari itu orang –orang yang hidup bahagia adalah mereka yang bisa menyederhanakan kebutuhannya.

Tak seorangpun yang bisa memenuhi keinginannya dengan sempurna, kalau kita tidak mampu mengendalikan nafsu, maka selamanya kita akan menjadi orang yang selalu kekurangan. Jangan pernah merasa tidak puas dengan apa yang telah kita peroleh.

Sekecil apapun hasil yang kita dapatkan harus kita syukuri. Sifat tidak puas adalah cermin sikap orang yang tamak, yang selamanya akan hidup sengsara sedangkan orang yang selalu bersyukur akan mendapatkan kebahagiaan.

Suatu hari ada orang miskin yang datang menghadap kepada Nabi Musa Alaihissalam pakaiannya lusuh dan badannya kurus tak terawat. Berkatalah orang miskin itu kepada Nabi Musa, 'Ya Nabi, tolong sampaikan kepada Alloh SWT, mohonkan aku, agar aku menjadi orang kaya.

"Saudaraku, perbanyaklah bersyukur kepada Alloh SWT," jawab Nabi Musa sambil tersenyum padanya. Orang miskin itu terkejut mendengar jawaban Nabi Musa, dengan nada marah dia mengatakan, "Bagaimana aku bersyukur, makan aja susah, apa lagi pakaian cuman satu sudah begitu compang camping lagi." Kemudian dia ngeloyor pergi meninggalkan Nabi Musa.

Tak lama kemudian datang orang kaya menghadap Nabi Musa, "Ya Nabi, tolong sampaikan kepada Alloh SWTmohonkan aku, agar aku menjadi orang miskin aja karena harta yang banyak membuat hidupku tidak nyaman."

"Saudaraku, perbanyaklah bersyukur kepada Alloh SWT," jawab Nabi Musa sambil tersenyum padanya. Orang kaya itu terkejut mendengarkan jawaban Nabi Musa, tanpa berkata apapun dia akhirnya pulang ke rumah. Beberapa hari kemudian orang kaya itu bertambah kaya karena sejak itu selalu bersyukur dan orang miskin semakin miskin karena enggan bersyukur atas semua karunia Alloh SWT.
Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q.S.Ibrahim : 7)

Pecundang Vs Pemenang

pemenang selalu jadi bagian dari jawaban;
pecundang selalu jadi bagian dari masalah.

pemenang selalu punya program;
pecundang selalu punya kambing hitam.

pemenang selalu berkata, “Biarkan saya yang mengerjakannya untuk Anda”;
pecundang selalu berkata, “Itu bukan pekerjaan saya”;

Pemenang selalu melihat jawab dalam setiap masalah;
pecundang selalu melihat masalah dalam setiap jawaban.

Pemenang selalu berkata, “itu memang sulit, tapi kemungkinan bisa”;
Pecundang selalu berkata, “Itu mungkin bisa, tapi terlalu sulit”.

Saat pemenang melakukan kesalahan, dia berkata, “saya salah”;
saat pecundang melakukan kesalahan, dia berkata, “itu bukan salah saya”.

Pemenang membuat komitmen-komitmen;
Pecundang membuat janji-janji.

Pemenang mempunyai impian-impian;
Pecundang punya tipu muslihat.

Pemenang berkata, “Saya harus melakukan sesuatu”;
Pecundang berkata, “Harus ada yang dilakukan”.

Pemenang adalah bagian dari sebuah tim;
Pecundang melepaskan diri dari tim.

Pemenang melihat keuntungan;
Pecundang melihat kesusahan.

Pemenang melihat kemungkinan-kemungkinan;
Pecundang melihat permasalahan.

Pemenang percaya pada menang-menang (win-win);
Pecundang percaya, mereka yang harus menang dan orang lain harus kalah.

Pemenang melihat potensi;
Pecundang melihat yang sudah lewat.

Pemenang seperti thermostat;
Pecundang seperti thermometer.

Pemenang memilih apa yang mereka katakan;
Pecundang mengatakan apa yang mereka pilih.

Pemenang menggunakan argumentasi keras dengan kata2 yang lembut;
Pecundang menggunakan argumentasi lunak dengan kata2 yang keras.

Pemenang selalu berpegang teguh pada nilai2 tapi bersedia berkompromi pada hal2 remeh;
Pecundang berkeras pada hal2 remeh tapi mengkompromikan nilai2.

Pemenang menganut filosofi empati, “Jangan berbuat pada orang lain apa yang Anda tidak ingin orang lain perbuat pada Anda”;
Pecundang menganut filosofi, “Lakukan pada orang lain sebelum mereka melakukannya pada Anda”.

Pemenang membuat sesuatu terjadi;
Pecundang membiarkan sesuatu terjadi.

Para Pemenang selalu berencana dan mempersiapkan diri, lalu memulai tindakan untuk menang…
Para pecundang hanya berencana dan berharap ia akan menang …

Allah hanya memanggil kita 3 kali saja seumur hidup

Saat itu, Dhuha, hari terakhir aku di Masjid Nabawi untuk menuju Makah....... . , aku bertanya pada Ibu, Ibu adalah pemilik Maknah Tour Travel dimana saya bergabung untuk Umrah di bulan yang lalu.

'Ibu, kataku, ada cerita apa yang menarik dari
Umrah....? ( Maklum, ini pertama kali aku ber Umrah). Dan Ibu, memberikan Tausyiahnya.

Kebetulan umrahku dimulai di Madinah selama 4 hari, baru ke Makah.
Tujuannya adalah mendapatkan saat Malam Jumat di depan Kabah.

Ibu berkata...' , * Allah hanya memanggil kita 3 kali saja seumur hidup*
Keningku berkerut.... ....'Sedikit sekali Allah memanggil kita..?'

Ibu tersenyum. 'Iya, tahu tidak apa saja 3 panggilan itu..?'
Saya menggelengkan kepala.
'Panggilan pertama adalah* **Azan*', ujar Ibu.

'Itu adalah panggilan Allah yang pertama. Panggilan ini sangat jelas terdengar di telinga kita, sangat kuat terdengar.
Ketika kita sholat, sesungguhnya kita menjawab panggilan Allah.
Tetapi Allah masih fleksibel, Dia tidak 'cepat marah' akan sikap kita.

Kadang kita terlambat, bahkan tidak sholat sama sekali karena malas.
Allah tidak marah seketika. Dia masih memberikan rahmatNya, masih memberikan kebahagiaan bagi umatNya, baik umatNya itu menjawab panggilan Azan-Nya atau tidak. Allah hanya akan membalas umatNya ketika hari Kiamat nanti'.

Saya terpekur.... . .mata saya berkaca-kaca. Terbayang saya masih melambatkan sholat karena meeting lah, mengajar lah, dan lain lain. Masya Allah.......

Ibu melanjutkan,
Panggilan yang kedua adalah Panggilan* Umrah/Haji*

Panggilan ini bersifat halus. Allah memanggil hamba-hambaNya dengan panggilan yang halus dan sifatnya 'bergiliran' . Hamba yang satu mendapatkan kesempatan yang berbeda dengan hamba yang lain.
Jalan nya bermacam-macam. Yang tidak punya uang menjadi punya uang, yang tidak merencanakan, ternyata akan pergi, ada yang memang merencanakan dan terkabul. Ketika kita mengambil niat Haji / Umrah, berpakaian Ihram dan melafazkan 'Labaik Allahuma Labaik/ Umrotan', sesungguhnya kita saat itu menjawab panggilan Allah yang ke dua.

Saat itu kita merasa bahagia, karena panggilan Allah sudah kita jawab, meskipun panggilan itu halus sekali.

Allah berkata, laksanakan Haji / Umrah bagi yang mampu'.
Mata saya semakin berkaca-kaca. ........Subhanal lah...... .saya datang menjawab panggilan Allah lebih cepat dari yang saya rancangkan.. ...Alhamdulill ah...

'Dan panggilan ke-3', lanjut Ibu, 'adalah *KEMATIAN*.

Panggilan yang kita jawab dengan amal kita.
Pada kebanyakan kasus, Allah tidak memberikan tanda tanda secara langsung, dan kita tidak mampu menjawab dengan lisan dan gerakan. Kita hanya menjawabnya dengan amal sholeh. Karena itu , manfaatkan waktumu sebaik-baiknya. ..Jawablah 3 panggilan Allah dengan hatimu dan sikap yang Husnul Khotimah.... .......Insya Allah syurga adalah balasannya.. ...'

** Mata saya basah di dalam Masjid Nabawi , saya sujud bertaubat pada Allah karena kelalaian saya dalam menjawab panggilanNya. ....Kala itu hati saya makin yakin akan kebesaranNya, kasih sayangNya dan dengan semangat menyala-nyala, saya mengenakan baju Ihram dan berniat.........Aku menjawab panggilan UmrahMu, ya Allah, Tuhan Semesta Alam........ **

*Huraisy*

*Pada hari kiamat akan keluar seekor binatang dari neraka
jahanam yang bernama 'Huraisy' berasal dari anak kala jengking.
Besarnya Huraisy ini dari timur hingga ke barat. Panjangnya pula seperti jarak langit dan bumi.
Malaikat Jibril bertanya : 'Hai Huraisy! Engkau hendak
ke mana dan siapa yang kau cari?'
Huraisy pun menjawab, 'Aku mau mencari lima orang.'
Pertama, orang yang meninggalkan sholat
Kedua, orang yang tidak mahu keluarkan zakat.
Ketiga, orang yang durhaka kepada ibu dan bapaknya.
Keempat, orang yang bercakap tentang dunia di dalam masjid.
Kelima, orang yang suka minum arak.'

DIALOG IMAJINER TUHAN DENGAN MANUSIA

Man : Selamat pagi Tuhan, sekiranya Tuhan punya waktu sedikit aku ingin bertanya...

GOD : Waktu-Ku adalah KEKEKALAN, tidak ada masalah tentang waktu. Apa pertanyaanmu?

Man : Terima kasih.... Apa yang PALING MENGHERANKAN bagi-Mu tentang kami "MANUSIA"?

GOD : Kalian itu makhluk yang "ANEH"….

#Pertama, suka MENCEMASKAN MASA DEPAN , sampai LUPA dengan HARI INI...Sehingga kalian LUPA BERSYUKUR dan BERUSAHA.

#Kedua, kalian HIDUP di dunia seolah-olah KEKAL TIDAK akan MATI. Kalian LEBIH BANYAK mengumpulkan BEKAL hidup di DUNIA, daripada BEKAL setelah MATI. Padahal hidup di DUNIA hanyalah SEMENTARA, dan hidup SETELAH MATI adalah KEKEKALAN.

#Ketiga, kalian cepat BOSAN sebagai ANAK-ANAK dan TERBURU-BURU ingin DEWASA, namun setelah DEWASA kalian KEKANAK-KANAKAN : suka bertengkar, ngambek, dan ribut karena soal soal sepele.

#Keempat, kalian RELA KEHILANGAN KESEHATAN demi MENGEJAR UANG, tetapi kemudian membayar dengan UANG untuk mengembalikan KESEHATAN.

#Kelima, kalian lebih TABAH manakala Aku UJI dengan KEMELARATAN dan PENYAKIT dibandingkan saat Aku uji dengan banyak rizki dan kesehatan.
Kala kalian MELARAT dan SAKIT, kalian LEBIH DEKAT kepada-Ku dengan ibadah dan doa.
Padahal Aku SENANG bila kalian MENDEKAT kepada-Ku, tapi kalian tidak suka dengan KEMELARATAN dan PENYAKIT tersebut.

Hal-hal itulah yang membuat hidup kalian SUSAH.

Man : Lantas apa nasihat Tuhan agar kami bisa hidup BAHAGIA ?

GOD : Sebenarnya semua nasihat sudah pernah diberikan.
Inilah satu lagi keanehan kalian : SUKA MELUPAKAN nasihat-Ku.
Baiklah Ku ulangi lagi ya beberapa nasehat yg penting:

1. Kalian harus sadar bahwa MENGEJAR RIZKI adalah sebuah KESALAHAN.
Yang seharusnya kalian lakukan ialah MENATA DIRI agar kalian LAYAK dikucuri rizki.
Ingat, rizki berasal dari-Ku.
Jadi JANGAN MENGEJAR RIZKI, tetapi biarlah RIZKI yang MENGEJAR kalian.

2. Ingat : "SIAPA" yang kalian miliki itu LEBIH BERHARGA dari pada "APA" yang kalian punyai.
Memilik "SIAPA" akan mendatangkan "APA", Kehilangan "SIAPA" akan kehilangan "APA" juga...Tetapi bila kamu kehilangan "APA" masih ada "SIAPA" yang akan membantumu.
Jadi, PERBANYAKLAH teman, JAUHI permusuhan...

3. Jangan bodoh dengan CEMBURU dan membandingkan yang dimiliki orang lain, BERSYUKURLAH dengan apa yang telah kalian terima. Karena semuanya akan ditanya DARIMANA kamu dapatkan dan UNTUK APA dibelanjakan.

4. Ingat orang KAYA bukanlah dia yang berhasil mengumpulkan harta yang paling banyak, tetapi adalah dia yang PALING "SEDIKIT" MEMERLUKAN hartanya, sehingga masih sanggup MEMBERI kepada sesamanya.

Tahukah Anda

Dear friends ,

Tahukah anda kalau orang yang kelihatan begitu tegar hatinya, adalah orang
yang sangat lemah dan butuh pertolongan?

Tahukah anda kalau orang yang menghabiskan waktunya untuk melindungi
orang lain adalah justru orang yang sangat butuh seseorang untuk
melindunginya?

Tahukah anda kalau tiga hal yang paling sulit untuk diungkapkan adalah :
Aku cinta kamu, maaf dan tolong aku

Tahukah anda kalau orang yang suka berpakaian warna merah lebih yakin
kepada dirinya sendiri?


Tahukah anda kalau orang yang suka berpakaian kuning adalah orang yang
menikmati kecantikannya sendiri?

Tahukah anda kalau orang yang suka berpakaian hitam adalah orang yang
ingin tidak diperhatikan dan butuh bantuan dan pengertian anda?

Tahukah anda kalau anda menolong seseorang, pertolongan tersebut
dikembalikan dua kali lipat?

Tahukah anda bahwa lebih mudah mengatakan perasaan anda dalam tulisan
dibandingkan mengatakan kepada seseorang secara langsung? Tapi tahukah
anda bahwa hal tsb akan lebih bernilai saat anda mengatakannya dihadapan
orang tsb?

Tahukah anda kalau anda memohon sesuatu dengan keyakinan, keinginan anda
tsb pasti dikabulkan?

Tahukah anda bahwa anda bisa mewujudkan impian anda, spt jatuh cinta,
menjadi kaya, selalu sehat, jika anda memintanya dengan keyakinan, dan
jika anda benar2 tahu, anda akan terkejut dengan apa yang bisa anda
lakukan.

Tapi jangan percaya semua yang saya katakan, sebelum anda mencobanya sendiri

6 Perkara yang ALLAH sembunyikan…

Allah SWT selesai menciptakan Jibrail as dengan bentuk yang cantik, dan Allah menciptakan pula baginya 600 sayap yang panjang , sayap itu antara timur dan barat (ada pendapat lain menyatakan 124, 000 sayap). Setelah itu Jibrail as memandang dirinya sendiri dan berkata:

"Wahai Tuhanku, adakah engkau menciptakan makhluk yang lebih baik daripada aku?.
Lalu Allah swt berfirman yang bermaksud.. "Tidak"

Kemudian Jibrail as berdiri serta solat dua rakaat kerana syukur kepada Allah swt. dan tiap-tiap rakaat itu lamanya 20,000 tahun.Setelah selesai Jibrail as solat, maka Allah SWT berfirman yang bermaksud:

"Wahai Jibrail, kamu telah menyembah aku dengan ibadah yang bersungguh-sungguh, dan tidak ada seorang pun yang menyembahkepadaku seperti ibadat kamu, akan tetapi di akhir zaman nanti akandatang seorang nabi yang mulia yang paling aku cintai, namanya Muhammad. 'Dia mempunyai umat yang lemah dan sentiasa berdosa, sekiranya mereka itu mengerjakan solat dua rakaat yang hanya sebentar sahaja, dan mereka dalam keadaan lupa serta serba kurang, fikiran mereka melayang bermacam-macam dan dosa mereka pun besar juga. Maka demi kemuliaannKu dan ketinggianKu, sesungguhnya solat mereka itu aku lebih sukai dari solatmu itu. Kerana mereka mengerjakan solat atas perintahKu, sedangkan kamu mengerjakan solat bukan atas perintahKu."

Kemudian Jibrail as berkata: "Ya Tuhanku, apakah yang Engkau hadiahkan kepada mereka sebagai imbalan ibadat mereka?"

Lalu Allah berfirman yang bermaksud. "Ya Jibrail, akan Aku berikan syurga Ma'waa sebagai tempat tinggal..."Kemudian Jibrail as meminta izin kepada Allah untuk melihat syurga Ma'waa.Setelah Jibrail as mendapat izin dari Allah SWT maka pergilah Jibrail as dengan mengembangkan sayapnya dan terbang, setiap dia mengembangkan dua sayapnya dia boleh menempuh jarak perjalanan 3000 tahun, terbanglah malaikat jibrail as selama 300 tahun sehingga ia merasa letih dan lemah dan akhirnya dia turun singgah berteduh di bawah bayangan sebuah pohon dan dia sujud kepada Allah SWT lalu ia berkata dalam sujud:

"Ya Tuhanku apakah sudah aku menempuh jarak perjalanan setengahnya, atau sepertiganya, atau seperempatnya? "

Kemudian Allah swt berfirman yang bermaksud. "Wahai Jibrail, kalau kamu dapat terbang selama 3000 tahun dan meskipun aku memberikan kekuatan kepadamu seperti kekuatan yang engkau miliki, lalu kamu terbang seperti yang telah kamu lakukan, nescaya kamu tidak akan sampai kepada sepersepuluh dari beberapa perpuluhan yang telah kuberikan kepada umat Muhammad terhadap imbalan solat dua rakaat yang mereka kerjakan.... ."

Marilah sama2 kita fikirkan dan berusaha lakukan... Sesungguhnya Allah S.W.T telah menyembunyikan enam perkara yaitu :

* Allah S.W.T telah menyembunyikan redhaNya dalam taat.
* Allah S.W.T telah menyembunyikan murkaNya di dalam maksiat.
* Allah S.W.T telah menyembunyikan nama-Nya yang Maha Agung di dalam Al-Quran.
* Allah S.W.T telah menyembunyikan Lailatul Qadar di dalam bulan Ramadhan.
* Allah S.W.T telah menyembunyikan solat yang paling utama di dalam solat 5 waktu.
* Allah S.W.T telah menyembunyikan (tarikh terjadinya) hari kiamat di dalam semua hari.

Semoga kita mendapat berkat daripada ilmu ini. Wallahualam

Cerita, "Malaikat dan Pengusaha"

Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke, sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Di saat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia roh seorang Malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya. Malaikat memulai pembicaraan, "Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia!"

"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ..." kata si pengusaha ini dengan yakinnya.

Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.

Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah pulih? Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit."

Dengan lembut si Malaikat berkata, "aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu."

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra-putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka.

Kata Malaikat, "Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua - itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu."

Kembali terlihat di mana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh, "Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar di hadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri." Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat.

Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini . . . timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat! Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang!

Dengan setengah bergumam dia bertanya, "Apakah di antara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"

Jawab si Malaikat, "Ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah."

Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, "Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu!! Kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00."

Dengan terheran-heran dan tidak percaya,si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

"Bukankah itu Panti Asuhan?" kata si pengusaha pelan.

"Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri."

"Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu."

***

Sahabatku, cerita ini hanyalah sebuah gambaran agar kita lebih instropeksi diri. Saya membayangkan ketika diri saya mati nanti, apakah orang disekeliling saya akan kehilangan, atau sebaliknya mereka mengabaikan atas kematian saya, atau yang paling parah apakah mereka bersyukur malah?

Ah.. mumpung kita masih diberi umur, lakukanlah yang terbaik untuk orang2 disekitar kita, kaena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya.

Dan satu lagi, janganlah engkau meremehkan sedekah, sesuai cerita diatas, justru sedekahnya yang menyelamatkan pengusaha tersebut...

Jazakumullah telah membaca cerita ini, semoga bermanfaat...

Kisah Pak Budi dan Malaikat

Alkisah, diceritakan ada seorang laki-laki yang sudah berumur, Pak Budi namanya, sedang diantar oleh Malaikat Penjaga Surga. (ceritanya sudah di akherat ini)

Pak Budi bertanya, ”Maaf, mas, eh mbak malaikat, saya mau di antar kemana sih?”

Malaikat berkata dengan senyuman yang indah, “Wahai Pak Budi, Anda akan saya antar ke Surga, Pak. Dan Selamat anda mendapatkan Surga yang terbaik disisi-Nya”

”Eit, Tunggu dulu,...! Jujur, saya bahagia mendengar kabar dari anda Kat! (malaikat, dia panggil Kat ^_^). Tapi mungkin anda salah antar nih.... perasaan amal saya biasa-biasa saja. Tak ada yang istimewa. Apa saya pantas masuk surga yang terbaik?” tanya Pak Budi.

”Wah, bapak ini lucu, masak Tuhan kok salah tunjuk?..., dan saya kan Malaikat, ga mungkinlah saya salah antar.” jawab Malaikat ringan

”O ya, benar-benar. Tapi sebelum sampai di Surga, saya mau bertanya kepada anda Kat...Amal apa yang pernah saya lakukan sehingga saya masuk surga itu..?”

”Menurut data dari rekan Malaikat Pencatat Amal Anda, selain ibadah wajib yang anda lakukan setiap hari dengan ikhlas. Ada satu amalan yang memiliki point yang banyak sekali.”

”Wah-wah, opo itu Kat?”

”Sedekah harta!” jawab malakat dengan tegas.

”He he...”

”Kenapa anda ketawa?”

”Gini Kat..., maaf ya, saya yakin kali ini anda salah antar. Mungkin ada Pak Budi lainnya. Kamu tau ndak, bahwa saya ini orang miskin, ga punya harta. Untuk makan aja sulit. Harta dari mana untuk sedekah?... dari logika saja ga nyambung. Iya tho?”

”Mungkin anda telah lupa, suatu ketika Pak Budi pernah bertemu seorang yang sedang kelaparan di jalan. Dan Pak Budi membantunya dengan memberikan uang untuk makan dan transport pulang kerumahnya. Benar?”

”O.. ya, saya ingat itu.., perasaan cuma sama dia saja saya sedekah, karena dia jauh lebih membutuhkan uang itu.”

”Tahukah, siapa orang itu?. Dia adalah seorang yang kaya raya, pemimpin ratusan perusahaan di dunia. Kebetulan dia dirampok ketika dijalan, sehingga mobil dan hartanya hilang semua. dan Pak Budi menolongnya. Sejak saat itu, dia jadi terinspirasi untuk menyedekahkan 80 % dari penghasilannya untuk orang yang membutuhkan. Tidak cuma itu, dia memotivasi kepada puluhan ribu karyawannya untuk bersedekah. Dan tanpa sadar, berbondong-bondong orang kaya ikut bersedekah karena terinpirasi oleh motivasinya.”

”Lalu apa hubungannya dengan saya. Kan beliau yang bersedekah banyak.?”

”Tuhan Maha Adil, segala amalan orang tersebut, adalah karena terinpirasi akan keikhlasan Bapak dalam bersedekah. Maka, amalan orang tersebut, juga amalan bapak. Jadi silahkan, anda akan saya antar ke Surga, dan akan saya ketemukan dengan orang yang pernah bapak tolong tersebut” ajak Malaikat.

Seketika itu juga, mata Pak Budi deras melelehkan air mata, dan berterimakasih kepada Tuhannya, dia merasakan keagungan-Nya dan keadilan-Nya...

~~~

Sahabat, memang cerita di atas cuma sekedar cerita karangan saya. Tapi, ada suatu kebenaran dari cerita tersebut, yakni salah satu amalan yang tidak akan terputus, walau kita sudah meninggal, yakni, sebuah ilmu yang bermanfaat.

Mungkin suatu ketika anda mencopy sebuah cerita motivasi di catatan atau wall Facebook anda, dengan harapan ada yang tercerahkan seperti anda ketika membaca cerita tersebut. Dan ternyata, 10 dari 20 pembaca terinspirasi dari cerita tersebut. Dan 20 orang tersebut melakukan hal yang sama dengan anda mengcopy cerita tersebut di facebooknya. Dan begitu seterusnya. Tanpa sadar, mungkin ada ribuan orang yang telah membaca cerita tersebut, dan terinpirasi untuk menjadi lebih baik.

Yakinlah, anda telah menjadi jalan, sehingga mereka menjadi lebih baik. Dan tentunya amalan mereka, Insya Allah, juga amalan anda.

Jadi jangan kaget, ketika suatu saat ketika anda diakherat, ada kiriman paket berton-ton pahala, karena suatu amalan kecil, dan tulus anda....

*Cerita, ”Pohon Beringin dan Pohon Durian”

Saya teringat sebuah kisah yang diceritakan oleh Pak Zainudin MZ. Mungkin anda sudah pernah mendengar. Tapi tak mengapa, jika saya mencoba mengingatkan kembali kisah ini.

Suatu ketika ada pemuda yang sedang istirahat di bawah pohon beringin. Sambil tiduran, dia merenung, dan berkata,

”Heran, Allah itu tidak adil. Masak pohon beringin yang besar ini kok buahnya kecil-kecil.” katanya dalam hati.

”Sedangankan pohon durian, yang kecil pohonnya, tapi kok besar buahnya...” protes dia dalam hatinya.

Tiba-tiba sebutir buah beringin jatuh menimpa kepala pemuda itu, Tuk...!!

Sang pemudapun kaget, dari lamunannya... tiba-tiba dia beristighfar, meminta ampun kepada Allah atas tuduhannya bahwa Allah tidak adil”

Sahabatku, tahukah anda penyebab sang pemuda itu sadar akan kesalahannya?

Ya,... dia membayangkan jika pohon beringin itu memiliki buah seperti durian, pasti kepalanya remek (hancur) tertimpa buahnya... ^_^

~~~

Sahabatku, saya yakin pernah terbesit dalam diri anda merasakan bahwa Allah tidak adil. Kenapa nasip saya begini? kenapa dia begitu? Kenapa dia mendapatkan itu? sedang saya tidak? Pernahkah?

Jika pernah, maka mohonlah ampun kepada-Nya. Seperti kisah diatas, pemuda tersebut tidak akan sadar akan kesalahannya, sebelum tertimpa buah kecil dari pohon beringin tersebut. Yakinlah Allah Maha adil. Cuma, dari sebagian kejadian, mungkin kita belum tau dan belum paham akan hikmah dan maksud keadilan Allah dengan segala kejadian penciptaan-Nya tersebut.

Ah... sangat wajar saya kira, seberapa besar sih kemampuan otak manusia? Pasti memliki keterbatasan. Karena kita hanya makhluk. Sedangkan Allah adalah zat yang tak terbatas, Maha Segalanya..., karena Dia sang Kholik... Sang Pencipta... Allah yang Maha Adil...!

Jazakumullah telah membaca, semoga bermanfaat...

Hanya ada 3 hari dalam hidup

Yang pertama;

Hari kemarin. (PAST)
Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan;dan mengulangi kegembiraan yang
anda rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja...

Yang kedua:


Hari esok. (FUTURE)
Hingga mentari esok hari terbit,
Anda tak tahu apa yang akan terjadi.
Anda tak bisa melakukan apa-apa esok har.
Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba; biarkan saja...

Yang tersisa kini hanyalah :


Hari ini. (PRESENT)
Pintu masa lalu telah tertutup;
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri anda untuk hari ini.
Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila anda mampu memaafkan
hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan
pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya. Karena yang ada hanyalah hari ini; hari ini yang
abadi.
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka
berlaku buruk pada anda.

Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini,karena mungkin besok cerita
sudah berganti.
Ingatlah bahwa anda menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena
siapa mereka, tetapi karena siapakah diri anda sendiri

Jadi, jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau masa depan membuatmu
bingung, lakukan yang terbaik HARI INI dan lakukan SEKARANG juga!!!!!!

Nilai Seikat Kembang

Seorang pria turun dari sebuah mobil mewah yang diparkir di depan kuburan umum. Pria itu berjalan menuju pos penjaga kuburan. Setelah memberi salam, pria yang ternyata adalah sopir itu berkata, “Pak, maukah Anda menemui wanita yang ada di mobil itu? Tolonglah Pak, karena para dokter mengatakan sebentar lagi beliau akan meninggal!”

Penjaga kuburan itu menganggukan kepalanya tanda setuju dan ia segera berjalan di belakang sopir itu.

Seorang wanita lemah dan berwajah sedih membuka pintu mobilnya dan berusaha tersenyum kepada penjaga kuburan itu sambil berkata, “Saya Ny. Steven. Saya yang selama ini mengirim uang setiap dua minggu sekali kepada Anda. Saya mengirim uang itu agar Anda dapat membeli seikat kembang dan menaruhnya di atas makam anak saya. Saya datang untuk berterima kasih atas kesediaan dan kebaikan hati Anda. Saya ingin memanfaatkan sisa hidup saya untuk berterima kasih kepada orang-orang yang
telah menolong saya.”

“O, jadi Nyonya yang selalu mengirim uang itu? Nyonya, sebelumnya saya minta maaf kepada Anda. Memang uang yang Nyonya kirimkan itu selalu saya belikan kembang, tetapi saya tidak pernah menaruh kembang itu di pusara anak Anda.” jawab pria itu.

“Apa, maaf?” tanya wanita itu denga gusar.

“Ya, Nyonya. Saya tidak menaruh kembang itu di sana karena menurut saya, orang mati tidak akan pernah melihat keindahan seikat kembang.

Karena itu setiap kembang yang saya beli, saya berikan kepada mereka yang ada di rumah sakit, orang miskin yang saya jumpai, atau mereka yang sedang bersedih. Orang-orang yang demikian masih hidup, sehingga mereka dapat menikmati keindahan dan keharuman kembang-kembang itu, Nyonya,” jawab pria itu.

Wanita itu terdiam, kemudian ia mengisyaratkan agar sopirnya segera pergi.

Tiga bulan kemudian, seorang wanita cantik turun dari mobilnya dan berjalan dengan anggun ke arah pos penjaga kuburan.

“Selamat pagi. Apakah Anda masih ingat saya? Saya Ny. Steven. Saya datang untuk berterima kasih atas nasihat yang Anda berikan beberapa bulan yang lalu. Anda benar bahwa memperhatikan dan membahagiakan mereka yang masih hidup jauh lebih berguna daripada meratapi mereka yang sudah meninggal..

Ketika saya secara langsung mengantarkan kembang-kembang itu ke rumah sakit atau panti jompo, kembang-kembang itu tidak hanya membuat mereka bahagia, tetapi saya juga turut bahagia.

Sampai saati ini para dokter tidak tahu mengapa saya bisa sembuh, tetapi saya benar-benar yakin bahwa sukacita dan pengharapan adalah obat yang memulihkan saya!”

Jangan pernah mengasihani diri sendiri, karena mengasihani diri sendiri akan membuat kita terperangkap di kubangan kesedihan. Ada prinsip yang mungkin kita tahu, tetapi sering kita lupakan, yaitu dengan menolong orang lain sesungguhnya kita menolong diri sendiri.

Kebahagiaan

Seorang lelaki berumur 92 tahun yang mempunyai selera tinggi,percaya diri, dan bangga akan dirinya sendiri, yang selalu berpakaian rapi setiap hari sejak jam 8 pagi, dengan rambutnya yang teratur rapi meskipun dia buta, masuk ke panti jompo hari ini.

Istrinya yang berumur 70 tahun baru-baru ini meninggal, sehingga dia harus masuk ke panti jompo.

Setelah menunggu dengan sabar selama beberapa jam di lobi, Dia tersenyum manis ketika diberi tahu bahwa kamarnya telah siap.

Ketika dia berjalan mengikuti penunjuk jalan ke elevator, aku menggambarkan keadaan kamarnya yang kecil, termasuk gorden yang ada di jendela kamarnya. Saya menyukainya, katanya dengan antusias seperti seorang anak kecil berumur 8 tahun yang baru saja mendapatkan seekor anjing.

Pak, Anda belum melihat kamarnya, tahan dulu perkataan tersebut.

Hal itu tidak ada hubungannya, dia menjawab. Kebahagiaan adalah sesuatu yang kamu putuskan di awal. Apakah aku akan menyukai kamarku atau tidak, tidak tergantung dari bagaimana perabotannya diatur tapi bagaimana aku mengatur pikiranku. Aku sudah memutuskan menyukainya. Itu adalah keputusan yang kubuat setiap pagi ketika aku bangun tidur.

Aku punya sebuah pilihan; aku bisa menghabiskan waktu di tempat tidur menceritakan kesulitan-kesulitan yang terjadi padaku karena ada bagian tubuhnya yang tidak bisa berfungsi lagi, atau turun dari tempat tidur dan berterima kasih atas bagian-bagian yang masih berfungsi.

Setiap hari adalah hadiah, dan selama mataku terbuka, aku akan memusatkan perhatian pada hari yang baru dan semua kenangan indah dan bahagia yang pernah kualami dan kusimpan. Hanya untuk kali ini dalam hidupku. Umur yang sudah tua adalah seperti simpanan dibank.
Kita akan mengambil dari yang telah kita simpan. Jadi, nasehatku padamu adalah untuk menyimpan sebanyak-banyaknya kebahagiaan di bank kenangan kita.

Terima kasih padamu yang telah mengisi bank kenanganku.

Aku sedang menyimpannya.

Ingat-ingatlah lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia

1. Bebaskan hatimu dari rasa benci.
2. Bebaskan pikiranmu dari segala kekuatiran.
3. Hiduplah dengan sederhana.
4. Berikan lebih banyak (give more)
5. Jangan terlalu banyak mengharap (expectless)

KISAH ARLOJI YANG HILANG

Ada seorang tukang kayu. Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak disengaja arlojinya terjatuh dan terbenam di antara tingginya tumpukan serbuk kayu. Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk menemukan kembali arlojinya. Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu.

Teman-teman pekerja yang lain juga turut membantu mencarinya. Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan. Tibalah saat makan siang. Para pekerja serta pemilik arloji tersebut dengan semangat yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut. Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari arloji itu, datang mendekati tumpukan serbuk kayu tersebut. Ia menjongkok dan mencari. Tak berapa lama berselang ia telah menemukan kembali arloji kesayangan si tukang kayu tersebut. Tentu si tukang kayu itu amat gembira. Namun ia juga heran, karena sebelumnya banyak orang telah membongkar tumpukan serbuk namun sia-sia. Tapi anak ini cuma seorang diri saja, dan berhasil menemukan arloji itu.

“Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini ?”, tanya si tukang kayu.

“Saya hanya duduk secara tenang di lantai. Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi tik-tak, tik-tak. Dengan itu saya tahu di mana arloji itu berada”, jawab anak itu.

Kata Kata Bijak

1. Kadang hidup begitu sulit untuk dimengerti.. Entah karena emosi kita yang
membutakan logika, atau memang realita yang semakin kompleks?
Entahlah.... Namun, bagaimanapun kita harus belajar bersahabat dengan
hidup seolah akan hidup selamanya, dan melakukan yang terbaik seolah
hanya ada hari ini...

2. Kita menguburkan keraguan kita, tetapi keraguan ini terus muncul kepermukaan. Kita menutupi ketidakdamaian kita, tetapi kedok kita terus terbongkar. Pada kenyataannya kita menemukan bahwa hanya ketika kita mengejar keragu-raguan kita dan mencari kEBENARAN barulah kita mulai mendapatkan kepuasan yang sebenarnya.

3. Kegagalan kita karena kita sudah membatasi diri kita dengan hal yang realisistis atau logika sedangkan orang-orang besar berfikir tdk terbatas tetapi pd sesuatu yg tdk mungkin mereka mengatakan "I CAN"..... Jangan batasi fikirin kita tetapi terus inovatif & kreatif...

4. setiap manusia di ciptakan memiliki akal pikiran untuk berpikir.
manusia tidak ada yang bodoh dan semuanya sama. yang membedakannya adalah cara manusia belajar dan tidak pernah menyerah dalam belajar sesuatu. makin kita semangat dalam belajar sesuatu, maka makin banyak kita tahu.. hiduplah untuk belajar dan jangan untuk bermalas malasan.

5. Terima kasih adalah ucapan yang sangat simple tapi punya pengaruh yang sangat
baik bagi orang yang menerimanya, sebagai bentuk ungkapan kita menghargai apa yang telah diberikan/ dilakukan buat kita.....semoga kita tidak pernah lupa mengucapkan terima kasih saat menerima sesuatu dari orang lain..

6. Anda bertanggung jawab atas kehidupan anda. Anda tidak bisa terus
menerus menyalahkan orang lain untuk kesalahan-kesalahan dalam hidup
anda. Hidup ini sebenarnya adalah tentang melanjutkan kehidupan itu
sendiri.
You are responsible for your life. You can’t keep blaming somebody else for your dysfunction. Life is really about moving on.
~ Oprah Winfrey~

7. Dalam lubuk hati tiap orang terdapat sebuah kerinduan, yaitu rindu
untuk pulih, dipulihkan, dan memulihkan. Yaitu : menyembuhkan penyakit.
Mengutuhkan keretakan. Menyambung yang putus. Membereskan yang kacau.
Menentramkan yang rusuh. Menguatkan yang lemah. Meratakan yang miring.
Memaafkan kesalahan. Mendamaikan permusuhan.... Mengumpulkan yang
tercerai. Mempertemukan yang terpisah. Membersihkan yang tercemar.
Meneduhkan kegelisahan. Meluruskan yang bengkok. Mengadilkan apa yang
tidak adil. Merangkul yang terbuang. Menyambut yang tersisih. Menghibur
yang sedih. Memperbaiki yang rusak. Menegakkan yang terkulai.
* Andar Ismail*

8. Setiap orang bisa mendidihkan air.Bedanya terletak pada banyak air,besar api,dan lama waktunya.Bila airnya banyak dan ingin cepat maka apinya harus besar,bila apinya kecil dan airnya banyak maka waktunya lama,bila ingin waktunya cepat sementara apinya juga kecil maka airnya juga hrs sedikit,Demikianlah kesuksesan itu(a...ir yang mendidih) adalah kombinasi dari usaha(api) dan hasil yg diharapkan(air) dan kesabaran(waktu)

9. Saat Tuhan menjawab doamu, Ia menambahkan imanmu. Saat Tuhan belum menjawab doamu, Ia menambah kesabaranmu. Saat Tuhan sudah menjawab tetapi bukan doamu, Ia mau memberimu yang terbaik

10. Kita tdk bisa bersikap spti seseorg yg kapalnya karam dan duduk di ujung sekoci penolong tanpa berbuat apa2 sementara setiap org di ujung lainnya mati-matian menciduk air dan berkata, 'Terima kasih Tuhan, lubangnya tidak berada di sisi sekoci penolong saya. 'Kita semua membutuhkan org lain dan jika kita tdk mengetahuinya, kita berada dlm masalah.

11. Tidak salah jika orang miskin bergaul dengan orang kaya,tetapi jika si miskin berusaha menjadi seperti orang kaya dengan meniru gaya hidup mewah,maka dia akan tersesat untuk mendapatkan uang dengan cara apa pun. Padahal sebenarnya dia sangat berbeda,sebab sebetulnya orang kaya itu sangat berhemat karena jumlah yg merek...a habiskan untuk hidup mewah ternyata cuma sebagian kecil dari penghasilan mereka yg amat besar.

12.Kalau seorang anak hidup dengan kritik, ia akan belajar menghukum.
Kalau seorang anak hidup dengan permusuhan, ia akan belajar kekerasan.
Kalau seorang anak hidup dengan olokan, ia akan belajar menjadi malu.
Kalau seorang anak hidup dengan rasa malu, ia akan belajar merasa bersalah.
Kalau seorang anak hidup dengan dorongan..., ia akan belajar percaya diri.
Kalau seorang anak hidup dengan keadilan, ia akan belajar menjalankan keadilan.
Kalau seorang anak hidup dengan ketentraman, ia akan belajar tentang iman.
Kalau seorang anak hidup dengan dukungan, ia akan belajar menyukai dirinya sendiri.
Kalau seorang anak hidup dengan penerimaan serta persahabatan, ia akan belajar untuk mencintai dunia.

13. jangan menggunakan waktu untuk mencari talenta sebanyak-banyaknya,tetapi gunakanlah waktu untuk mengembangkan talenta yg sudah dimiliki. sebab,orang lain tidak membutuhkan orang yang memiliki banyak talenta yang pas-pasan tetapi membutuhkan orang dengan 1 talenta yang maksimal.

14. Jangan permah meminta orang lain utk mengerti anda, tetapi andalah yg harus bljr MEMAHAMI org lain. Jika engkau selalu memaksa org lain utk mengerti engkau, engkau hanya akan menuai kekecewaan. Sebaliknya jika engkau TELAH MAMPU memahami org lain maka engkau telah menghilangkan KONFLIK dan semakin byk org yg mampu engkau pahami maka semakin bijaklah engkau.

15. banyak orang "mengukur" kebahagiaan, kesuksesan, dan syukur dengan seberapa besar materi yang sudah mereka dapat, tapi terkadang kita lupa bersyukur dengan nikmat sehat,cinta, kasih sayang, kebersamaan,dan kita masih bisa diberi kesempatan hidup dan beribadah hingga detik ini.

16. Memaafkan & melupakan sakit hati kepada orang yang telah menyakiti kita memang tidak semudah meniup nyala api lilin yang akan hilang atau padam seketika tanpa meninggalkan seberkas cahaya ataupun bayangan apapun.
Cahaya api lilin yang padam dengan mudah menjadikan gelap gulita sekelilingnya, termasuk bayangan tak akan ...nampak. Inilah yang mungkin kita harapkan ada di dalam hati & diri kita memaafkan seseorang sekaligus melupakan sakit hati sampai hilang tanpa bekas.
Sulit …karena kita memang belum bisa menjadi seperti lilin yang rela berkorban demi kebahagiaan orang lain, tetapi setidaknya kita sudah berusaha berlatih menjadi seperti dia.

17. puluhan bahkan ratusan kata-kata bijak dan menggugah tidaklah akan berarti apabila yang membaca dan menemukan kata-kata tersebut tak juga bisa berubah dan bertindak menuju perbaikan setelah kata-kata tersebut diketahui dan dipahaminya.

18. Seorang profesional adalah seseorang yang dapat melakukan kesalahan sekecil mungkin dalam bekerja dan tetap dapat bekerja dengan baik sekalipun menghadapi tugas yang paling tidak disukai.

19. Orang yg mempunyai kebiasaan menunda sebuah tindakan biasanya sangat ahli menemukan alasan2 yang kedengarannya sangat masuk akal. Mereka selalu menunggu saat yang tepat untuk maju namun sayangnya seiring berlalunya waktu mereka tidak menemukan alasan yang tepat untuk bertindak sehingga ketakutannya semakin besar untuk memulai langkah awalnya.

20. Kerakusan pada dunia, memberi KELETIHAN pada HATI dan BADAN...

21. Tak mengapa jika orang-orang mengatakan kita masih hijau dan kecil karena itu pertanda masih ada harapan untuk tumbuh dan berkembang dan juga tak mengapa jika orang menganggap kita sudah matang selagi kita tidak merasa matang dan besar sendiri karena jika demikian maka akan sulit untuk tumbuh & berkembang lagi dan itu berarti tinggal menunggu busuk dan jatuhnya

22. "saya nggak benci dia kok, saya cuma sakit hati aja".
Itulah yang biasa kita katakan untuk mengingkari perasaan. Padahal sakit hati & benci sama saja.
Tak ada gunanya kita berpura2 tak punya masalah dgn emosi kita. Mengakui adalah hal penting, agar kita merasa bertanggungjawab untuk segera mengatasinya.
Sebab rasa sakit h...ati bagaimanapun kecilnya adalah penyakit yang mengganggu, yang bila tak segera di obati akan menjadi kerikil2 yang mengganggu dalam kehidupan kita.

23. Kebahagiaan adalah api suci yg tidak pernah padam, yg merupakan semangat hidup, ketika anda ingin meraihnya api tersebut akan selalu menyertai anda, ketika anda ingin melepaskannya maka api itu akan padam selamanya....

24. miLiki hati yang tak pernah membenci….
sebuah senyuman yang takkan pernah pudar…
sebuah sentuhan yang takkan pernah menyakiti..
dan….
sebuah kasih sayang yang takkan pernah berakhir…

25. Manusia adalah Ciptaan Tuhan yg paling unggul dari segala mahluk dibumi dengan Hati Nurani, Akal Budi dan Kehendak Bebas, tp semua ini menjadi Incaran dan kerap Diracuni si Iblis dan Manusia Cenderung menjadi Jahat. Tapi dalam menggunakan hak Bebas itu tetap ada Hukuman dan Kosekwensinya, karena itu Jagalah Hati dgn Kewaspadaan dan terus Melekat pada Perlindungan NYA.

26. Banyak orang yang ingin berubah. Mereka bertanya dan minta tolong. Saat solusi diberikan, mereka membuat alasan bahwa solusi tersebut bukan untuk mereka....Sungguh, perubahan tidak akan terjadi sampai Anda sendiri yang mengambil keputusan untuk berubah.......

27. “jadikanlah pikiranmu setajam pedang. Jadikanlah hatimu sebening embun pagi, jadikanlah ototmu sekuat baja” karena setiap kesuksesan di dunia ini hanya dapat diperoleh dari “belajar, pengendalian diri terhadap hawa nafsu dan kerja keras”

28. Janganlah merasa terlalu kecewa, tetapi jalanilah hidup setiap saat dengan sepenuh hati kamu. Apapun yang mesti kamu lakukan, lakukan dengan kebaktian penuh. Miliki iman pada Tuhan dan rencana agung seluruh alam semesta

29. Langit akan selalu terlihat mendung dari balik jendela yang kotor dan berdebu. Hidup ini akan terlihat suram bagi orang yang selalu memiliki pandangan negatif terhadap semua hal. Sebab dia tidak pernah mensyukuri dan menyadari betapa sering sebetulnya Tuhan telah memberikan dia berkah sama seperti jendela kotor tadi ya...ng terus menerus menghalangi cahaya matahari yang ingin masuk.

30. Kejujuran adalah batu penjuru dari segala kesuksesan,Pengakuan adalah motivasi terkuat.
Bahkan kritik dapat membangun rasa percaya diri saat“disisipkan” diantara pujian.

31. Janganlah kita mencari perhatian orang dgn kebohongan2 , sesungguhnya kita akan hidup tenang dgn bersikap Jujur. kalau kita melakukan kebohongan2 dgn Seri Pertama maka akan terus melakukan dgn Seri2 selanjutnya dgn lebih berani lagi.

32. Sebenarnya tak ada “dosa kecil” bagi mereka yang betul2 menghindar dari kesedihan dan tak ada “amalan besar” bagi mereka yang betul2 mengejar kebahagiaan
karena dosa adalah magnit kesedihan dan amal adalah fatamorgana kebahagiaan.
Mari perbanyak berbagi kebahagiaan.

PESAN BUAT ANAKKU

Anak ku
Jika waktuku utk bernafas hanya tinggal setahun....
aku akan mengingatkanmu untuk menundukkan kepala
dan sujud kepadaNYA...tanpa satupun khilaf...
aku akan mengantarkanmu disetiap gerbang hidup
yang kan kau lalui....

jika waktuku tinggal sebulan untuk mendampingimu..
malangkah lalui hari demi hari...
aku akan isi setiap jam untukmu...cerita tentang cinta
yang tak berbatas alam ini...
taukah kau anakku...
bahwa hidup ini adalah buah cinta
yang tak dapat digantikan oleh apapun...
kecuali cinta itu sendiri....

jika waktuku tinggal satu jam saja bersamamu...
aku akan ceritakan padamu tentang kematian itu...
aku akan ceritakan tentang tidur panjang yang indah itu...
bila kita menorehnya dengan kasih sayang...
bila kita ada dan berguna bagi yang lain...
bila kita hidup tanpa mengacak alam ini...
bila kita hidup...
dan ingat pada kematian itu...
bila kita selalu meminta dan bersyukur...
pada yang menjaga hidup dan kematian itu...

bila waktuku tiba...
anakku...
camkan apa yang tlah kukalungkan dihatimu.... agar kau tau bahwa hidup ini indah....
jika kau melukisnya dengan doa....
Dng rasa syukur

Kembalilah Ayah

kasih sayangmu
Akan kebersamaan kita

Ayah...
Kini anak-anakmu telah beranjak dewasa
Dewasa tanpa kasih sayang orang tua yang lengkap
Ada sesuatu yang mengganjal dalam hati ini
Tidak lengkap tanpa kehadiranmu,

Ayah
Waktu demi waktu
Hari demi hariKita lewati dengan perjuangan keras
Merasakan kerasnya hidup ini, tanpa adanya Kau, Ayah
Kini semuanya telah bertambah umur
Anak-anakmu sudah dewasa
Demikian Ibu juga makin berumur
Tentunya Ayah juga makin berumur
Mengapa Kau tidak kembali pada kami, Ayah

Pada kami, keluargamu sebenarnya
Keluargamu seutuhnya
Mari kita memulai kembali hidup baru
Menghilangkan segala amarah, dendam,
dan egois

Demi keluargamu
Demi anak-anakmu
Kita membutuhkanmu Ayah
Kita merindukanmu Ayah
Saat-saat kita bersama, berkumpul, dan berbahagia
Bersama kita memulai hidup baru
Bersama dengan keluargamu,

Dengan istrimu,
Dengan anak-anakmu
Inilah permohonan dari anak-anakmu, Ayah
Semoga Engkau sadar dan kembali kepada keluargamu
Kutuliskan puisi ini dengan tetes air mata yang tulus
Semoga Tuhan juga mendengarkan dan mengabulkannya
Kita sayang padamu, Ayah

Kisah Taubatnya Malik bin Dinar (Seorang Ulama Besar)

Diriwayatkan dari Malik bin Dinar, dia pernah ditanya tentang sebab-sebab dia bertaubat, maka dia berkata : "Aku adalah seorang polisi dan aku sedang asyik menikmati khamr, kemudian aku beli seorang budak perempuan dengan harga mahal, maka dia melahirkan seorang anak perempuan, aku pun menyayanginya.

Ketika dia mulai bisa berjalan, maka cintaku bertambah padanya. Setiap kali aku meletakkan minuman keras dihadapanku anak itu datang padaku dan mengambilnya dan menuangkannya di bajuku, ketika umurnya menginjak dua tahun dia meninggal dunia, maka aku pun sangat sedih atas musibah ini.

Ketika malam dipertengahan bulan Sya�ban dan itu di malam Jum�at, aku meneguk khamr lalu tidur dan belum shalat isya�. Maka akau bermimpi seakan-akan qiyamat itu terjadi, dan terompet sangkakala ditiup, orang mati dibangkitkan, seluruh makhluk dikumpulkan dan aku berada bersama mereka, kemudian aku mendengar sesuatu yang bergerak dibelakangku.

Ketika aku menoleh ke arahnya kulihat ular yang sangat besar berwarna hitam kebiru-biruan membuka mulutnya menuju kearahku, maka aku lari tunggang langgang karena ketakutan,

Ditengah jalan kutemui seorang syaikh yang berpakaian putih dengan wangi yang semerbak, maka aku ucapkan salam atasnya, dia pun menjawabnya, maka aku berkata :

"Wahai syaikh ! Tolong lindungilah aku dari ular ini semoga Allah melindungimu". Maka syaikh itu menangis dan berkata padaku :

"Aku orang yang lemah dan ular itu lebih kuat dariku dan aku tak mampu mengatasinya, akan tetapi bergegaslah engkau mudah-mudahan Allah menyelamatkanmu",

Maka aku bergegas lari dan memanjat sebuah tebing Neraka hingga sampai pada ujung tebing itu, aku lihat kobaran api Neraka yang sangat dahsyat, hampir saja aku terjatuh kedalamnya karena rasa takutku pada ular itu. Namun pada waktu itu seorang menjerit memanggilku,

"Kembalilah engkau karena engkau bukan penghuni Neraka itu!", aku pun tenang mendengarnya, maka turunlah aku dari tebing itu dan pulang. Sedang ular yang mengejarku itu juga kembali. Aku datangi syaikh dan aku katakan,

"Wahai syaikh, aku mohon kepadamu agar melindungiku dari ular itu namun engkau tak mampu berbuat apa-apa". Menangislah syaikh itu seraya berkata, "Aku seorang yang lemah tetapi pergilah ke gunung itu karena di sana terdapat banyak simpanan kaum muslimin, kalau engkau punya barang simpanan di sana maka barang itu akan menolongmu"

Aku melihat ke gunung yang bulat itu yang terbuat dari perak. Di sana ada setrika yang telah retak dan tirai-tirai yang tergantung yang setiap lubang cahaya mempunyai daun-daun pintu dari emas dan di setiap daun pintu itu mempunyai tirai sutera.

Ketika aku lihat gunung itu, aku langsung lari karena kutemui ular besar lagi. Maka tatkala ular itu mendekatiku, para malaikat berteriak : "Angkatlah tirai-tirai itu dan bukalah pintu-pintunya dan mendakilah kesana!" Mudah-mudahan dia punya barang titipan di sana yang
dapat melindunginya dari musuhnya (ular).

Ketika tirai-tirai itu diangkat dan pintu-pintu telah dibuka, ada beberapa anak dengan wajahberseri mengawasiku dari atas. Ular itu semakin mendekat padaku, maka aku kebingungan, berteriaklah anak-anak itu :

"Celakalah kamu sekalian!, Cepatlah naik semuanya karena ular besar itu telah mendekatinya"Maka naiklah mereka dengan serentak, aku lihat anak perempuanku yang telah meninggal ikutmengawasiku bersama mereka. Ketika dia melihatku, dia menangis dan berkata :

"Ayahku, demi Allah!" Kemudian dia melompat bak anak panah menuju padaku, kemudian dia ulurkan tangan kirinya pada tangan kananku dan menariknya, kemudian dia ulurkan tangan
kanannya ke ular itu, namun binatang tersebut lari.

Kemudian dia mendudukkanku dan dia duduk di pangkuanku, maka aku pegang tangan kanannyauntuk menghelai jenggotku dan berkata :

"Wahai ayahku! Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah". (QS. Al-Hadid : 16).

Maka aku menangis dan berkata : "Wahai anakku!, Kalian semua faham tentang Al-Qur�an", maka dia berkata :

"Wahai ayahku, kami lebih tahu tentang Al-Qur�an darimu", aku berkata :

"Ceritakanlah padaku tentang ular yang ingin membunuhku", dia menjawab :

"Itulah pekerjaanmu yang buruk yang selama ini engkau kerjakan, maka itu akan memasukkanmu ke dalam api Neraka", akau berkata :

"Ceritakanlah tentang Syaikh yang berjalan di jalanku itu", dia menjawab : "Wahai ayahku, itulah amal shaleh yang sedikit hingga tak mampu menolongmu", aku berkata :

"Wahai anakku, apa yang kalian perbuat di gunung itu?", dia menjawab : "Kami adalah anak-anak orang muslimin yang di sini hingga terjadinya kiamat, kami menunggu kalian hingga datang pada kami kemudian kami memberi syafa�at pada kalian". (HR. Muslim dalam shahihnya No. 2635).

Berkata Malik : "Maka akupun takut dan aku tuangkan seluruh minuman keras itu dan kupecahkan seluruh botol-botol minuman kemudian aku bertaubat pada Allah, dan inilah cerita tentang taubatku pada Allah".

Dikutip dari : Hakikat Taubat.

Rp.1000,- Vs Rp.100000,-

Proses Pembelajaran

Semoga Bermanfaat


Menggelitik & menyindir Happy
==============
Konon, uang seribu dan seratus ribu memiliki asal-usul yang sama tapi
mengalami nasib yang berbeda. Keduanya sama-sama dicetak di PERURI
dengan bahan dan alat-alat yang oke.

Pertama kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu sama-sama
bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik.
Namun tiga bulan setelah keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus
ribu
bertemu kembali di dompet seseorang dalam kondisi yang berbeda. Uang
seratus ribu berkata pada uang seribu :"Ya, ampiiiuunnnn. ..........
darimana saja kamu, kawan? Baru tiga bulan kita berpisah, koq kamu udah
lusuh banget? Kumal, kotor, lecet dan...... bau! Padahal waktu kita
sama-sama keluar dari PERURI, kita sama-sama keren kan ..... Ada apa
denganmu?"
Uang seribu menatap uang seratus ribu yang masih keren dengan perasaan
nelangsa. Sambil mengenang perjalanannya, uang seribu berkata :
"Ya, beginilah nasibku , kawan. Sejak kita keluar dari PERURI, hanya
tiga
hari saya berada di dompet yang bersih dan bagus. Hari berikutnya saya
sudah pindah ke dompet tukang sayur yang kumal. Dari dompet tukang
sayur,
saya beralih ke kantong plastik tukang ayam. Plastiknya basah, penuh
dengan darah dan taik ayam.

Besoknya lagi, aku dilempar ke plastik seorang pengamen, dari pengamen
sebentar aku nyaman di laci tukang warteg. Dari laci tukang warteg saya
berpindah ke kantong tukang nasi uduk, dari sana saya hijrah ke
'baluang'
(pren : tau kan baluang...?) Inang-inang.
Begitulah perjalananku dari hari ke hari. Itu makanya saya bau, kumal,
lusuh,
karena sering dilipat-lipat, digulung-gulung, diremas-remas. ......"

Uang seratus ribu mendengarkan dengan prihatin.: "Wah, sedih sekali
perjalananmu, kawan! Berbeda sekali dengan pengalamanku. Kalau aku ya,
sejak kita keluar dari PERURI itu, aku disimpan di dompet kulit yang
bagus
dan harum.

Setelah itu aku pindah ke dompet seorang wanita cantik. Hmmm...
dompetnya
harum sekali. Setelah dari sana , aku lalu berpindah-pindah,
kadang-kadang
aku ada di hotel berbintang 5, masuk ke restoran mewah, ke showroom
mobil
mewah, di tempat arisan Ibu-ibu pejabat, dan di tas selebritis. Pokoknya

aku selalu berada di tempat yang
bagus. Jarang deh aku di tempat yang kamu ceritakan itu. Dan...... aku
jarang lho ketemu sama teman-temanmu. "

Uang seribu terdiam sejenak. Dia menarik nafas lega, katanya :
"Ya. Nasib kita memang berbeda. Kamu selalu berada di tempat yang
nyaman.
Tapi ada satu hal yang selalu membuat saya senang dan bangga daripada
kamu!"

"Apa itu?" uang seratus ribu penasaran.
"Aku sering bertemu teman-temanku di kotak-kotak amal di mesjid atau di
tempat-tempat ibadah lain. Hampir setiap minggu aku mampir di
tempat-tempat itu. Jarang banget tuh aku melihat kamu disana....."

APA YANG MAU KITA SOMBONGKAN

Seorang pria yang bertamu ke rumah Seorang Suhu tertegun keheranan.
Dia melihat Sang Suhu sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras.

Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya, "Apa yang sedang Anda lakukan?"
Sang Suhu menjawab, "Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat.
Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka.
Mereka pun tampak puas sekali.
Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat.
Kesombongan saya mulai bermunculan.
Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya."

Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari.

Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, lebih berkuasa, lebih tinggi pangkatnya dan lebih terhormat daripada orang lain.

Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih hebat, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan
orang lain.

Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya.
Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan.
Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence). Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan.
Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.
Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub.

Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan ******* dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.

Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan.

Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan.

Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara
tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong. Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita lihat adalah "tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.

Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri. Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.

Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam. Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri dan Tuhan sangat tidak menyukai orang-orang yang sombong.

Kalau begitu, apa yang mau kita sombongkan?

Semoga bermanfaaf

Have a Positive Day

SHALAWAT NABI

Nasabun tahsibul ‘ulâ bihulâh,
qalladathâ nujûmahal jawza-u

(Inilah untaian nasab yang dengan berhias namanya menjadi tinggi,
laksana kecemerlangan bintang Aries di antara bintang-bintang yang membuntuti).

Habbadzâ ‘iqdu sûdadiw wa fakhâri,
anta fîhil yatimatul ‘ashma-u

(Betapa indah untaian yang sangat mulia dan membanggakan itu,
dengan dikau yang laksana liontin berkilau di dalamnya).

Rangkaian pembacaan Maulid biasanya dibuka dengan shalawat dan doa yang dirangkai dalam bentuk qashidah nan indah. Pembacaan Maulid Diba’ dan Barzanji, misalnya, selalu diawali dengan syair berikut:

Ya Rabbi shalli ‘alâ Muhammad
Ya Rabbi shalli ‘alaihi wa sallim
Ya Rabbi balligh-hul wasîlah
Ya Rabbi khush-shah bil fadhîlah

(Wahai Tuhan, tetapkanlah limpahan rahmat kepada Nabi Muhammad.
Wahai Tuhan, tetapkanlah limpahan rahmat dan kesejahteraan kepadanya.
Wahai Tuhan, sampaikanlah kepadanya sebagai perantara.
Wahai Tuhan, khususkanlah kepadanya dengan keutamaan).

Sedangkan Simthud Durar dibuka dengan syair:

Ya Rabbi shalli ‘alâ Muhammad
Mâ lâha fil ufuqi nûru kawkab

(Wahai Tuhan,
selagi cahaya bintang gemintang masih gemerlapan di kaki langit,
tetapkanlah limpahan rahmat kepada Nabi Muhammad).

Seluruh ungkapan dalam Maulid memang disusun dengan bahasa sastra yang sangat tinggi. Dalam disiplin ilmu balaghah (paramasastra bahasa Arab), penyimbolan dan metafora (tasybih) dalam Maulid sudah masuk kategori baligh, tingkatan metafora tertinggi.

Qashidah lain yang sangat populer dan sangat baligh terdapat dalam Maulid Barzanji:

Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nuri

(Engkaulah surya, engkaulah purnama.
Engkau cahaya di atas cahaya)

Dalam tradisi sastra Arab, syair tersebut bernilai tinggi justru karena menghilangkan sebagian unsur kalimatnya. Jika dilengkapi – yang berarti menurunkan kualitasnya – kalimat tersebut bisa berbunyi...

Anta kasy-syamsi fi tanwiri qulubin nas
Anta kal badri fil taksyifi zhulamiz zamani
Anta fil anbiya-i ka nurun fawqa nuri

(Engkau laksana surya, dalam menyinari hati manusia.
Engkau laksana purnama, dalam menyingkap kegelapan masa.
Di antara para nabi, Engkau laksana cahaya di atas cahaya).

Pengalaman Pengantin Baru

oleh Cahaya Khairani - Eramuslim
Menegur orang yang berbuat salah itu adalah suatu kebajikan, bahkan menurut saya menegur orang yang berbuat salah lebih sulit ketimbang mengajak orang lain berbuat kebaikan. Tapi, bagaimana bila yang terjadi justru sebaliknya, bukannya menegur orang yang berbuat salah, melainkan salah menegur orang yang tidak berbuat salah? Duh...yang pertama, malu pastinya. Hati-hati, teguran kita justru dapat menjadi fitnah, lha wong nggak berbuat salah kok? Bisa dituntut dengan pasal pencemaran nama baik atau perbuatan tidak menyenangkan lho...
Saya mendapatkan sebuah pelajaran yang berharga akan hal ini, dari pengalaman saya sendiri.
Dua hari setelah acara pernikahan, saya mengajak suami ke desa tempat tinggal nenek saya. Menjenguk nenek saya yang sedang sakit, sekaligus memperkenalkan keluarga besar saya pada suami. Pagi hari usai sholat subuh saya dan suami keluar rumah untuk menikmati pemandangan desa dan menghirup segarnya udara pagi pedesaan.
Ditengah jalan, kami berpapasan dengan rombongan pemuda yang berpenampilan khas anak santri, sekitar 5 orang. Arah kami berlawanan. Hanya dua langkah setelah mereka melewati saya dan suami, salah seorang berseru,
"Bukan mahrom !"
Suasana yang hening membuat seruan itu terdengar begitu jelas. Saya dan suami menengok ke samping kanan, kiri, dan belakang kami, tak ada orang lain selain kami, dan hanya kami yang merupakan pasangan. Sedikit bingung, karena kami tidak berlaku sebagaimana orang pacaran, seperti bergandengan tangan atau berangkulan.
Oalah...saya dan suami pun kemudian mengerti. Rupanya mereka mengira saya dan suami adalah pasangan bukan mahrom, yang pagi-pagi buta jalan hanya berduaan. Saya dan suami saling berpandangan, tertawa geli.
Saya menghargai keberaniannya untuk menegur. Eh salah, baru disebut berani bila ia berdiri ke hadapan kami dan menegur secara langsung, bukan berteriak sambil lalu, kemudian berbuat seolah-olah tak pernah berkata apa-apa. Tapi biarpun begitu, saya tetap merasa salut dengan niat baiknya nahi munkar, sayang ia memperingatkan orang yang salah. Saya dan laki-laki yang jalan bersama saya sudah sah menikah. Masak jalan berduaan sama suami nggak boleh ?
Dilain waktu, masih dalam suasana pengantin baru (Lima hari setelah hari pernikahan). Ketika Jogja tertimpa bencana gempa, saya dan suami berangkat ke Jogja dari Lombok, tanah kelahiran saya. Di Jogja saya ikut sebagai relawan sebagai tim medis mobile clinic.
Sembari menunggu mobil yang akan membawa saya dan tim medis lainnya ke lokasi-lokasi bencana, saya mengambil handphone dan mengetik SMS. Seorang akhwat yang belum saya kenal rupanya secara tidak sengaja atau sengaja ? Melihat barisan kata yang tengah saya ketik dihandphone saya,
"Sayang, lagi ngapain...? Adek kangen..."
Terkirim kepada "Lelaki Surga", nama yang saya berikan untuk suami didalam kontak handphone saya.
Sepanjang perjalanan menuju ke lokasi bencana, si akhwat tersebut acuh tak acuh terhadap saya, tak ada keramahan yang ia tunjukkan. Ketika tiba dilokasi dan kami mulai bekerja, disela-sela istirahat, teman dari akhwat tersebut bertanya pada saya,
"Mbak dari mana...?"
"Saya dari lombok..."
"Lho, jauh sekali...terus disini (Jogja) tinggal sama siapa?"
"Nginap di rumah Budenya suami..."
Si akhwat yang sempat melirik SMS mesra saya tadi, mendengar perbincangan antara saya dengan temannya. Serta merta ia terperangah dan berkata,
"Ooooh mbak udah nikah, yaa...? Duhh...saya jadi maluu..."
Barulah sikapnya berubah ramah terhadap saya.
Tidak tabayun (Konfirmasi), Su'udzon deh jadinya...
Belajar dari pengalaman tersebut, saya pun jadi lebih berhati-hati menilai orang lain. Ternyata, kita tidak boleh begitu saja menilai orang lain itu salah dari hanya penglihatan luar kita saja, apalagi bila hanya berdasarkan prasangka.
Suatu hari, ketika saya tengah ikut suami ke kampus, sembari menunggu suami selesai kuliah, saya main internet di warnet kampus. Di box tepat didepan saya digunakan oleh sepasang muda-mudi yang tingkah laku mereka membuat saya merasa gerah. Perempuannya menggunakan celana super pendek dan ketat dengan baju atasan tak kalah ketat dan terbuka, sedang yang laki-laki menggunakan jaket bertopi yang menutupi kepalanya. Melihat dari cara berpakaian si perempuan, mungkin wajar bila orang menyangka ia bukanlah perempuan baik-baik.
Tingkah mesra mereka yang saling memeluk dan mencium membuat saya jengah hingga kehilangan konsentrasi. Berbagai pikiran negatif berkecamuk dalam benak saya. Mereka harus diberi peringatan, nih! Sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan! Saya pun menyusun kalimat apa yang akan saya lontarkan kepada mereka, terus terang deg-degan! Nahi Munkar memang butuh keberanian lebih. Eit...tunggu dulu, siapa tahu mereka itu pasangan menikah ? Cegah bathin saya. Teringat kembali pengalaman saya ketika pengantin baru dahulu, disangka pasangan yang belum halal alias pacaran.
Dengan menghimpun keberanian, saya pun mendekati pasangan muda-mudi tersebut.
"Mbak sama Masnya ini suami-isteri, bukan?"
Dijawab oleh yang perempuan dengan ramah, "Oh, iyaa...kita ini baru aja menikah...baru beberapa hari yang lalu"
"Ooo...pengantin baru, pantesan mesra-mesraan gitu..." Ujar saya tersenyum.
Ufh...lega...
Lega yang pertama karena mereka tidak sedang berbuat "mesum". Lega yang kedua karena saya mengkonfirmasi terlebih dahulu sebelum memberi peringatan. Tadinya, bila mereka menjawab belum menikah, saya sudah menyiapkan khotbah buat mereka. Lain waktu, saya harus belajar untuk selalu melakukan tabayun terlebih dahulu sebelum menilai orang lain salah, ataupun sebelum memberikan peringatan kepada orang lain...

Power Motivasi

Waktu…!!!

Wahai waktu…yang selalu berjalan,
Pelankahlah derap jalanmu,
Tunggulah diriku,

Berkali-kali aku memanggil dari kejauhan,
Kau selalu tak mengihiraukanku,
Tidak kah kau tau diriku telah kau tinggalkan..!!!
Oh…waktu.

Siapakah yang harus bersalah,
Selalu tidak seimbang derap jalan ini denganmu
Apakah hati ini sudah mulai menghitam
Hingga aku tidak sensitive terhadapmu.


Menunda amal kebaikan karena menantikan kesempatan yang lebih baik adalah tanda kebodohan yang memengaruhi jiwa (Ibnu Atha’ilah).

Sesungguhnya waktu, itu menghakimi orang yang menggunakannya.

Saat kita menyia-nyiakan waktu, maka waktu akan menjadikan kita orang yang sia-sia.
Saat kita menganggap waktu tidak berharga, maka waktu akan menjadikan kita manusia yang tidak berharga.

Demikian pula saat kita memuliakan waktu, maka waktu akan menjadikan kita orang mulia. Karena itu, kualitas seseorang terlihat dari cara ia memperlakukan waktu.

Allah SWT menegaskan bahwa orang rugi itu bukan orang yang kehilangan uang, jabatan atau penghargaan. Orang rugi itu adalah orang yang membuang-buang kesempatan untuk beriman, beramal dan saling nasihat-menasihati (QS Al Asher [103]: 1-3).

Maka barangkali menjadi tawaran solusi untuk memperoleh waktu maksimal yaitu:
1. Sensitif terhadap waktu. Dalam sehari semalam tak kurang lima kali kita diwajibkan shalat. Sehari semalam, lima kali Allah SWT mengingatkan kita akan waktu. Shalat pun akan bertambah keutamaannya bila dilakukan di masjid, berjamaah dan tepat waktu. Karena itu, orang-orang yang mendirikan shalat, pasti memiliki manajemen waktu yang baik.
2. Perhatian terhadap waktu.dengan menganngap bahwa waktu adalah sesuatu yang amat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Jika kita menganggap waktu sebagai modal terpenting, maka kita akan sangat sensitif dan perhatian terhadapnya. Kita tidak akan rela sedetik pun waktu berlalu sia-sia. Orang yang perhatian terhadap waktu terlihat dari intensitasnya melihat jam. Ia sangat sering melihat jam. Ia begitu perhitungan, sehingga kerjanya efektif dan cenderung berprestasi. Penelitian menunjukkan semakin seseorang perhatian dengan waktu, semakin berarti dan efektif hidupnya. Ia pun lebih berpeluang meraih kesuksesan.
Insya Allah dengan dua formula ini, bisa menjadikan perhatian tinggi terhadap waktu yang begitu penting dalam meporeloh kesuksesan.

Artikel Lain :