Kisah Seorang Tukang Bakso

Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh yang sedang belajar menggambar peta, juga mewarnai. Hujan rintik rintik selalu menyertai di setiap sore di musim hujan ini.

Di kala tangan sedikit berlumuran tanah kotor,…terdengar suara tek…tekk.. .tek…suara tukang bakso dorong lewat. Sambil menyeka keringat…, ku hentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa mangkok bakso setelah menanyakan anak – anak, siapa yang mau bakso ?

“Mauuuuuuuuu. …”, secara serempak dan kompak anak – anak asuhku menjawab.

Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya. …

Ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini ketika saya
membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue semacam kencleng. Lalu aku bertanya atas rasa penasaranku selama ini.

“Mang kalo boleh tahu, kenapa uang – uang itu Emang pisahkan? Barangkali ada tujuan ?” “Iya pak, Emang sudah memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yang sudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja, Emang hanya ingin memisahkan mana yang menjadi hak Emang, mana yang menjadi hak orang lain / tempat ibadah, dan mana yang menjadi hak cita-cita penyempurnaan iman “.

“Maksudnya.. …?”, saya melanjutkan bertanya.

“Iya Pak, kan agama dan Tuhan menganjurkan kita agar bisa berbagi dengan sesama. Emang membagi 3, dengan pembagian sebagai berikut :

1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidup sehari – hari Emang dan keluarga.

2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq/sedekah, atau untuk melaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi tukang bakso, Emang selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnya yang ukuran sedang saja.

3. Uang yang masuk ke kencleng, karena emang ingin menyempurnakan agama yang Emang pegang yaitu Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya yang mampu, untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu butuh biaya yang besar. Maka Emang berdiskusi dengan istri dan istri menyetujui bahwa di setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini, Emang harus menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan haji. Dan insya Allah selama 17 tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi Emang dan istri akan melaksanakan ibadah haji.

Hatiku sangat…… …..sangat tersentuh mendengar jawaban itu. Sungguh sebuah jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang memiliki nasib sedikit lebih baik dari si emang tukang bakso tersebut, belum tentu memiliki fikiran dan rencana indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkali berlindung di balik tidak mampu atau belum ada rejeki.

Terus saya melanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai berikut : “Iya memang bagus…,tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang mampu, termasuk memiliki kemampuan dalam biaya….”.

Ia menjawab, ” Itulah sebabnya Pak. Emang justru malu kalau bicara soal mampu atau tidak mampu ini. Karena definisi mampu bukan hak pak RT atau pak RW, bukan hak pak Camat ataupun MUI.

Definisi “mampu” adalah sebuah definisi dimana kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya sendiri. Kalau kita mendefinisikan diri sendiri sebagai orang tidak mampu, maka mungkin selamanya kita akan menjadi manusia tidak mampu. Sebaliknya kalau kita mendefinisikan diri sendiri, “mampu”, maka Insya Allah dengan segala kekuasaan dan kewenangannya Allah akan memberi kemampuan pada kita”.

“Masya Allah…, sebuah jawaban elegan dari seorang tukang bakso”.

dari berbagai sumber

Kunci Kebahagiaan Adalah Sujud


"Sesungguhnya jalan keluar itu datang bersama persoalan."

Bagiku,kebahagiaan bukanlah tumpukan harta

Melainkan orang bertakwalah yang paling bahagia

Lembar kebahagiaan pertama dalam buku agenda harian dan kartu pertama dalam jadwal kegiatan sehari-hari adalah Shalat Subuh.Maka,mulailah hari-harimu dengan Shalat Subuh dan awailah semua kegiatanmu dalam setiap hari dengan Shalat Subuh.Dengan begitu,engakau akan selalu berada dalam jaminan Allah,ikatan perjanjian dengan-Nya,perlindungan-Nya,pengawasan dan pengaman-Nya.Allah pun akan senantiasa memeliharamu dari segala keburukan,menuntunmu pada kebaikan dan membawamu pada keutamaan.Sungguh,berkah Allah tidak akan turun pada hari-hari yang tidak diawali dengan Shalat Subuh dan Allah tidak akan menghidupkan sebuah hati yang tidak dimulai dengan Shalat Subuh.

Shalat Subuh merupakan tanda pertama diterimanya seorang hamba disisi Allah,judul pembuka buku keberhasilan dan sisi penting dari sebuah kemenangan,kemualiaan,kemapanan, dan keberhasilan.Maka,selamat bagi mereka yang senanatiasa melaksanakan Shalat Subuh dan celakalah mereka yang tidak memulai hari-harinya dengan Shalat Subuh.



30 Hari Mencari Cinta

Bismillah

Ramadhan…..
Rasanya tak cukup ku menyambut kedatanganmu…
Senyum ini pun tak terlalu manis untukmu..
Semangat ini pun kurang terpompa untuk membersamaimu…
Ilmu kepemahaman tentang mu belum juga memuaskan batinku…

30 hari rasanya terlalu berat untuk menemukan cintaNya untuk-ku
30 Hari, cukup menegangkan bagiku menunggu keputusanMu
Ingin kudapatkan cintaNya, setelah 30 hari kulewati bersamamu…
10 hari pertama tlah Kau buka untuk menggugurkan dosaku, syahru maghfiroh…
10 hari kedua tlah Kau buka untuk memberi pembelajaran & keberkahan hidup, syahru tarbiyah…
10 hari ketiga tlah Kau buka untuk menyeleksi pribadi terkuat diantara kami, syahru Jihadiyah…

Setelah kau datang, aku lupa engkau tamu teramat mulia..
Aku lupa, semangat 11 bulan kedepan ada didirimu…
Aku lupa, sajian ruhiyahku untukmu kurasa sangat tidak mengenakkan..
Aku lupa, 10 hari terlewati dalam kondisi “ payah” tapi kutak perbaikinya
Aku lupa, kubutuh kau hilangkan takutku hadapi 11 bulan kedepanku…
Aku lupa, impianku untuk menghidupkan malamku dengan tangisku

Robb, Jangan biarkan hatiku bebal dan mati
Robb, Aku ingin menangis lepas………….
Robb, Dan aku ingin menangis bebas ………..
Robb, Bukakan pintu hatiku agar dengan senyum kebahagiaan menyambut Ramadhan penuh berkah

Mengadulah Pada Kekasihmu


Ketahuilah,bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah suatu permainan. (QS Al Hadiid, 57:20)

Dan bahwasanya Dia-lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis ( QS. An Najm, 53:43)

Sahabat, kita ini sesungguhnya sedang bermain dalam sebuah panggung kehidupan yang diciptakanNya.Dengan berbagai peran,keadaan, dan penjiwaan.

Peran apa yang sedang engkau mainkan? Seorang yang kaya ataukah miskin? Kaya jiwa ataukah harta? Miskin harta ataukah bathin? Seorang insan yang penuh duka ataukah seorang hamba yang senantiasa ceria dan bahagia? Suatu ketika kita akan tertawa,dan lain waktu kita juga akan dipaksa menangis.Masya Allah, itulah Kuasa-Nya Allah. (Subhanallah,walhamdulilah,walaailaa ha ilallah,Wallaahu Akbar)

Duahai yang sedang dilanda duka,La tahzan wala takhof,janganlah sedih dan janganlah takut.Allah SWT berfirman:

Tuhanmu tidak meninggalkan kamu dan tidak pula benci kepadamu. (QS. Ad Dhuha, 93:3)

Dekati Dia ...

Bukankah dengan Sifat Maha Penyayang-Nya engkau sebut Dia yang Tersayang? Bukankah dengan Sifat Maha Pengasihnya engkau sebut Dia Sang Kekasih?! Mengadulah Pada Kekasihmu!

Dia akan menguatkan jiwamu,meneteramkan qolbumu.Dia sebaik-baiknya penolong.Sebaik-baik pelindung. Percayakan semua pada-Nya karena dalam cinta,harus ada kepercayaan. Ucapkan padaNYa, "Yaa habibi ... wahai Kekasihku, aku ingin mengadu padaMu."

Dengan kelebutan-Nya, Ia berfirman :

Bangunlah untuk shalat di malam hari. Yaitu seperduanya atau kurang dari padanya sedikit.Atau lebih atasnya. (QS. Al Muzzammil, 73:2-4)

Shalatlah dengan penuh rasa cinta dan kerinduan. Itu akan membutmu khusyu'. Kemudian tumpahkanlah segala yang menyesakkan dadamu. curahkan segala isi hatimu,gundah gelisahmu,sampaikan semua pada-Nya. Dengan ungkapan pilu, ataupun didirngi tangisan yang lembut. Karena sesungguhnya Dia adalah sebaik-baik Pendengar.

Dan Berdoalah dengan penuh harap,rendah diri, dan suara perlahan. Seperti do'a yang diajarkan-Nya.:

Rabbi adkhilni mudkhala sidqi-wa akhrijnii mukhraja sidqin-waj 'al lii min-ladunka sulthaanan nashiraa.

Ya Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar keluarkanlah(pula) akan secara keluar yang benar, dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong . (QS. Al Israa, 17:80)

Ataupun doa-doa lain yang menjadi keinginan. Hantarkan ia dengan bahasa yang mudah bagimu, dan jangan pernah merasa sunkan.

Rasullulah s. a. w. bersabda:

Sesungguhnya Raabmu itu pemalu lagi pemurah, merasa malu apabila tidak mengabulkan do'a kepada hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya untuk berdoa lalu dikembalikan kosong. ( HR. Muslim )

Nah, bagaimana keadaanmu sekarang? Terasa ringan, bukan ? Insya Allah. Dan saat-saat yang indah bersama-Nya ini takkan pernah kau lupakan. Di mana engkau akan senantiasa rindu dan ingin selalu menjumpai-Nya. Jika tak bertemu sehari saja. ada sesuatu yang hilang. Dia pun semakin sayang dan cinta padamu.

Sesungguhnya, Sang Kekasih itu senntiasa ada bersamu, tak pernah jauh. Dia begitu dekat, sangat dekat. Mampukah engkau menangkap keberadaan-Nya?

Dia ada disini ... melihat aku menulis untukmu.

Dan melihatmu ... yang kini sedang meresapinya.

Dengarkanlah bisik qalbumu ... dan engkau pun akan merasakannya ... SELAMAT SHOLAT TAHAJUD

Asa Bidadari

Akulah Aisyahmu...
yang selalu ceria dalam pandangmu
yang tak bosan beri senyum terindahku untukmu
simpanan bagi ilmu-ilmumu....

Akulah Fatimahmu...
yang ridho dgn segala pemberianmu,
sahabat dalam tiap pedih dan kesulitanmu...

Akulah kekasihmu, ibu dari anak-anakmu...
yang memberi warna hidupmu,
merenda jutaan hari bersamamu....

Namun....
Sadarkah kau akan semua ini?
Mengapa masih ada sangsi...?

Tak bisakah engkau...
ajariku mengeja kalam-kalamNYA
atau nikmati malam berdua tuk bercinta denganNYA,
menangis haru terpekur syukur...
dalam sujud yang penuh khusuk

Apapun kamu....
Akulah bidadarimu
meski takkan pernah sempurna....

Ya, akulah bidadarimu...
yang tak lelah menyinta
karna cintaku padamu adalah cinta karnaNYA

BY : ENY HARYANTI

Kisah Bidadari Surga

Hiks... hiks.....

Siapkan tissue untuk membaca kisah ini ......


Semoga menjadi hikmah, selamat membaca


Namanya Aini. begitu ummi biasa memanggilnya. Salah satu "adik" terbaik yang pernah ummi miliki, yang pernah ummi temui dan alhamdulillah Allah pertemukan ummi dengannya.

Seharusnya 20 Nopember nanti genap ia menginjak usia 37 tahun. Beberapa tahun bersamanya, banyak contoh yang bisa ummi ambil darinya. Kedewasaan sikap, keshabaran, keistiqomahan, dan pengabdian yang luar biasa meretas jalan dakwah ini. Seorang muharrik dakwah yang tangguh dan tak pernah menyerah. Sosok yang tidak pernah mengeluh, tidak pernah putus asa dan memiliki khusnuzon yang teramat tinggi kepada Allah. Dan dia adalah salah satu amanah ummi terberat, ketika memang harusnya ia sudah memasuki sebuah jenjang pernikahan.

Ketika beberapa akhwat lain yang lebih muda usianya melenggang dengan mudahnya menuju jenjang tersebut, maka Aini ,Allah taqdirkan harus terus meretas kesabaran. Beberapa kali ummi berikhtiar membantunya menemukan ikhwan shalih, tetapi ketika sudah memulai setengah perjalanan proses..Allah pun berkehendak lain. Namun begitu, tidak pernah ada protes yang keluar dari lisannya, tidak juga ada keluh kesah, atau bahkan mempertanyakan kenapa sang ikhwan begitu " lemahnya " hingga tidak mampu menerjang berbagai penghalang ? Atau ketika masalah fisik, suku, serta terlebih usia yang selalu menjadi kendala utama seorang ikhwan mengundurkan diri , Aini pun tidak pernah mempertanyakan atau memprotes " kenapa ikhwan sekarang seperti ini ?

Tidak ada gurat sesal, kecewa, atau sedih pada raut muka ataupun tutur katanya. Kepasrahan dan keyakinan terhadap kehendak Allah begitu indah terlukis dalam dirinya.

Hingga, akhirnya seorang ikhwan shalih yang dengan kebaikan akhlak serta ilmunya, datang dan berkenan untuk menjadikannya seorang pendamping. Tidak ada luapan euphoria kebahagiaan yang ia tampakkan selain ucapan singkat yang penuh makna "Alhamdulillah..jazakillah ummi sudah membantu...mohon doa agar diridhai Allah "

Alhamdulillah , Allah mudahkan proses ta’arauf serta khitbah mereka, tanpa ada kendala apapun seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Padahal ikhwan shalih yang Allah pilihkan tersebut berusia 8 tahun lebih muda dari usianya.

Berkomitmen pada sunnah Rasulullah untuk menyegerakan sebuah pernikahan, maka rencana akad pun direncanakan 1 bulan kemudian, bertepatan dengan selesainya adik sang ikhwan menyelesaikan studi di negeri Mesir.

Namun , Allah lah Maha Sebaik-baik Pembuat keputusan..

2 minggu menjelang hari pernikahan, sebuah kabar duka pun datang. Usai Aini mengisi sebuah ta’lim , motor yang dikendarainya terserempet sebuah mobil, dan menabrak kontainer didepannya. Aini shalihah pun harus meregang nyawa di ruang ICU. 2 hari setelah peristiwa itu, Rumah sakit yang menanganinya pun menyatakan menyerah. Tidak sanggup berbuat banyak karena kondisinya yang begitu parah.

Hanya iringan dzikir disela-sela isak tangis kami yang berada disana. Semua keluarga Aini juga sang ikhwan pun sudah berkumpul. Mencoba menata hati bersama untuk pasrah dan bersiap menerima apapun ketentuanNya. Kami hanya terus berdoa agar Allah berikan yang terbaik dan terindah untuknya. Hingga sesaat, Allah mengijinkan Aini tersadar dan menggerakkan jemarinya. Rabb..sebait harapan pun kembali kami rajut agar Allah berkenan memberikan kesembuhan, walau harapan itu terus menipis seiring kondisinya yang semakin melemah. Hingga kemudian sang ikhwan pun mengajukan sebuah permintaan kepada keluarga Aini.

" Ijinkan saya untuk membantunya menggenapkan setengah Dien ini. Jika Allah berkehendak memanggilnya, maka ia datang menghadap Allah dalam keadaan sudah melaksanakan sunnah Rasulullah..."

Permintaan yang membuat kami semua tertegun. Yakinkah dia dengan keputusannya ?

Dalam kedaaan demikian , akhirnya 2 keluarga besar itupun sepakat memenuhi permintaan sang ikhwan.

Sang bunda pun membisikkan rencana tersebut di telinga Aini. Dan baru kali itulah ummi melihat aliran airmata mengalir dari sepasang mata jernihnya.

Tepat pukul 16.00, dihadiri seorang penghulu,orangtua dari 2 pihak, serta beberapa sahabat dan dokter serta perawat...pernikahan yang penuh tangis duka itupun dilaksanakan. Tidak seperti pernikahan lazimnya yang diiringi tangis kebahagiaan, maka pernikahan tersebut penuh dengan rasa yang sangat sulit terlukiskan. Khidmat, sepi namun penuh isakan tangis kesedihan.

Tepat setelah ijab kabul terucap...sang ikhwan pun mencium kening Aini serta membacakan doa diatas kain perban putih yang sudah berganti warna menjadi merah penuh darah yang menutupi hampir seluruh kepala Aini. Lirih, kami pun masih mendengar Aini berucap, " Tolong Ikhlaskan saya....."

Hanya 5 menit. Ya..hanya 5 menit setelah ijab kabul itu. Tangisanpun memecah ruangan yang tadinya senyap menahan sesak dan airmata. Akhirnya Allah menjemputnya dalam keadaan tenang dan senyum indah.

Dia telah menjemput seorang bidadari...

Sungguh indah karunia dan janji yang telah Allah berikan padanya...

Dia memang hanya pantas untuk para mujahidNya di Jannah al firdausi....

Dan sang ikhwan pun melepas dengan penuh sukacita dengan iringan tetes airmata yang tidak kuasa ditahannya...

" ..Saya telah menikahi seorang bidadari.. nikmat mana lagi yang saya dustakan..."

Begitulah sang ikhwan shalih mengutip ayat Ar RahmanNya...

Ya Rabb..Engkau sebaik-baik pembuat skenario kehidupan hambaMu..Maka jadikanlah kami senantiasa dapat memngambil hikmah dari setiap episode kehidupan yang Engkau berikan...

Selamat jalan adikku sayang ...engkau memang bidadari surga yang Allah tidak berkenan seorang ikhwan pun didunia ini yang bisa mendampingi kehidupanmu kecuali para ikhwan shalih yang berkhidmat di jalan dakwah dengan ikhlas, tawadhu dan siap berjihad dijalanNya dan kelak menutup mata sebagai seorang syuhada...."

Selamat jalan Aini..semoga Allah memberimu tempat terindah di surgaNya....Semoga Allah kumpulkan kita kelak didalam surgaNya...amiin)

Teka Teki Jodoh .........

memang bisa dibilang jodoh itu teka-teki
tapi bukan seperti teka-teki silang
yang ini jelas lebih rumit
dan lebih misterius

rumit karena kita tidak bisa diuraikan
tidak bisa dirumuskan
lebih misterius
karena siapa yang tahu si a jodohnya si b
atau si c jodohnya si d dan seterusnya < terusin sendiri ya ampe z>

jodoh hanya bisa diterima
kita bisa berdoa untuk jodoh kita
dan hanya bisa berbuat baik agar mendapat jodoh yang baik pula

tapi siapa bisa menebak
apalagi mematok
oh..
jodoh kita si a atau si b < terusin lagi yach ampe z>
yang mungkin hanya karena indikator2 tertentu
misalnya wajahnya mirip...
atau banyak kesamaan ...
atau karena kita betul-betul ngebet sama dia

jangankan pacar..
juga tunangan < sebetulnya kata ini kurang tepat karena dalam
Islam yang ada bukan seperti tunangan yg ada sekarang , tapi
khitbah , tapi disebutnya gimana , masa khitbaers
hi..hi..>
orang yang akan menikah saja bisa batal kok ,
karena belum jodoh .
apalagi ,maaf, gebetan atau incaran < yang belum tentu , bisa
jadi sih sama2 mau . Kita mau sama dia , dia mau muntah sama kita,
hi..hi..
enggak kok, just kidding>

so...
bagi yang akhwat nih
banyak-banyak saja berdoa semoga orang yang menjadi soulmate kita nantinya
orang yang berkepribadian
punya mobil pribadi , rumah pribadi < walah,,,klo yang ini kayanya sudah
kerasukan jin materialisme bin kapitalisme>

maksudnya ya berkepribadian Islam , orang yang faqih dalam agama, bisa jadi pemimpin
keluarga yang samawwi .
Minimal kaya mushab bin Umair < wah kalo ini mah namanya borongan>

atau mungkin minta suami yang berwibawa
wi...bawa mobil, wi..bawa laptop, wi..bawa rumah < kayanya gak kuat deh>
wah ...klo yang ini kayanya kerasukan lagi nih.

selain itu boleh juga mengikuti jejak bunda khodijah ra.
untuk menawarkan duluan.Dan itu juga bukan sesuatu yang memalukan
wanita mulia seperti khadijah RA pun pernah.

bagi yang ikhwan < cowo>
kayanya bisa langsung take action nih klo sudah siap
take action untuk mengkhitbah ...
klo belum siap , jangan coba-coba untuk menyatakan cinta karena bisa mengotori hati dan
mengikis keimanan kedua belah pihak .Karena ternyata
gak jarang orang yang sudah faham masih melakukan
yang satu ini.
Dan saat mengkhitbah harus siap mental nih
kan pilihannya dalam mengkhitbah itu cuma menang dan menang.
Menang diterima, atau menang-gung malu klo ditolak
Dan memilihnya pun bukan hanya lantaran fisik.
Karena cinta itu beda dengan nafsu , bro.
Pernah salah seorang ikhwan sedang mencari jodoh
lewat seorang teman yang punya kakak lelaki
ditulislah sederet kriteria dari akhwat yang dicari
masya4JJ I no.1-10 full fisik
1. manissssssssssssss
2. putih atau sawo < tapi bukan sawo hitam>
3. langsing
4. tinggi badan seimbang
5. ...dll ampe no.10

wah.... ini maunya sapi atau gimana
kaya iklan mencari model saja

tapi saya yakin masih banyak ikhwan , yang pertama dijadikan pertimbangan adalah
ketaqwaan .
begitu juga para akhwat.
karena ketaatan kita pada Alloh SWT , sebagaimana juga yang disabdakan oleh Rasul.

So..selamat menemukan jodoh < tapi jangan coba-coba , buat jodoh kok coba-coba>,istikharoh dulu..

SIAPAKAH KITA.....

Adakah kita seorang Islam? Pernahkah kita terfikir... Hidup kita ini hanyalah sementara. Sampai masanya kita akan pergi menemui Allah. Apakah bekalan dan persediaan kita menempuh hari kematian. Dalam kita mengejar kejayaan dunia, kita sering lupa bahawa tujuan hidup kita yang sebenar.. apakah pilihan kita? Beruntunglah orang-orang yang berebut-rebut menagih ihsan dan kasih sayang Allah. Sesungguhnya keredhaan Allah yang kita cari. Dunia yang semakin tua ini sering dilanda masalah, kegawatan ekonomi, timbul pula gejala murtad... Fitnah.. gempa bumi, peperangan dan bermacam-macam lagi. Ini sebenarnya adalah ujian Allah kepada kita. Adakah kita benar-benar menginsafinya. Semua ini juga adalah bala!! Tanda kemurkaan Allah!! Adakah kita benar-benar seorang Islam? Maka,adakah kita fikir bahawa kejayaan kita di Universiti dapat membawa kita ke Syurga?Adakah kita fikir bahawa kejayaan kita adalah kerana usaha dan ikhtiar anda sendiri. Tidak malukah kita mengaku diri kita hebat, bijak, rajin ... walhal semuanya adalah kurnia Allah. Segala kelebihan yang ada pada kita adalah datangnya dari Allah. Apakah kita fikir Allah
itu akan menyukai hambaNya yang tidak bersyukur.Adakah kita yakin kita seorang Islam?

Sedangkan Rabiatul Adawiyah tidak mahu melupakan Allah walau sedetik sekalipun. Hassan Al-Basri pula menangis sampai berjujuran airmata kerana menyesal melupai Allah dalam beberapa minit. Tetapi, mengapa kita masih leka di buai perasaan...

Tidakkah kita berasa rugi kerana kurang berzikir kepada Allah..

Tidakkah kita berasa rugi kerana kurang berselawat kepada Rasulullah...

Siapa diri kita sebenarnya!!!! Firaun?

Tentu tidak.. jadi, siapa kita sebenarnya, wahai manusia yang berasal dari sekepal tanah yang hina!!!! Apakah kita yakin kita bertuhankan Allah?

Maka, mengapa kita tidak mahu mengejar Dia... Mengapa kita masih membuka aurat? Mengapa kita masih tidak mahu menuntut ilmu. Syariat,Tariqat, Hakikat, dan Makrifat. Fiqih dan Tasauf... Dapatkah kita menguraikan cabang-cabang ilmu tersebut.. Tidak malukah kita kerana gagal menguraikannya, jauh dari mengamalkannya. Adakah kita
harus mempersalahkan orang-orang kristian yang berjaya memurtadkan ribuan umat Islam jika kita sendiri gagal memperhebatkan pertahanan diri.

Ketahuilah... sesungguhnya Iblis itu amat suka kepada mereka yang tidak berilmu.. Sedarilah bahawa, kejahilan boleh menyebabkan dosa. Dosa!!!

Kita tidak takut dosa.Berapa banyak amalan kita yang boleh menghapuskan dosa seharian? Apakah kita begitu yakin untuk menempuh akhirat? Siapakah kita menjelang hari kematian? Adakah kita seorang Islam.
Bersediakah kita berhadapan dengan malaikat maut. Apakah kita merasakan diri kita terlalu mulia sehingga tidak ada daya untuk menjauhkan diri dari perbuatan mungkar.

Kita pergi kuliah, pergi kerja ** kita yakin kita telah menutup aurat?
Kita solat ... ** kita yakin solat kita tidak tercela?

Kita makan ... ** kita yakin rezeki yang kita jamah diredhai Allah?

Kita minum ... ** kita yakin di akhirat kelak kita akan dapat minum seperti yang kita minum sekarang?

Kita ketawa ... ** kita tidak malu pada Allah?

Kita berpuasa ** kita yakin puasa kita mulia sehingga dapat membela kita di hari akhirat?

Kita sihat ... ** kita yakin Allah muliakan kita?

Kita sakit ... ** kita tidak malu pada Allah kerana menarik balik nikmat kesehatan?

Siapa Kita??

Kita adalah manusia yang berasal dari sekepal tanah yang hina dina.. betapa hinanya kita... tapi, kita masih mampu tersenyum dan tertawa. Bersedialah menempuh hari selepas kematian, bersedialah untuk menempuh
sakaratul maut. Burulah cinta ALLAH, sebelum Allah menutup pintu rahmatnya.

Sesungguhnya kematian itu adalah sesuatu yang PASTI......!!!!

Siapa kita....?

◕__◕Bahagia itu Sederhana◕__◕

Kebahagiaan itu sederhana..

Bila Kekayaan tidak mampu membahagiakan semua orang kaya, dan kemiskinan tidak mampu menyedihkan semua orang miskin, maka..kebahagiaan itu PASTIKebahagiaan itu sederhana..

Kebahagiaan bukanlah suatu kebetulan, bukanlah sebuah kejadian tidak terduga dan bukan pula sebuah kecelakaan..tetapi kebahagiaan adalah sesuatu yang harus anda putuskan..

Kebahagiaan itu sekarang, menunggu untuk merasa berbahagia nanti adalah menunda untuk berbahagia, yang juga berarti memperpanjang masa untuk bersedih..

Kebahagiaan itu sesuatu yang tidak bersyarat, karena kebahagiaan sebetulnya adalah sebuah hak yang diperintahkan untuk dimenangkan..
Jadi apakah syarat bagi kebahagiaan anda??apakah keberhasilan yang sedang anda upayakan sekarang itu adalah syarat bagi kebahagiaan anda??apakah penghapusan keluhan-keluhan anda adalah kunci pembuka kebahagiaan anda?? bukanlah sesuatu yg bersifat spektakuler dan ekstrim..

Perhatikanlah :
Keberhasilan karir, pangkat, derajat, kekuasaan, ketenaran dan kekayaan materi telah gagal membuktikan dirinya sebagai kunci pembuka kebahagiaan..
Seperti halnya kemiskinan, ketakutan, kelemahan, ketertindasan pun tidak mampu menghalangi seseorang untuk berbahagia..tidak mampu mencegah orang untuk merasakan kesyukuran syahdu atas hal-hal kecil yang mereka miliki..

Kebahagiaan itu mengambang diatas perubahan..

Berhentilah mengeluhkan perubahan-perubahan yang terjadi disekeliling anda..berhentilah menyalahkan keadaan diseliling anda atas ketidakbahagiaan diri anda..
Ingatlah bahwa sumber utama ketidakbahagiaan anda adalah penolakan anda atas apa yang terjadi.
Anda memang tidak akan mampu merubah apa yang telah terjadi..tetapi anda tetap berkuasa penuh atas apa yang dapat anda lakukan untuk menjadikan apapun yang terjadi sebagai alasan bagi upaya-upaya terbaik anda..

Bila anda mensyaratkan kebahagiaan anda kepada satu keadaan, maka anda pasti tidak akan bahagia pada keadaan yg lain.Karena Perubahan adalah nama dari perjalanan hidup anda, Jadikanlah anda mampu merasakan kebahagiaan dalam keadaan apapun.

Dia yang selalu mencari kebahagiaan diluar dirinya, akan selalu merasakan bahwa kebahagiaan adalah milik orang lain. Maka lihat dan carilah kebahagiaan dalam diri anda, Orang lain tidak akan mampu membantu anda untuk berbahagia kalau anda sendiri adalah orang pertama yang meragukan hak anda untuk merasa berbahagia dan menolak apapun yang ada pada diri anda sebagai alasan untuk bersyukur..

Kebahagian itu dekat dengan rasa syukur..

Jika anda adalah orang yang selalu pandai bersyukur, menerima keadaan yang Alloh tetapkan atas diri anda sebagai sesuatu yang terbaik yang Alloh gariskan untuk diri anda..maka anda akan mendapati diri anda berbahagia dalam keadaan apapun..

Namun jika anda adalah orang yang selalu menolak keadaan yang menimpa anda, terlebih manakala keadaan itu tidak sesuai dengan harapan anda..maka anda akan mendapati diri anda sebagai orang yang sulit untuk berbahagia..yang juga berarti anda adalah pecinta kesedihan..kebahagian dan kesedihan seperti dua sisi mata uang..jika anda tidak berbahagia maka itu berarti anda memilih untuk bersedih..maka putuskanlah sekarang juga..putuskan untuk berbahagia..

Maka cobalah sekarang perhatikan..
Tidakah keluarga yg anda miliki, teman-teman anda, kesehatan anda, adalah hal-hal kecil yang mampu menjadikan anda berbahagia.. Senyum tulus dari seorang sahabat, kasih sayang dari keluarga tidakkah mampu menjadi alasan anda untuk berbahagia.. kalau anda pernah gagal dimasa lalu, bukankah masih ada sesuatu yang bernama “KESEMPATAN” dan peluang lain..
Sekali lagi saya ingatkan..KEBAHAGIAAN ITU SEDERHANA..sesederhana namanya, dan seharusnya sederhana pula cara menggapainya..

INILAH CINTA

Inilah cinta

Kala ruh, darah, dan jasad ini Adalah bukti cinta para pecinta sejati

Layaknya jantung yang terkoyak milik Hamzah bin abdul mutthalib

Tubuh yang tercabik berpuluh pedang milik anas bin abi nadr di perang uhud

Hingga tiada terkenali kecuali dari jarinya yang tersisa

Inilah cinta

Kala maal, jiwa dan raga Adalah saksi cinta tak terbantahkan

Cinta Abu Bakar yang tak ragu menginfakkan segala hartanya bagi Islam dan

Mentsiqohkan keluarganya pada Rabb dan RasulNya

Inilah cinta

Kala tetesan peluh, tetesan darah, degupan jantung

Menoreh sejarah sepanjang masa

Cinta seorang Hasan al banna yang menggelora akan kebangkitan Islam

Tetesan darah yang menjadi saksi jihad, dan sisa detak jantung yang terus
menabuhkan genderang jihad hingga detik ini

kala tak satupun orang yang boleh menolongnya, dan asy syahid Hasan al banna syahid kala tetes

darahnya berakhir

Inilah cinta...

Cinta yang membuat khalid bin walid lebih menyukai malam-malam dingin di medan jihad

Dibandingkan malam-malam hangat bersama istri tercintanya

Inilah cinta..

Yang terlukis dari senyuman indah Sayid Qutb kala kerinduannya bertemu
Rabbnya terkabul dari tiang gantungan

Inilah cinta

Kala Nusaibah dan Al Khansa

Rela menginfakkan keluarganya dan berdarah-darah demi menjaga Rasulullah

Ikhwati fillah inilah cinta..

Cinta yang membuat manusia biasa menjadi manusia-manusia langit

Cinta yang membuat kekasih kita Rasulullah saw

Di akhir hidupnya terus berkata umati.umati. umati

Inilah cinta yang terang

Cinta yang berbuah jannati

Cinta para pecinta sejati

( azsya )

Yang merindu satu cinta yang terang...

Kini hingga akhir masa..

BUAT CALON ISTRI DAN ISTRI

Ini adalah sepucuk surat buat segenap wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Buat segenap wanita… baik sebagai ibu, gadis, istri maupun sebagai anak…yang oleh Allah Ta’ala telah diberi amanah memelihara tangung jawabnya masing-masing… niscaya di hari kiamat kelak akan menanyakan apa yang menjadi tangggung jawab anda semua.

Buat segenap remaja putri yang mengimani Alloh… buat siapa saja yang hari ini menjadi remaja putri… kemudian esok bakal menjadi istri dan selanjutnya menjadi ibu.

Wahai wanita… bacalah dan jangan terperdaya. Engkau hidup di zaman dimana kehinaan telah menguasai keutamaan. Karena itu berhati-hatilah terhadap mode-mode busana menyolok para wanita telanjang, mode-mode yang menjadi salah satu penyebab kejahatan dan kerusakan.

Wahai wanita… janganlah engkau terperdaya oleh para dajjal, turis-turis yang menyerukan tabarruj dan buka-bukaan. Mereka adalah musuh-musuhmu wahai putri Islam-khususnya- dan musuh para kaum muslimin pada umumnya.

Wahai wanita… sebenarnya Alloh telah menurunkan ayat-ayatNya yang telah jelas, supaya dengan melaksanakan tuntunan-tuntunan syari’at yang ada di dalamnya, engkau menjadi terpelihara dan tersucikan dari kotoran-kotoran jahiliyah yang hari ini, musuh-musuh Islam, para penyeru kebebasan, berusaha keras untuk sekali lagi mengembalikan kaum wanita ke abad jahiliyah dengan bersembunyi di bawah cover Peradaban, Modernisasi dan Kebebasan.

Namun sebenarnya orang-orang gila itu lupa dan tidak pernah memperhatikan bahwa wanita muslimah tidak mungkin akan dapat menerima pembebasan dirinya, lepas dari pengabdiannya kepada rabb-Nya untuk kemudian jatuh menjadi mangsa bagi budak-budak tentara iblis.

Wahai putri Islam…para penyeru tabarruj dan buka-bukaan amat berambisi untuk melepaskan hijabmu, mereka berlomba-lomba ingin mengeluarkanmu dari rumah-rumahmu dengan dalih emansipasi.

Sayang seribu kali sayang, ternyata banyak wanita yang telah keluar rumah dengan pakaian yang menampakan ketelanjangannya (berpakaian tapi telanjang). Mereka berjalan berlenggak-lenggok, sanggul kepalanya seperti punuk onta, menggugah kelelakian kaum lelaki dan membangkitkan letupan-letupan nafsu birahi yang mestinya terpendam..jauh di dasar lautan birahi.

Wahai wanita… janganlah engkau tertipu dengan semboyan peradaban yang sebenarnya hanya akan menjajakan wanita sebagai barang dagangan yang ditawarkan kepada siapa saja yang menghendakinya. Jangan pula engkau tertipu dengan tipu daya yang tak tahu malu.

Pada busana sebatas lutut engkau bergegas?
Demi Alloh, sungai manakah yang kan engkau seberangi ?
Seolah pakaian masih panjang di pagi hari
Namun kian tersingsing saat demi saat
Engkau sangka kaum laki-laki itu tanpa rasa ?
Sebab engkau mungkin tak lagi punya rasa ?
Tidak malukah engkau terhadap pandangan-pandangan mata itu ?

Aduhai wanita… ! bacalah dan jangan terperdaya! Malukah engkau untuk bertaqwa dan berbusana taqwa kepada Alloh SWT? Sementara engkau tiada malu untuk bertabarruj dan buka-bukaan ?

Wahai wanita…, adakah akan merugikanmu penghinaan kaum juhala (orang-orang yang bodoh) itu selama kita berada di atas al haq sedang mereka di atas al bathil ?

Wahai wanita… siapa yang kelak tertawa di akhirat niscaya dia akan banyak tertawa. Atau engkau pernah berfikir bahwa Jilbabmu itu akan menghalangimu untuk mendapatkan seorang suami?

Hai wanita… Demi Alloh! Pikiran itu hanyalah waswasah (bisikan) syetan.

Tidakkah engkau tahu bahwa Alloh telah menetapkan bagi wanita pasangannya masing-masing? Maka karena itu dengarkan firman-Nya: “Perempuan-perempuan buruk (jahat) untuk pasangan laki-laki yang buruk (jahat). Laki-laki yang buruk untuk pasangan perempuan-perempuan yang buruk pula. Dan perempuan-perempuan yang baik untuk pasangan laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk pasangan perempuan-prempauan yang baik.” (An Nur: 26)

Oleh sebab itu mestinya engkau jangan ridha kecuali jika menjadi pedamping seorang suami yang baik, yang berpegang teguh pada ajaran diennya dan selalu merasa diawasi oleh Rabbnya.

Suami seperti inilah yang engkau bakal merasa aman bagi jaminan hidup masa depanmu. Lihatlah! Di sana banyak sekali putri-putri sebangsamu yang terjebak dalam tipu daya kehidupan Romantisme dan Cinta menyesatkan. Ternyata banyak di antara mereka kemudian gagal dalam menempuh jalan hidupnya…. Begitu tragis.

Tapi bagaimanakah engkau sanggup berbusana seperti ini di tengah musim panas dan teriknya sengatan matahari ?

Wahai putri fitrah… sesungguhnya di dalam iman terdapat rasa manis bagi jiwa dan rasa tentram bagi dada. Kalau engkau tahu bahwa neraka jahannam itu lebih panas niscaya segala rasa panas dunia akan, menjadi ringan bagimu.

Ketahuilah, sungguh seringan-ringannya orang yang disiksa di neraka pada hari kiamat ialah seseorang yang di bawah telapak kakinya diletakkan sepotong ‘bara’ dari api neraka, tetapi dari sepotong bara di bawah kakinya itu sanggub mendidihkan otaknya…

Waspadalah akan godaan-godaan syetan. Dengan demikain apakah gerangan yang menyebabkanmu berpaling dari seruan Alloh?

Dunia dan perhiasannyakah …?

Atau adakah engkau kini sedang bergembira ria dengan para pemuda dan dengan dunia kecantikan, seraya engkau katakan: “Nantilah saya akan menutup aurat saya (berjilbab) kalau umurku sudah tua”

Ketahuilah ; “Apa-apa yang ada padamu dari suatu nikmat maka ia adalah datangnya dari Alloh.”
(an Nahl: 53)

Mestinya engkau wajib bersyukur kepada Alloh dengan cara mentaati-Nya.

betapa banyak remaja yang hari-harinya penuh tawa…

padahal kain-kain kafan telah siap untuk membungkusnya

sedang ia tak mengira betapa banyak temanten putri dihias ‘tuk sang suami tiba-tiba nyawa melayang di malam taqdir.

Wahai wanita… kembalilah segera kepada nilai-nilai dan prinsip Islam, niscaya harga diri dan kehormatanmu akan terjaga di hadapan siapa saja. Angkatlah kemuliaanmu wahai wanita dengan cara menutup aurat dan berjilbab. Semoga Alloh memberi taufik kepada kita semua untuk bisa melakukan apa yang dicintai dan diridahi-Nya. Akhirnya akau memohon pada Alloh agar Ia menjadikan amalan kita ikhlas karena wajah-Nya…

salam persaudaraan

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q. S : Al-Ahzab : 59)

BUAT CALON SUAMI DAN SUAMI

Ia adalah bagian dari tulang rusukmu,Ia adalah belahan jiwamu, Ia adalah tawanan di tanganmu, Padanya sumber ketenangan, cinta kasih dan ketentraman karena demikanlah Allah menciptakannya untukmu, Ia adalah pakaian bagimu, dan yang terutama dan utama ia adalah amanah yang Allah berikan untukmu,…Bagaimanakah engkau memperlakukan amanah itu?? …Terlalu banyak wasiat tersebar untuk para istri seakan islam adalah agama yang hanya mengutamakan para suami dan kaum lelaki.

Padahal tidaklah demikian,islam membela kaum wanita memuliakan dan mengangkat derajat mereka.Wanita adalah orang yang disucikan, ibu para ulama, ibu para panglima, dan ibu para pembesar, Bukankah ia adalah ibu Umar,ibu Anas,ibu Umar bin Abdil Aziz, ibu imam Ahmad, ibu imam Syafi’i, ibu Shalahudin,ibu Ibnu Taymiyah, ibu Ibnul Qayyim dan yang lainnya?? Untuk para suami risalah ini kutulis sebagai penyejuk hati bagi kaum wanita dan para istri.


Wahai hamba Allah yang bertakwa,…berbahagialah dan bersyukur pada-Nya atas nikmat istri yang Allah karuniakan kepadamu.Dengannya terjagalah jiwa dan tubuhmu dari melakukan hal-hal yang diharamkan-Nya. Ketika habis masa bulan madumu,… tiba-tiba kini engkau tidak lagi memiliki waktu. Waktu untuk bergurau dan bercengkrama dengan istri tercinta. Bila sang istri meminta,maka kaupun berkilah betapa lelah dan penatnya hari-harimu disibukkan dengan
pekerjaanmu. Rumah hanya menjadi hotel untukmu, datang dan pergi sesuka hatimu, Ketika kepalamu menyentuh bantal engkau mendengkur laksana tiada orang lain di sisimu.

Wahai para suami Rasulullah telah bersabda: “Sesungguhnya istrimu memiliki hak atasmu”(dikeluarkan oleh Muslim 3652, Ahmad 26917, Abu Dawud 2285). Istri adalah wanita yang lemah lembut, menginginkan kasih sayang, cinta kasih, keramahan dan kebajikan.
Karena itu hendaklah suami senantiasa bertakwa kepada Allah dalam menghadapi istri dengan memberikan kasih sayang, kelembutan, kesetiaan dalam menjaganya, memberinya nafkah sesuai dengan kemampuan suami, pakaian dan janji setia. Sebagaimana yang dikumandangkan oleh beliau pada haji Akbar(dalam hadits yang sangat panjang) yaitu ketika mengumumkan hak-hak wanita dan hak seluruh manusia, beliau bersabda: Allah, Allah, pada wanita karena mereka itu adalah tawanan disisi kalian. Dan saling berpesanlah agar berlaku baik terhadap wanita”(hadits riwayat Tirmidzi, hasan shahih)
dalah Aisyah ketika ditanya tentang perilaku Rasulullah yang paling membekas dan berkesan dikalbunya sepeninggal beliau maka ia hanya mampu meneteskan airmata seraya berkata:
Semua sikap dan perilakunya mengesankan bagiku ( kaana kullu amrihi ‘ajabani). Bagaimana tidak Rasulullah seakan selalu punya waktu untuknya. Rasulullah pernah mengajaknya berlomba lari, beliau Shalallahu alaihi wassalam pernah kalah dan pada kesempatan yang lain
beliau memenangkannya sehingga beliau tertawa seraya berkata: “Ini adalah pembalasanku dari kekalahanku yang dulu”. Adakah hal ini dicontoh oleh para suami? Tidaklah harus di lapangan atau dijalan raya cukuplah ketika tidak ada orang lain dirumah kita bisa melakukannya.

Justru yang sering kita dengar dan membuat hati ini miris dan berduka, istri yang lari ketakutan karena dikejar-kejar suaminya yang sedang marah, yang dimana jika kita bertanya
bagaimana keadaan rumah tangganya, tiba-tiba airmata yang keluar, tampak kesedihan dan kebencian diwajahnya.

Yang hadir adalah rasa takut, jengkel, duka dan lara bila mendengar suaminya di sebut. Sebab yang tergambar dalam benaknya adalah masa-masa yang penuh penderitaan, penganiayaan, dan duka nestapa yang dijalaninya bersama suaminya.Tidakkah para suami membaca hadits ini? Dari Abu Hurairah, dia berkata: “Rasulullah bersabda: Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik diantara kalian
ialah yang paling baik terhadap istrinya” (HR.Tirmidzi, Ibnu Hibban, hadits hasan shahih). Dalam suatu lafazh dari hadits Aisyah di sebutkan: “Yang paling lemah lembut diantara mereka terhadap keluarganya” (HR. Tirmidzi dan Hakim).Dalam riwayat lain, juga dari Aisyah disebutkan: “Yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik di antara kalian kepada keluargaku” (HR. Ibnu Hibban dalam kitab Sahihnya).

Kepada Allah kita memohon pertolongan, istri bagi mereka disamakan dengan telepon genggam dan mobil. Mereka tidak berusaha mengurus rumah tangga dengan baik. Kecenderungan mereka adalah bersenang-senang dengan para wanita serta mencari kenikmatan dari setiap wanita, sehingga hal itu menjadikan mereka sering melakukan thalak dan nikah.Padahal Rasulullah telah bersabda: Aku tidak menyukai laki-laki
yang senang mencicipi wanita dan wanita yang senang mencicipi laki-laki” (HR. Thabrani dan Daruquthni).
Semoga Allah memberi mereka hidayah dan menunjuki mereka kejalan yang lurus, amin.

Hal lain yang sering dilakukan para suami adalah seringnya mereka memukuli para istri ketika mereka sedang emosi atau marah. Mereka beralasan dengan memukul istri maka istri mereka akan takut kepada suami, suami menjadi berwibawa. Padahal bila mereka mau sedikit melirik kepada Rasulullah, beliau adalah manusia yang paling berwibawa akan tetapi tidak pernah ditemukan beliau memukul istri-istrinya tangan beliau hanya digunakan untuk memukul musuh-musuh Allah.

Wahai para suami,….setiap rumah tangga tentu mempunyai problema, karena memang demikianlah sebagai ujian dan cobaan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman.Sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga dituntut untuk pandai dan cermat menyiasati apa yang terjadi diantara hubungan mereka berdua. Kelapangan hati untuk meredam emosi akan membawa pada kebaikan dan keindahan. Kehalusan sikap akan mencairkan hati yang beku dan melunakkan gunung yang keras.Lihatlah bagaimana Rasulullah dalam menghadapi kemarahan Aisyah, beliau justru tersenyum menghadapi hal itu dengan penuh kesabaran dan keagungan. Atau engkau bisa melihat kepada Umar bin khattab amirul mukminin ketika sahabat datang ingin mengadukan perihal istrinya justru ia mendapati suara istri Umar lebih tinggi dan nyaring dibandingkan dengan suara Umar.Karena Umar adalah seorang yang bijak, maka ia berkata: “Kehidupan itu harus ditempuh dengan cara yang ma’ruf. Ia adalah istriku.Ia membuatkan untukku roti, mencucikan pakaianku dan melayaniku. Jika aku tidak berlemah lembut padanya maka kami tidak akan hidup bersama”. Tidakkah engkau menyimak perkataan Umar?? Semoga Allah meridhainya beliau adalah seorang Amir al-Faruq yang tegas dan berwibawa yang ditakuti musuh-musuhnya bahkan iblispun takut berpapasan dengannya.Lihatlah bagaimana ia lemah lembut dan mengalah terhadap kemarahan istrinya.Atau sejenak engkau berkaca pada Ali, dalam hadits shahih, rasulullah datang kerumah Fatimah putrinya untuk menanyakan padanya
tentang Ali radhiyallahu anhu. Lalu Fatimah radhiyallahu anha menjawab: “Aku telah marah padanya sehingga ia keluar” .(HR. Bukhari no.436 dan Muslim no.6182). Ali memilih keluar daripada bersitegang dan bertengkar dengan istrinya.

Duhai para suami tercinta,…engkau berharap istri-istrimu mencintaimu dengan sepenuh hati. Engkau meminta mereka untuk setia dan taat kepadamu. Engkau meminta mereka agar bakti dan kasihnya tercurah padamu. Engkau mendambakan agar mereka merindukanmu ketika jauh darimu. Tapi engkau lupa menyematkan cinta kasih dihati istri-istrimu??.Cukuplah ayat dibawah ini sebagai penutup dan renungan bagi para suami yang mendambakan kebahagiaan dalam rumah tangga mereka di dunia dan akhirat. “dan pergaulilah mereka dengan cara yang patut kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak” {An-Nisaa:19}. Wallahu a’lam

Surat Cinta Buat Ayah - Bunda

Pada Bunda
Duh, begitu lama ku abaikan rasa ini. Seperti anak durhaka rasanya. Pada dia yang menjadikanku ada. Pada lembut yang menghidupiku dari tiada menjadi ada sekarang ini. Penuh cinta, kasih, sayang dan kesabaran. Perempuan tanpa keluh.

Dalam segala keterbatasanmu, telah taklukkan hari-hari kerasmu untuk menjaga, dan membimbingku sampai sejauh ini. Tak nyata memang. Tak banyak petuahmu tersampaikan. Engkau memang perempuan tanpa keluh. Bekerja bukan dengan kata, namun laksana.

Dalam diam mu, kau lakukan satu-satu kewajibanmu. Tuntaskan dharmamu sebagai seorang ibu. Sampai tuntas tanggung jawabmu. Tak ada yang tertinggal satupun, kau telah lunaskan semua. Sekarang, waktumu menikmati masa lelahmu. Nikmatilah hidup ini. Selebihnya, biar jadi tanggung jawab ku sekarang ini, sampai nanti. Ini kini adalah giliran dharmaku sebagai anak.

Buat ayah
Pun demikian buatmu, ayah.

Tak pelak lagi, bergudang kesalahan masih tersimpan dan tak pernah ku sadarai sebelumnya. Pada engkau sang pengayun cangkul. Pada engkau sang pendiam. Pada engkau sang dharma sejati.

Diammu selama ini, masih ku sadari ada ruh cinta di dalamnya. Kau lebih banyak kucurkan keringat dari pada umbar kata. Bahkan sangat irit pada kata. Sang pendiam seribu bahasa. Aku takluk pada diammu.

Kaupun telah tuntaskan dharmamu sebagai seorang ayah, bahkan mungkin lebih. Namun tak jarang dulu aku mengingkarinya. Yah, maklumlah, usia dan kesadaran yang masih sangat rendah sebagai penyebabnya. Dan nikmatilah juga ketenangan masa tuamu, ini giliran aku, anakmu. Mengabdi dan mencurahkan waktu buatmu. Sebagai penebus sekian banyak waktu yang hilang dan terabaikan selama ini.

Caramu menanamkan disiplin pada kami sangat luar bisa. Caramu memberi contoh tentang rasa kasih dan cinta pada sesama mahluk tak dapat ku tiru mutlak. Kau memang luar biasa dalam hal ini. Tutur katamu halus, lembut, dan santun. Tak perduli sedang berbicara dengan manusia usia kecil, muda maupun dewasa. Aku tunduk pada keteguhan sikapmu.
***
Ibu, ayah; hari ini, aku seperti dihempas ke cermin besar, begitu besar membentang di depan mata, hingga tak terlewat satupun segala kesalahan ku dari kecil dulu, sampai sekarang ini. Dan hari ini, siang tadi, telah ku tumpahkan segala rasa carut marut ini, yang selama ini terbenam di dalam jiwa yang paling dalam. Terlipat begitu rapih sampai tak ku sadarai kalau masih banyak sampah yang mesti dibersihkan. Hari ini, perlahan aku membersihkannya.

Hari ini, semuanya telah mengalir mengikuti derasnya aliran air mata yang tak bisa ku bendung. Bahkan cukup lama. Tangisan seorang lelaki rapuh. Hari ini ruah menghanyutkan segala sampah yang tertimbun secara tidak sengaja di dasar jiwa.

Alunan lagu Melly Guslow: Bunda dan Ebiet G Ade ; Titip Rindu Buat Ayah, menghantarkan tiap getar rasa yang teralirkan bersama bening air mata. Menguap bersama udara disekitar. Dan semua itu yang membimbingku pada tolehan jauh ke belakang, ketika tak pernah punya waktu bagiku untuk sekadar mengucapkan kata “maaf”, jika sedang melakukan kesalahan. Dan ini yang bernama lalai tanpa perbaikan.

Namun kali ini, siang tadi, segalanya ruah, mengalir deras. Bibirku tak henti-hentinya melantuntkan kata maaf atas segala lalaiku selama ini. Sampai dada ini benar-benar terasa lega, sangat lega.

Yang jauh lebih membahagiakan lagi adalah; baru kali ini aku benar-benar bisa bersimpuh di kaki-kaki kalian yang mulai rapuh. Aku mencium kaki kalian dengan cinta dan kesungguhan akan kesadaran ada begitu banyaknya kesalah yang terabaikan selama ini.

Dan, mendengar doa kalian aku lumpuh kata, dada tercekat, bibir bungkam tak bisa bicara. Betapa mulianya kalian ini. Dalam detik itu, dalam keterkejutan pada kelakuanku yang begitu datang langsung menghampirimu lantas menyentuh tangan-tangan kalian, meciumnya dan lantas mencium kakai-kaki kalian. Ayah, aku benar-benar kagum padamu, dalam keterkejutanmu masih terlontar doa bagiku. Doa yang indah. Terimakasih.

Pada ibu, meskipun engkau diam seribu basa, tapi sorot matamu mengungkap rasa haru dan keterkejutanmu. Betapa tidak, baru malam ini anakmu yang congkak ini tiba-tiba jatuh di kakimu. Engkau tergugu. Namun aku percaya, sorot matamu menyiratkan cinta tanpa akir.

Untuk semua yang kalian telah lakukan dan korbankan untukku dan saudaraku. Ku ucapkan terimakasih tak terhingga, tanpa batas, cara yang tak cukup untuk menebus segala kesalahan diri pada mereka berdua. Ayah-Ibu.

Inilah malam yang sangat berarti bagiku, malam yang luluh di bawah dua pasang kaki rapuh, ayah dan ibu. Terimakasih pada kalian, ayah dan ibu, atas cinta tak bertepi.

Berserah Diri Kehadapan-MU

Dalam hitungan detik merayap lambat kemenit
Setiap menit terus berputar putar berpindah hari
Degub jantung menghitung napas bersama denyut nadi
Helaan napas dari setiap pembuluh dan jantung yang kian berdebar
Terus berdegub dan denyut nadipun kian melemah
Semangkin keras degup jantung kian menyesakan napas
Sisa usia yang tinggal beberapa langkah kedepan
Sendi sendi tubuhpun terus merana kesakitan Seirama dengan bayangan dosa yang tergambar Meratapi kenikmatan yang diperoleh sesaat Memohon ampunanNya melewatkan kesempatan yang diberikan Meratapi kebohongan dan kepalsuan yang telah dipebuat Merusak,memutar balikan fakta dan merkosa aqidah Lidahpun terasa kelu untuk mengucapkan takdir Pinggang terasa kaku agar dapat membungkuk untuk ruku . Tatkala berlutut untuk bersujud Berat rasanya kepala untuk dapat bangkit karena pembuluh darah beku Sendi sendi kaki terasa ngilu dan sakit untuk tahiyat akhir bayangan dosapun semakin tampak Semakin besar dan besar seakan sulit untuk ditembus Allahu Akbar Allah Maha Adil Allah Maha Pengampun seruan bertobatpun berkumandang setiap hari Tak terbayangkan apa yang terjadi kelak Sisa usia yang tinggal beberapa langkah Anggota tubuh yang terus kesakitan
Menyesali dosa-dosa yang telah diperbuat Didalam kerentaan ini……………………………
Nampaknya masih ada sisa pengampunan dari sekian dosa
Dengan tertatih-tatih mencoba menggapainya
Mencoba agar dapat terhapuskan perbuatan nista dengan dalih khilaf
Setiap saat rasa dosa akan selalu membuntuti dan membayangi
Dari usia yang menjelang senja
Merenung dan tapakur
Beribadah,Berdzikir dan berdoa
Berserah diri dalam ibadah memohon ampunanNya
Setiap saat, setiap waktu, selalu dan selalu
Pada saat usia yang terus berkurang,ajalpun semakin dekat
Berserah diri untuk terus bertobat kematianpun tak bisa dihindari

SUNGGUH AKAN KAMI BERIKAN COBAAN KEPADAMU

Pernahkah kita merasa diuji oleh Allah? Kita cenderung mengatakan kalau kita ditimpa kesusahan maka kita sedang mendapat cobaan dan ujian dari Allah.

Jarang sekali kalau kita dapat rezeki dan kebahagiaan kita teringat bahwa itupun meru¬pakan ujian dan cobaan dari Allah. Ada diantara kita yang tak sanggup menghadapi ujian itu dan boleh jadi ada pula diantara kita yang tegar menghadapinya.

Al-Qur’an mengajarkan kita untuk berdo’a:
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya… "(QS 2: 286)

Do’a tersebut lahir dari sebuah kepercayaan bahwa setiap derap kehidupan kita merupakan cobaan dari Allah. Kita tak mampu menghindar dari ujian dan cobaan tersebut, yang bisa kita pinta adalah agar cobaan tersebut sanggup kita jalani. Cobaan yang datang ke dalam hidup kita bisa berupa rasa takut, rasa lapar, kurang harta dan lainnya.

Bukankah karena alasan takut lapar saudara kita bersedia mulai dari membunuh hanya karena persoalan uang seratus rupiah sampai dengan berani memalsu kuitansi atau mene¬rima komisi tak sah jutaan rupiah.

Bukankah karena rasa takut akan kehilangan jabatan membuat sebagian saudara kita pergi ke "orang pintar" agar bertahan pada posisinya atau supaya malah meningkat ke "kursi" yg lebih empuk. Bukankah karena takut kehabisan harta kita jadi enggan mengeluarkan zakat dan sadaqoh.

Al-Qur’an melukiskan secara luar biasa cobaan-cobaan tersebut. Allah berfirman: "Dan Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, ke¬kurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS 2: 155) Amat menarik bahwa Allah menyebut orang sabarlah yang akan mendapat berita gembira. Jadi bukan orang yang menang atau orang yang gagah… .tapi orang yang sabar! Biasanya kita akan cepat-cepat berdalih, "yah..sabar kan ada batasnya… " Atau lidah kita berseru, "sabar sih sabar… saya sih kuat tidak makan enak, tapi anak dan isteri saya?" Memang, manusia selalu dipenuhi dengan pembenaran-pembenaran yang ia cipta¬kan sendiri.

Kemudian Allah menjelaskan siapa yang dimaksud oleh Allah dengan orang sabar pada ayat di atas: "(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan "Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un". (Qs 2: 156)

Ternyata, begitu mudahnya Allah melukiskan orang sabar itu. Bukankah kita sering mengucapkan kalimat "Inna lillahi… ." Orang sabar-kah kita? Nanti dulu! Andaikata kita mau merenung makna kalimat Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un maka kita akan tahu bahwa sulit sekali menjadi orang yang sabar.
Arti kalimat itu adalah : "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali."
Kalimat ini ternyata bukan sekedar kalimat biasa. Kalimat ini mengandung pesan dan kesadaran tauhid yang tinggi. Setiap musibah, cobaan dan ujian itu tidaklah berarti apa-apa karena kita semua adalah milik Allah; kita berasal dari-Nya, dan baik suka-maupun duka, diuji atau tidak, kita pasti akan kembali kepada-Nya. Ujian apapun itu datangnya dari Allah, dan hasil ujian itu akan kembali kepada Allah. Inilah orang yang sabar menurut Al-Qur’an!

Ikhlaskah kita bila mobil yang kita beli dengan susah payah hasil keringat sendiri tiba-tiba hilang. Relakah kita bila proyek yang sudah didepan mata, tiba-tiba tidak jadi diberikan kepada kita, dna diberikan kepada saingan kita. Berubah menjadi dengki-kah kita bila melihat tetangga kita sudah membeli teve baru, mobil baru atau malah pacar baru. Bisakah kita mengucap pelan-pelan dengan penuh kesadaran, bahwa semuanya dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Kita ini tercipta dari tanah dan akan kembali menjadi tanah… .

Bila kita mampu mengingat dan menghayati makna kalimat tersebut, ditengah ujian dan cobaan yang menerpa kehidupan kita, maka Allah menjanjikan dalam Al-Qur’an: "Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."

Allah berfirman dalam Al-Qur’an :
Laa yukallifullahu nafsan illa wus aha
Allah tidak akan memberi cobaan pada manusia kecuali mereka mampu menanggungnya.
Untuk itu tak usah buru-buru meratapi kondisi kita yang miskin, sakit-sakitan, ditimpa bencana Seakan hanya kita yang mendapat cobaan yang berat dari Allah.

Innallaha maashobirin
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang sabar. Amin.



Wassalam,

Ukhti, kamu cantik sekali......

Ukhti, kamu cantik sekali......

Tapi hanya di mata manusia. Sedangkan yang Maha Kuasa tak pernah memandang rupa atau pun bentuk tubuh kita. Namun Ia melihat pada hati dan amal-amal yang dilakukan hamba-Nya.

Ukhti, kamu cantik sekali......

Tapi cantik fisik tak akan pernah abadi. Saat ini para pesolek bisa berbangga dengan kemolekan wajah ataupun bentuk tubuhnya. Namun beberapa saat nanti, saat wajah telah keriput, rambut pun kusut dan berubah warna putih semua, tubuh tak lagi tegak, membungkuk termakan usia, tak akan ada lagi yang bisa dibanggakan. Lebih-lebih jika telah memasuki liang lahat, tentu tak akan ada manusia yang mau mendekat.


Ukhti, kamu cantik sekali.....

Tapi kecantikan hanyalah pemberian dan untuk apa dibangga-banggakan? Sepantasnya kecantikan disyukuri dengan cara yang benar. Mensyukuri kecantikan bukanlah dengan cara memamerkan, memajang gambar atau mengikuti bermacam ajang lomba guna membandingkan rupa, sedangkan hakekatnya wajah itu bukan miliknya.
Tidakkah engkau jengah bila banyak mata lelaki ajnabi yang memandangi berhari-hari? Tidakkah engkau malu ketika wajahmu dinikmati tanpa permisi karena engkau sendiri yang memajang tanpa sungkan. Ataukah rasa malu itu telah punah, musnah? Betapa sayangnya jika demikian sedangkan ia sebagian dari keimanan.

Ukhti, kamu cantik sekali....
Tapi apa manfaat pujian dan kekaguman seseorang? Adakah ia akan menambah pahala dari-Nya? Adakah derajatmu akan meninggi di sisi Ilahi setelah dipuji? Tak ada yang menjamin wahai ukhti. Mungkin malah sebaliknya, wajah cantik itu menjadikanmu tak punya harga di hadapan-Nya, karena kamu tak mampu memelihara sesuai dengan ketentuan-Nya.

Ukhti, kamu cantik sekali
Kecantikan itu harta berharga, bukan barang murah yang bisa dinikmati dengan mudah. Dimana nilainya jika setiap mata begitu leluasa memandang cantiknya rupa. Dimana harganya jika kecantikan telah diumbar, dipajang dengan ringan tanpa sungkan. Dimana kehormatan sebagai hamba tuhan jika setiap orang, baik ia seorang kafir, musyrik atau munafik begitu mudah menikmati wajah para muslimah?

Ukhti, kamu cantik sekali.....
Alangkah indah jika kecantikan fisik itu dipadu dengan kecantikan hatimu. Apalah arti cantik rupawan bila tak memiliki keimanan. Apalah guna tubuh molek memikat bila tak ada rasa malu yang lekat. Cantikkan dirimu dengan cahaya-Nya. Cahaya yang bersinar dari hati benderang penuh keimanan. Hati yang taat senantiasa patuh pada syariat. Hati yang taqwa, yang selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Hati yang sederhana, yang tak berlebihan dalam segala urusan dunia.

Ukhti, kamu cantik sekali......
Maka tampillah cantik di hadapan penciptamu karena itu lebih berarti dari pada menampilkan kecantikan pada manusia yang bukan muhrimmu
Tampillah cantik di hadapan suamimu, karena itu adalah bagian dari jihadmu. Mengabdi pada manusia yang kamu kasihi demi keridhoan Ilahi.
Tampillah cantik, cantik iman, cantik batin, cantik hati, karena itu lebih abadi.


...:::SURAT UNTUK KAUM HAWA:::...

Wahai Hawa….
Kenapa..
engkau tak menghargai nikmat Iman dan Islam itu ?
Kenapa..
mesti engkau kaku dalam mentaati ajaran-Nya ?
kenapa..
masih enggan mengamalkan isi kandungan-nya ?
dan kenapa..
masih ragu dalam mematuhi perintah-Nya ?

Wahai Hawa….
Sadarlah..
Tangan yang mengoncang buaian..
boleh mengoncang dunia,
kau boleh mengoncang dunia
dengan melahirkan manusia yang hebat!!
yakni yang Sholeh dan Sholehah,
kau boleh menggenggam dunia
dengan menjadi istri yang taat
serta memberi dorongan dan
dukungan pada suami yang sejati
dalam menegakkan Islam di mata dunia.

Tapi hawa..
Jangan sesekali kau cuba menggoncang keimanan lelaki dengan lembut tuturmu,
dengan ayu wajahmu, dengan lenggok tubuhmu.
Jangan kau menghentak-hentak kakimu untuk menyatakan kehadiranmu.

Jangan Hawa …
Jangan sesekali mencoba menarik perhatian kaum Adam yang bukan Suamimu..
kerana aku khuatir ia mengundang kemurkaan dan kebencian ALLAH.
BAHAYA! Ia bisa memberi kegembiraan pada setan..
karena wanita ialah jala setan,
Alat yang di eksploitasikan oleh setan dalam menyesatkan kaum Adam.

Hawa,
Andai engkau masih remaja..
Jadilah anak yang Sholehah Buat kedua ibu bapakmu,
Andai engkau sudah bersuami..
Jadilah istri yang meringankan beban suamimu,
Andai engkau seorang ibu..
Didiklah anakmu sehingga ia tak gentar memperjuangkan Agama ALLAH.

Hawa,
Andai engkau belum menikah,
Jangan kau risau akan jodohmu,
ingatlah hawa janji Rabb kita,
wanita yang baik adalah untuk
lelaki yang baik.
Jangan menggadaikan kehormatanmu..
hanya semata-mata kerana seorang lelaki,
jangan memakai pakaian yang menampakkan lekuk tubuhmu
hanya untuk menarik perhatian dan memikat kaum lelaki,
karena kau bukan memancing hatinya..
tapi merangsang nafsunya.

Wahai Hawa…
Jangan sesekali dikau memulai pertemuan dengan lelaki yang bukan muhrim kerana aku kuatir dari mata turun ke hati, dari senyuman membawa ke salam, dari salam cenderung kepada pertemuan dan dari pertemuaan… takut lahirnya nafsu kejahatan yang menguasai diri.

Hawa …
Lelaki yang Baik tidak melihat paras rupa,
Lelaki yang Sholeh tidak memilih wanita melalui
keseksiannya,
Lelaki yang Wara’ tidak menilai wanita melalui
keayuaannya,kemanjaannya serta kemampuannya
menggoncang iman mereka.

Tetapi hawa …
Lelaki yang Baik akan menilai wanita melalui akhlaknya,
pribadinya dan AGAMAnya…
Lelaki yang Sholeh tidak menginginkan sebuah pertemuan dengan wanita yang bukan muhrimnya kerana dia takut memberi kesempatan pada setan untuk mengodanya.

Oleh itu Hawa …
Jagalah pandanganmu,
Jagalah pakaianmu,
Jagalah akhlakmu,
Kuatkan pendirianmu…
Andai kata ditakdirkan tiada cinta dari Adam untukmu,
Cukuplah hanya cinta ALLAH menyinari dan
memenuhi jiwamu,
biarlah hanya cinta kedua ibu bapamu
yang memberi kehangatan kebahagiaan buat dirimu, cukuplah sekadar cinta saudara serta keluarga yang akan membahagiakan dirimu.

Hawa …
Cintailah ALLAH..
Dikala susah dan senang kerana kau akan memperolehi cinta dari insan yang juga mencintai ALLAH.
Cintailah kedua ibu bapakmu, kerana kau akan perolehi keridhaan ALLAH TA”ALAA
Cintailah keluargamu.. kerana tiada cinta selain cinta keluarga.

Hawa …
Nasehatku yang terakhir, biarlah tangan yang menggoncang buaian ini dapat menggoncang dunia dalam menggapai keridhaan ILAHI.
Jangan sesekali.. tangan ini juga yang menggoncang keimanan kaum Adam, kerana aku sulit menerimanya dan aku benci mendengarnya.

***
Pesan cinta dari Ukhti Aisyatulhumaira

...:::SURAT DARI HAWA UNTUK ADAM:::...

Adam.....
Maafkan aku jika coretan ini memanaskan hatimu. Sesungguhnya aku adalah Hawa, temanmu yang kau pinta semasa kesunyian di syurga dahulu. Aku asalnya dari tulang rusukmu yang bengkok. Jadi tidak heranlah jika perjalanan hidupku senantiasa inginkan bimbingan darimu, senantiasa akan tergelincir dari landasan, karena aku buruan syaitan.

Adam... Maha suci Allah yang mentakdirkan kaumku lebih ramai bilangannya dari kaummu di akhir zaman, itulah sebenarnya ketelitian Allah dalam urusanNya. Jika bilangan kaummu melebihi kaumku niscaya merahlah dunia karena darah manusia, kacau-balaulah suasana, Adam sama Adam bermusuhan karena Hawa.

Buktinya cukup nyata dari peristiwa Habil dan Qabil sehingga pada zaman cucu-cicitnya. Pun jika begitu maka tidak selaraslah undang-undang Allah yang mengharuskan Adam beristeri lebih dari satu tapi tidak lebih dari empat pada satu waktu.

Adam... Bukan karena banyaknya isterimu yang membimbangkan aku. Bukan karena sedikitnya bilanganmu yang memusingkan aku. Tapi... aku risau, gundah dan gulana menyaksikan tingkahmu. Aku sejak dulu sudah
tahu bahwa aku mesti tunduk ketika menjadi isterimu. Namun... terasa berat pula untukku meyatakan isi perkara.

Adam... Aku tahu bahwa dalam Al-Quran ada ayat yang menyatakan kaum lelaki adalah menguasai terhadap kaum wanita. Kau diberi amanah untuk mendidik aku, kau diberi tanggungjawab untuk menjaga aku, memerhatikan dan mengawasi aku agar senantiasa didalam ridha Allah.

Tapi Adam, nyata dan rata-rata apa yang sudah terjadi pada kaumku kini, aku dan kaumku telah ramai mendurhakaimu. Ramai yang telah menyimpang dari jalan yang ditetapkan. Asalnya Allah menghendaki aku tinggal tetap dirumah. Di jalan-jalan, di pasar-pasar, di bandar-bandar bukan tempatku. Jika terpaksa aku keluar dari rumah seluruh tubuhku mesti ditutup dari ujung kaki sampai ujung rambut.

Tapi.. realitanya kini, Hawa telah lebih dari sepatutnya. Adam... Mengapa kau biarkan aku begini? Aku jadi ibu, aku jadi guru, itu sudah tentu katamu. Aku ibu dan guru kepada anak-anakmu. Tapi sekarang diwaktu yang sama, aku maju menguruskan hal negara, aku ke hutan memikul senjata. Padahal, kau duduk saja. Ada diantara kau yang menganggur tiada kerja. Apakah kau sekarang tidak lagi seperti dulu? Apakah sudah hilang kasih sucimu terhadapku?

Adam... Marahkah kau jika kukatakan andainya Hawa tergelincir, maka Adam yang patut tanggung! Kenapa..? Mengapa begitu ADAM ?? Ya! Ramai orang berkata jika anak jahat ibu-bapak tak pandai mendidik, jika murid bodoh, guru yang tidak pandai mengajar! Adam kau selalu berkata, Hawa memang keras, tak mau dengar kata, tak mudah diberi nasihat, kepala batu, pada hematku yang dhaif ini Adam, seharusnya kau tanya dirimu, apakah didikanmu terhadapku sama seperti didikan Nabi Muhammad SAW terhadap isteri-isterinya? Adakah Adam melayani Hawa sama seperti psikologi Muhammad terhadap mereka? Adakah akhlak Adam-Adam boleh dijadikan contoh terhadap kaum Hawa?

Adam... Kau sebenarnya imam dan aku adalah makmummu, aku adalah pengikut-pengikutmu karena kau adalah ketua. Jika kau benar, maka benarlah aku. Jika kau lalai, lalailah aku. Kau punya kelebihan akal manakala aku kelebihan nafsu. Akalmu sembilan, nafsumu satu. Aku...akalku satu nafsuku beribu! Dari itu Adam....pimpinlah tanganku, karena aku sering lupa, lalai dan alpa, sering aku tergelincir didorong oleh nafsu2ku. Bimbinglah aku untuk menyelami kalimat Allah, perdengarkanlah aku kalimat syahdu dari Tuhanmu agar menerangi hidupku. Tiuplah ruh jihad ke dalam dadaku agar aku menjadi mujahidah kekasih Allah.

Adam... Andainya kau masih lalai dan alpa dengan ulahmu sendiri, masih segan mengikut langkah para sahabat, masih gentar mencegah mungkar, maka kita tunggu dan lihatlah, dunia ini akan hancur bila kaumku yang akan memerintah.
Malulah engkau Adam, malulah engkau pada dirimu sendiri dan pada Tuhanmu yang engkau agungkan itu...

INNA LILLAAHI WA INNA ILAIHI ROOJIUUN.

Dari Seorang Sahabat
Bahan Renungan Untuk Anda, Sahabatku, yang mungkin terlalu sibuk bekerja...
Luangkanlah waktu sejenak untuk membaca dan merenungkan pesan ini...

Alhamdulillah, Anda beruntung telah terpilih untuk mendapatkan kesempatan membaca ini.
Aktifitas keseharian kita selalu mencuri konsentrasi kita. kita seolah lupa dengan sesuatu yang kita tak pernah tau kapan kedatangannya.
Sesuatu yang bagi sebagian orang sangat menakutkan.Tahukah kita kapan kematian akan menjemput kita???
Berikanlah waktu anda dan bacalah sampai habis, semoga dapat menjadikan hikmah buat kita semua dan sadar, bahwa kita akan mati dan tinggal menunggu waktunya,semoga kita termasuk dalam orang-orang yang khusnul khotimah.... amien.... .

Tatkala masih di bangku sekolah, aku hidup bersama kedua orangtuaku dalam lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar doa ibuku saat pulang dari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama,
apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang. Aku sungguh heran, bahkan hingga aku berkata kepada diri sendiri :
"Alangkah sabarnya mereka....setiap hari begitu...benar- benar mengherankan!
"Aku belum tahu bahwa disitulah kebahagiaan orang mukmin dan itulah shalat orang orang pilihan. Mereka bangkit dari tempat tidurnya untuk munajat kepada Allah.
Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah padahal berbagai nasehat selalu kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu. Setelah tamat dari pendidikan, aku ditugaskan di kota yang jauh dari kotaku.
Perkenalanku dengan teman-teman sekerja membuatku agak ringan menanggung
beban sebagai orang terasing.

Disana, aku tak mendengar lagi suara bacaan Al-Qur'an. Tak ada lagi suara ibu yang membangunkan dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup sendirian, jauh dari lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati. Aku ditugaskan mengatur lalu lintas di sebuah jalan tol.. Di samping menjaga keamanan jalan,tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan. Pekerjaan baruku sungguh menyenangkan. Aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi tinggi. Tetapi, hidupku bagai selalu diombang-ambingkan ombak. Aku bingung dan sering melamun sendirian .... banyak waktu luang ... pengetahuanku terbatas.

Aku mulai jenuh ... tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang kara. Hampir tiap hari yang kusaksikan hanya kecelakaan dan orang-orang yang mengadu kecopetan atau bentuk-bentuk penganiayaan lain.
Aku bosan dengan rutinitas.. Sampai suatu hari terjadilah sebuah peristiwa yang hingga kini tak pernah aku lupakan.
Ketika itu, kami dengan seorang kawan sedang bertugas disebuah pos jalan..
Kami asyik ngobrol ... tiba-tiba kami dikagetkan oleh suara benturan yang amat keras. Kami mengedarkan pandangan. Ternyata, sebuah mobil bertabrakan dengan mobil lain yang meluncur dari arah yang berlawanan.
Kami segera berlari menuju tempat kejadian untuk menolong korban.
Kejadian yang sungguh tragis.
Kami lihat dua awak salah satu mobil dalam kondisi kritis. Keduanya segera kami keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah. Kami cepat-cepat menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas
dengan amat mengerikan.
Kami kembali lagi kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma.
Temanku menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat. Ucapkanlah
"Laailaaha Illallaah ..... Laailaaha Illallaah .." perintah temanku..
Tetapi sungguh mengerikan, dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu.
Keadaan itu membuatku merinding..
Temanku tampaknya sudah biasa menghadapi orang-orang yang sekarat ...
Kembali ia menuntun korban itu membaca syahadat. Aku diam membisu. Aku
tak berkutik dengan pandangan nanar. Seumur hidupku, aku belum pernah
menyaksikan orang yang sedang sekarat, apalagi dengan kondisi seperti
ini.

Temanku terus menuntun keduanya mengulang-ulang bacaan syahadat.
Tetapi . keduanya tetap terus saja melantunkan lagu.
Tak ada gunanya .... Suara lagunya terdengar semakin melemah .... lemah
dan lemah sekali.. Orang pertama diam, tak bersuara lagi, disusul orang
kedua.
Tak ada gerak .... keduanya telah meninggal dunia. Kami segera membawa
mereka ke dalam mobil. Temanku menunduk, ia tak berbicara sepatahpun.
Selama perjalanan hanya ada kebisuan. Hening...
Kesunyian pecah ketika temanku mulai bicara...Ia berbicara tentang hakikat
kematian dan su'ul khatimah (kesudahan yang buruk).
Ia berkata "Manusia akan mengakhiri hidupnya dengan baik atau buruk..
Kesudahan hidup itu biasanya pertanda dari apa yang dilakukan olehnya
selama di dunia.
"Ia bercerita panjang lebar padaku tentang berbagai kisah yang
diriwayatkan dalam buku-buku islam. Ia juga berbicara bagaimana
seseorang akan mengakhiri hidupnya sesuai dengan masa lalunya secara
lahir batin.
Perjalanan kerumah sakit terasa singkat oleh pembicaraan kami tentang
kematian. Pembicaraan itu makin sempurna gambarannya tatkala ingat bahwa
kami sedang membawa mayat. Tiba-tiba aku menjadi takut mati. Peristiwa
ini benar-benar memberi pelajaran berharga bagiku. Hari itu, aku shalat
khusyu' sekali.

Tetapi perlahan-lahan aku mulai melupakan peristiwa itu. Aku kembali
pada kebiasaanku semula ... Aku seperti tak pernah menyaksikan apa yang menimpa dua orang yang tak kukenal beberapa waktu yang lalu. Tetapi sejak saat itu, aku memang benar-benar menjadi benci kepada yang namanya lagu-lagu. Aku tak mau tenggelam menikmatinya seperti sedia kala.
Mungkin itu ada kaitannya dengan lagu yang pernah kudengar dari dua orang yang sedang sekarat dahulu. Kejadian yang menakjubkan !.
Selang enam bulan dari peristiwa mengerikan itu .... sebuah kejadian menakjubkan kembali terjadi di depan mataku. Seseorang mengendarai mobilnya dengan pelan, tetapi tiba-tiba mobilnya mogok di sebuah terowongan menuju kota . Ia turun dari mobilnya untuk mengganti ban yang kempes. Ketika ia berdiri dibelakang mobil untuk menurunkan ban serep,tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya dari arah belakang. Lelaki itupun langsung tersungkur seketika.
Aku dengan seorang kawan, bukan yang menemaniku pada peristiwa pertama cepat-cepat menuju tempat kejadian.

Dia kami bawa dengan mobil dan segera pula kami menghubungi rumah sakit agar langsung mendapat penanganan. Dia masih sangat muda, wajahnya begitu bersih.Ketika mengangkatnya ke mobil, kami berdua cukup panik,sehingga tak sempat memperhatikan kalau ia menggumamkan sesuatu. Ketika
kami membujurkannya di dalam mobil, kami baru bisa membedakan suara yang keluar dari mulutnya.
Ia melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an ... dengan suara amat lemah.
"Subhanallah ! dalam kondisi kritis seperti itu ia masih sempat melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an ? Darah mengguyur seluruh pakaiannya, tulang-tulangnya patah, bahkan ia hampir mati. Dalam kondisi
seperti itu, ia terus melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan suaranya yang merdu.
Selama hidup, aku tak pernah mendengar bacaan Al-Qur'an se indah itu.
Dalam batin aku bergumam sendirian "Aku akan menuntunnya membaca syahadat sebagaimana yang dilakukan oleh temanku terdahulu ... apalagi aku sudah punya pengalaman." aku meyakinkan diriku sendiri. Aku dan kawanku seperti terhipnotis mendengarkan suara bacaan Al-Qur'an yang merdu itu.
Sekonyong-konyong sekujur tubuhku merinding, menjalar dan menyelusup ke setiap rongga. Tiba-tiba, suara itu terhenti. Aku menoleh kebelakang.Kusaksikan dia mengacungkan jari telunjuknya lalu bersyahadat. Kepalanya terkulai, aku melompat ke belakang.
Kupegang tangannya, degup jantungnya, nafasnya, tidak ada yang terasa..Dia telah meninggal. Aku lalu memandanginya lekat-lekat, air mataku menetes, kusembunyikan tangisku, takut diketahui kawanku.
Kukabarkan kepada kawanku kalau pemuda itu telah meninggal. Kawanku tak kuasa menahan tangisnya. Demikian pula halnya dengan diriku. Aku terus menangis air mataku deras mengalir. Suasana dalam mobil betul-betul sangat mengharukan. ...Sampai di rumah sakit .....Kepada orang-orang disana , kami mengabarkan perihal kematian pemuda itu dan peristiwa menjelang kematiannya yang menakjubkan.
Banyak orang yang terpengaruh dengan kisah kami, sehingga tak sedikit
yang meneteskan air mata.
Salah seorang dari mereka, demi mendengar kisahnya, segera menghampiri
jenazah dan mencium keningnya. Semua orang yang hadir memutuskan untuk
tidak beranjak sebelum mengetahui secara pasti kapan jenazah akan
dishalatkan. . . Mereka ingin memberi penghormatan terakhir kepada
jenazah. Semua ingin ikut menyolatinya.
Salah seorang petugas rumah sakit menghubungi rumah almarhum. Kami ikut
mengantar jenazah hingga ke rumah keluarganya.
Salah seorang saudaranya mengisahkan, ketika kecelakaan, sebetulnya
almarhum hendak menjenguk neneknya di desa. Pekerjaan itu rutin ia
lakukan setiap hari senin. Disana almarhum juga menyantuni para janda,
anak yatim dan orang-orang miskin.
Ketika terjadi kecelakaan, mobilnya penuh dengan beras, gula,
buah-buahan dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Ia juga tak lupa
membawa buku-buku agama dan kaset-kaset pengajian. Semua itu untuk
dibagi-bagikan kepada orang-orang yang dia santuni. Bahkan juga membawa
permen untuk dibagikan kepada anak-anak kecil.
Bila tiba saatnya kelak, kita menghadap Allah Yang Perkasa. hanya ada
satu harap, semoga kita menjadi penghuni surga. Biarlah dunia jadi
kenangan, juga langkah-langkah kaki yang terseok, di sela dosa dan
pertaubatan.
Hari ini, semoga masih ada usia, untuk mengejar surga itu, dengan
amal-amal yang nyata : "memperbaiki diri dan mengajak orang lain "
Allah Swt berfirman: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang
siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh
ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang memperdayakan. " (QS. Al-Imran:185)
Rasulullah Saw telah mengingatkan dalam sabdanya, "Barangsiapa yang
lambat amalnya, tidak akan dipercepat oleh nasabnya."
Saudaraku, siapa yang tau kapan, dimana, bagaimana, sedang apa, kita
menemui tamu yang pasti menjumpai kita, yang mengajak menghadap Allah
SWT.
Orang yang cerdik dan pandai adalah yang senantiasa mengingat kematian
dalam waktu-waktu yang ia lalui kemudian melakukan persiapan persiapan
untuk menghadapinya.
Note : amalkan ilmu, sampaikan walau satu ayat, salah satu amalan yang
terus mengalir walau seseorang sudah mati adalah ilmu yang bermanfaat.
Begitulah hendaknya engkau nasehati dirimu setiap hari karena engkau
tidak menyangka mati itu dekat kepadamu bahkan engkau mengira engkau
mungkin hidup lima puluh tahun lagi, Kemudian engkau menyuruh dirimu
berbuat taat, sudah pasti dirimu tidak akan patuh kepadamu dan pasti ia
akan menolak dan merasa berat untuk mengerjakan ketaatan.
Nasehat ini terutama untuk diri saya sendiri, dan saudara-saudaraku
seiman pada umumnya.
Orang Cerdas Adalah Orang Yang Mengingat Akan Kematian,

INFORMASI PENERBANGAN GRATIS
AL-JENAZAH AIRLINES, LAYANAN PENUH 24 JAM
Bila kita akan 'berangkat" dari alam ini, ia ibarat penerbangan ke sebuah negara.
Dimana informasi tentangnya tidak terdapat dalam brosur penerbangan,
tetapi melalui Al-Qur'an dan Al-Hadist.
Di mana penerbangan bukannya dengan Garuda Airlines, Singapore Airlines,
atau US Airlines, tetapi Al-Jenazah Airlines.
Di mana bekal kita bukan lagi tas seberat 23Kg, tetapi amalan yang tak
lebih dan tak kurang.
Dimana bajunya bukan lagi Pierre Cardin, atau setaraf dengannya, akan
tetapi kain kafan putih.
Dimana pewanginya bukan Channel atau Polo, tetapi air biasa yang suci.
Di mana passport kita bukan Indonesia , British atau American, tetapi Al-Islam.
Di mana visa kita bukan lagi sekedar 6 bulan, tetapi 'Laailaahaillallah'
Di mana pelayannya bukan pramugari jelita, tetapi Izrail dan lain-lain.
Di mana servisnya bukan lagi kelas business atau ekonomi, tetapi sekedar
kain yang diwangikan.
Di mana tujuan mendarat bukannya Bandara Cengkareng, Heathrow Airport
atau Jeddah International, tetapi tanah pekuburan.
Di mana ruang menunggunya bukan lagi ruangan ber AC dan permadani,
tetapi ruang 2x1 meter, gelap gulita.
Di mana pegawai imigrasi adalah Munkar dan Nakir, mereka hanya memeriksa
apakah kita layak ke tujuan yang diidamkan.
Di mana tidak perlu satpam dan alat detector.
Di mana lapangan terbang transitnya adalah Al Barzah
Di mana tujuan terakhir apakah Syurga yang mengalir sungai di bawahnya
atau Neraka Jahannam.
Penerbangan ini tidak akan dibajak atau dibom, karena itu tak perlu bimbang.
Sajian tidak akan disediakan, oleh karena itu tidak perlu merisaukan
masalah alergi atau halal haram makanan.
Jangan risaukan cancel pembatalan, penerbangan ini senantiasa tepat
waktunya, ia berangkat dan tiba tepat pada masanya.

Jangan pikirkan tentang hiburan dalam penerbangan, karena anda telah
hilang selera bersuka ria.
Jangan bimbang tentang pembelian tiket, karena tiket telah siap di
booking sejak ruh anda ditiupkan di dalam rahim ibu.

YA!BERITA BAIK!! Jangan bimbangkan siapa yang duduk di sebelah anda.
Anda adalah satu-satunya penumpang penerbangan ini.
Oleh karena itu bergembiralah selagi bisa! Dan sekiranya anda bisa!
Hanya ingat! Penerbangan ini datang tanpa 'Pemberitahuan' .
Cuma perlu ingat!! Nama anda telah tertulis dalam tiket untuk Penerbangan. .
Saat penerbangan anda berangkat... tanpa doa Bismillahi Tawakkaltu
'Alallah, atau ungkapan selamat jalan.
Tetapi Innalillahi Wa Inna ilaihi Rajiuun......
Anda berangkat pulang ke Rahmatullah. Mati.

ADAKAH KITA TELAH SIAP UNTUK BERANGKAT?
'Orang yang cerdas adalah orang yang mengingat kematian. Karena dengan
kecerdasannya dia akan mempersiapkan segala perbekalan untuk
menghadapinya. '

ASTAGHFIRULLAH, semoga ALLAH SWT mengampuni kita beserta keluarga....

Amiin

WALLAHU A'LAM

Catatan:
Penerbangan ini berlaku untuk segala umur... tanpa kecuali, maka
perbekalan lebih baik dipersiapkan sejak dini..... sangat tidak bijak
dan tidak cerdas bagi yang menunda-nunda mempersiapkan perbekalannya.

PERNIKAHAN SEDERHANA

Ketika Nabi Muhammad menikahkan Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib, beliau mengundang Abu Bakar, Umar, dan Usamah untuk membawakan persiapan Fatimah. Mereka bertanya-tanya, apa gerangan yang dipersiapkan Rasulullah untuk putri kinasih dan keponakan tersayangnya itu? Ternyata bekalnya cuma penggilingan gandum, kulit binatang yang disamak, kendi, dan sebuah piring.
Mengetahui hal itu, Abu Bakar menangis. Ya Rasulullah. Inikah persiapan untuk Fatimahtanya Abu Bakar terguguk. Nabi Muhammad pun menenangkannya, “Wahai Abu Bakar. Ini sudah cukup bagi orang yang berada di dunia”
Fatimah, sang pengantin itu, kemudian keluar rumah dengan memakai pakaian yang cukup bagus, tapi ada 12 tambalannya. Tak ada perhiasan, apalagi pernik-pernik mahal.

Setelah menikah, Fatimah senantiasa menggiling gandum dengan tangannya, membaca Alquran dengan lidahnya, menafsirkan kitab suci dengan hatinya, dan menangis dengan matanya.
Itulah sebagian kemuliaaan dari Fatimah. Ada ribuan atau jutaan Fatimah yang telah menunjukkan kemuliaan akhlaknya. Dari mereka kelak lahir ulama-ulama ulung yang menjadi guru dan rujukan seluruh imam, termasuk Imam Maliki, Hanafi, Syafi’i, dan Hambali.
Bagaimana gadis sekarang? Mereka, memang tak lagi menggiling gandum, tapi menekan tuts-tuts komputer. Tapi bagaimana lidah, hati, dan matanya? aku pernah mendapatkan berita, ada seorang gadis di Bekasi, yang nyaris mati karena bunuh diri. Rupanya ia minta dinikahkan dengan pujaan hatinya dengan pesta meriah. Karena ayahnya tak mau, dia pun nekat bunuh diri dengan minum Baygon. Untung
jiwanya terselamatkan.
Seandainya saja tak terselamatkan, naudzubillah min dzalik! Allah mengharamkan surga untuk orang yang mati bunuh diri.
Si gadis tadi rupanya menjadikan kemewahan pernikahannya sebagai sebuah prinsip hidup yang tak bisa dilanggar. Sayang, gadis malang itu mungkin belum menghayati cara Rasulullah menikahkan putrinya.
Pesta pernikahan putri Rasulullah itu menggambarkan kepada kita, betapa kesederhanaan telah menjadi darah daging kehidupan Nabi yang mulia. Bahkan ketika pesta pernikahan putrinya, yang selayaknya diadakan dengan meriah, Muhammad tetap menunjukkan kesederhanaan.
Bagi Rasulullah, membuat pesta besar untuk pernikahan putrinya bukanlah hal sulit. Tapi, sebagai manusia agung yang suci, kemegahan pesta pernikahan putrinya, bukan ditunjukkan oleh hal-hal yang bersifat duniawi. Rasul justru menunjukkan kemegahan kesederhanaan dan kemegahan sifat qanaah, yang merupakan kekayaan hakiki.

Rasululllah bersabda, Kekayaan yang sejati adalah kekayaan iman, yang tecermin dalam sifat qanaah. Iman, kesederhanaan, dan qanaah adalah suatu yang tak bisa dipisahkan.
Seorang beriman, tecermin dari kesederhanaan hidupnya dan kesederhanaan itu tecermin dari sifatnya yang qanaah.
Qanaah adalah sebuah sikap yang menerima ketentuan Allah dengan sabar; dan menarik diri dari kecintaan pada dunia.
Rasulullah bersabda, Qanaah adalah harta yang tak akan hilang dan tabungan yang tak akan lenyap.
Wahai Ukhti,,,semoga kita bisa mencontoh pernikahan yg Rasulullah gelarkan untuk putrinya.

TERPELESET

Tertatih kakiku melangkah
Kucoba bertahan dan berjalan
Namun akhirnya aku lalai
Terperosok dan jatuh terpeleset

Berdiri kucoba lagi
Di atas kaki yang masih perih
Kucoba ayunkan
Akankah ada kekuatan

Ya Rabb,,,,,
Yang menggenggam jiwaku
Yang kuasa atas diriku
Yang menuntun jalanku

Terangilah jalan-jalanMu padaku,,,
Gelapkan jalan-jalan dari musuh-musuhMu
Jangan biarkan aku terseret ke jalan yang hina
Namun biarkan aku menapaki jalanMu
Walaupun itu penuh dengan peluh

Ya Rabb,,,,,Aku merindukanMu,,,,
Jangan biarkan aku jauh dariMu,,,,

Tidak!!!!
Aku tidak bermaksud untuk membangkang
Akupun tidak bermaksud menghianatiMu
Aku tidak bermaksud untuk meninggalkanMu

Semua itu terjadi karena kebodohan dan kelemahanku Aku tak mampu menjaga diriku sendiri
Maafkan aku,,,,

Aku mencintaiMu
Dan tak ingin menghianatiMu
tapi aku lemah dan tak berdaya ,,,
Hanya Engkau yang bisa menjaga dan melindungi dari keburukan, kelemahan dan kebodohanku

Ku mohon,,,,
Selamatkan aku,,,,
Jaga aku,,,,
Lindungi aku,,,
dari apapun yang bisa menjauhkan diriku dariMu
please,,,

Menggayuh alunan tanpa melodi

Wahai kekasih hati
Jauh dariMu adalah siksa terpedih
MeninggalkanMu adalah kebodohan dan kehancuran diri

Jangan dan jangan tinggalkan aku
Yang merindu dan selalu menanti
Mengharap tiada bertepi,,,
BersamaMu yang kekal abadi,,,

WAHAI SAHABATKU

Wahai sahabatku bagaimanakah kabarmu hari ini? Apakah engkau sudah mempersaksikan di hadapan seluruh makhluk dan malaikat yang menjunjung ‘Arsy yang agung dan malaikat seluruhnya bahwa engkau seorang muslim? Mempersaksikan bahwa Dia lah Robb yang agung, yang paling pedih azabnya sekaligus paling luas rahmatnya, sebagai Dzat yang satu-satunya berhak diberikan seluruh kecintaan, rasa takut dan harap dengan ketundukan dan penyerahan diri yang sempurna?

Sahabatku, sudahkah engkau bertekad hari ini untuk mengerjakan sunnah Rosululloh dengan benar dan ikhlas di atas syariat yang haq, yang tidak dinodai kebatilan syahwat dan syubhat yakni dengan cara mengikuti metode pemahaman dan pengamalan islam yang dilakukan oleh sahabat yang mustaqiim?

Sahabatmu menulis risalah ini saat hatinya sedang terbang melihat sahabatnya yang mencintai agama Allah… menginginkan kebaikan pada dirinya dan orang-orang yang disayanginya…
Sahabatmu menulis risalah ini mengharapkan agar sekiranya risalah ini menjadi batu perbaikan untuk meraih metode pemahaman dan pengamalan islam yang lurus dan meraih jalan kebaikan…
Sahabatmu menulis risalah ini dengan niat –yang semoga Alloh meluruskannya- yang menginginkan kebaikan bagi engkau wahai sahabatku…
Sahabatmu menulis risalah ini dengan harapan semoga melapangkan dada, menjernihkan akal dan bisa diterima oleh hati…
Sahabatmu menulis risalah ini agar ilmu menjadi bersinar dan tersebar… dan menjadi pembuka menuju jalan ke jannah-Nya…
Sahabatmu menulis risalah ini dan sangat mengharapkan persatuan kata dalam satu shaf yang sama, bersama-sama menapaki atsar Rosullulloh dan sahabatnya dan meraih beribu-ribu keindahan iman yang dicapai tholabul ‘ilmi…
Sahabatmu menulis risalah ini dan dia yakin dengan pasti dan tanpa ragu didalamnya ada kesalahan dan kekurangan… karenanya dia memohon ampun kepada Alloh dan memohon maaf kepadamu sahabatku…

Tausiyah Untukku dan Untukmu

Sahabatku, bacalah apa yang Allah firmankan padamu…

“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (Az-Zumar: 9)

“Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-Mujadillah: 11)

“Sesungguhnya orang yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang yang berilmu.” (Fathir: 28)

Sahabatku, ingatlah pesan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam kepadamu…

“Barangsiapa yang Allah menghendaki suatu kebaikan pada dirinya maka Dia memberinya pemahaman dalam masalah dien.” (HR. Bukhori Muslim)

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi termasuk pula semut di dalam liangnya, termasuk pula ikan paus, benar-benar bersholawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan pada manusia.” (HR. Tirmidzi)

“Kelebihan orang yang berilmu atas ahli ibadah ialah seperti kelebihan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang gemintang. Sesungguhnya orang-orang yang berilmu itu adalah para pewaris para nabi. Para nabi tidaklah mewariskan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu. Barang siapa mengambil ilmu itu, berarti dia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)

“Sesungguhnya para malaikat benar-benar mengepakkan sayap-sayapnya pada orang-orang yang mencari ilmu, karena ridho terhadap apa yang dicarinya.” (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah)

“Barang siapa meniti suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan jalan baginya ke surga.” (HR. Muslim)

“Barangsiapa yang didatangi kematian pada saat dia sedang mencari ilmu, yang dengan ilmu itu dia hendak menghidupkan islam, maka antara dirinya dan para nabi hanya ada satu derajat di surga.” (HR. Ath-Thabrani)

Ketahuilah sahabatku… hukum mencari ilmu dien adalah wajib. Rosululloh bersabda, “Mencari ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Ketahuilah sahabatku… diantara semua ilmu ada ilmu yang terpuji dan ada ilmu yang tercela. Dan di antara ilmu yang terpuji ada yang hukumnya fardhu ‘ain dan ada yang hukumnya fardhu kifayah. Ilmu yang hukumnya fardhu ‘ain adalah ilmu yang dengannya engkau dapat mengenal Allah, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dalam setiap gerak-gerikmu, ucapanmu, perbuatanmu yang kau tampakkan maupun yang ada di dalam hatimu. Sedangkan ilmu yang termasuk fardhu kifayah adalah setiap ilmu yang dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup di dunia seperti ilmu kedokteran dan farmasi.

Maka ilmu yang fardhu ‘ain wajib untuk dicari oleh setiap muslim sedangkan ilmu yang fardhu kifayah adalah wajib untuk dicari oleh seorang muslim, namun apabila sudah dikerjakan oleh sebagian muslim maka gugur kewajiban yang lain.

Ketahuilah sahabatku… jadilah salah seorang diantara dua jenis manusia. Pertama jadilah orang yang sibuk dengan dirimu sendiri dengan hal yang fardhu ‘ain. Kedua setelah selesai dengan kesibukan diri sendiri berilah manfaat pada orang lain dengan hal yang fardhu kifayah. Jangan menjadi orang yang hanya sibuk memperbaiki orang lain sebelum memperbaiki diri sendiri. Perhatikanlah hati dan amalanmu. Jika engkau belum bisa menata diri sendiri dan hatimu, maka janganlah engkau menyibukkan diri dengan yang fardhu kifayah sebab orang lain telah banyak yang mengamalkan ilmu ini. Orang yang hendak mencelakakan dirinya sendiri dengan memperbaiki keadaan orang lain adalah orang yang bodoh. Perumpamaan dirinya seperti orang yang di dalam pakaiannya tersusupi kalajengking, lalu dia mengendap-endap untuk menghalau seekor lalat agar tidak hinggap di tubuh orang lain di sampingnya.

Jika engkau sudah bisa menata diri sendiri, engkau boleh menyibukkan diri dengan ilmu yang fardhu kifayah. Mulailah mencari ilmu dari Kitabullah dan Sunnah baru engkau mendalami ilmu yang lain. Janganlah engkau menghabiskan umurmu dalam satu jenis ilmu karena ingin mendapatkan predikat spesialisasi. Sesungguhnya ilmu itu sangat banyak sementara umur manusia sangat terbatas. Maka pilihlah ilmu yang paling bermanfaat bagimu yang dengannya engkau bisa meraih ridho Allah.

Sahabatmu ini pernah mendapatkan nasihat, “Sempatkan waktumu menemui majelis-majelis ta’lim yang lurus aqidah, akhlaq dan manhajnya sekalipun harus menempuh jalan yang jauh dan sulit. Sempatkan hatimu untuk menerima belaian dan makanan berupa ilmu. Ingat dan ketahuilah bahwa sesungguhnya ilmu bagi hati bagaikan air bagi ikan. Apa jadinya ikan tanpa air? Lalu apa jadinya hati tanpa ilmu?”

Namun sahabatmu ini sibuk sekali dengan urusan dunia dan prestasi, menganggap bahwa dunia sudah cukup untuk menepis musibah dan meraih kebahagiaan. Kebahagiaan datang lalu pergi dan hatinya terasa begitu kering. Musibah datang silih berganti dan membuat hatinya semakin kering hingga sahabatmu ini mendapat nasehat lagi…

Zuunuun rodhiyallahu ‘anhu berkata, “Wahai saudaraku berdirilah di hadapan tuhanmu seperti anak kecil di hadapan ibunya. Setiap kali ia dipukul oleh ibunya, ia malah bergerak ke arahnya dan setiap kali ia diusir ia malah mendekatinya. Keadaannya tetap seperti itu sampai sang ibu mendekapnya.”

Sabarlah jika engkau sedang ditimpa musibah, berdoalah kepada Allah agar semua itu bisa mengurangi dan menghapus dosa-dosamu. Kembalilah pada Allah dan carilah solusi dari Rosulullah. Sesungguhnya dalam Islam terdapat solusi bagi seluruh permasalahan. Dan cukupkan dirimu dengan solusi yang Allah dan Rosul-Nya berikan. Karena Allah lah yang Maha Bijaksana, menentukan yang terbaik bagi hambaNya. Dan memang, solusi terbaik atas seluruh urusan adalah islam, agama yang sempurna dan indah dari segala segi. Kebahagiaan hakiki ada pada Islam.

Sahabatku… bersabarlah untuk terus melangkah menggapai manisnya iman. Kita tidak akan pernah tahu, kapan umur kita pupus. Maka manfaatkanlah waktu untuk bersegera merajut manfaat dalam ridho Allah. Perjalanan sungguh amat jauh dan berat karenanya perlu bekal yang banyak agar kita tidak merugi. Dan kumpulkan bekal itu sekarang karena kita tidak tahu sampai kapan kita hidup. Bahkan sampai besok pagi pun kita tidak tahu apakah kita masih hidup.

Kelak di akherat, Robb kita tidak akan menanyakan: Bagaimana duniamu? Apakah orang tuamu kau bahagiakan dengan duniamu?

Tidak, sama sekali tidak…
Justru Robb kita akan bertanya: Untuk apa masa mudamu kau gunakan? Dan semoga saat itu walidain kita akan bangga dengan kesholehan anaknya, bukan dengan hal-hal yang dibanggakan di dunia tapi hakikatnya menjadi tamparan yang amat menyakitkan bagi mereka di akherat. Manakah yang engkau ridho atasnya sahabatku?

Jangan tertipu oleh alasan-alasan maya yang dibisikkan syaithon untuk membenarkan yang salah, menghalalkan yang haram dan menyamarkan hal-hal yang jelas.

Sahabatku… tentulah kita semua tahu bahwa terbukanya pintu taubat adalah hingga ditariknya nyawa sampai tenggorokan. Setelah itu tertutuplah pintu taubat untuk selamanya dan tak berguna lagi penyesalan sesudah itu. Tapi sahabatku, tak seorang pun tahu kapan kematian menjemput, kapan pintu taubat ditutup, apakah tahun depan, bulan depan, malam ini atau setelah beranjak dari tempat ini?? Tak ada satu makhluk pun yang mengetahuinya hingga begitu banyak manusia meremehkan bersegera dalam bertaubat dan dalam keadaan merasa aman dengan ilmu, amal, dan agama yang ia miliki sekarang. Padahal barangsiapa yang merasa aman dengan agamanya maka Allah mencabut agamanya pada saat itu juga.

Sahabatmu ini hanya bisa berdoa semoga dalam kesendirian kita masing-masing kita tetap bersemangat berpegang teguh terhadap al-haq, tetap istiqomah, menjunjung nilai-nilai sunnah dalam setiap tingkah, langkah, menit dan detik kita. Kita berlindung kepada Allah dari fitnahnya dunia dan segala perhiasannya. Semoga kita diselamatkan dari tipu daya dan bisikan syaithon yang melalaikan kita dari mengingat agungnya akherat.

Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Kita sudah mengetahui maknanya. Lalu kapankah kita mengamalkan?

Risalah ini hanya sekadar mengingatkanmu sahabatku, sesungguhnya ilmu yang kita pelajari di kampus bermanfaat. Tidak ada yang melarang kita untuk mempelajarinya, bahkan sangat dianjurkan demi kemaslahatan umat Islam. Apalagi jika kita belajar untuk birul waliddain, tentu pahalanya akan lebih berlipat lagi. Tapi sekali lagi sahabatku, tentu engkau sudah mampu mempertimbangkan manakah yang seharusnya lebih didahulukan, bahwa ilmu yang kita pelajari hukumnya fardhu kifayah dan butuh ilmu yang fardhu ‘ain sebagai landasannya. Sahabatku, engkau sudah dewasa dan engkaulah yang berhak menentukan jalan yang akan engkau tempuh. Sahabatmu ini sekedar menyampaikan ilmu yang sudah sampai padanya. Karena sahabatmu ini sangat menyayangimu karena Allah dan berharap kelak bertemu denganmu di surgaNya dan masih bersamamu ketika menuai ridho-Nya dan memandang wajah-Nya. Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh



disalin dari Muslimah.or.id

Artikel Lain :