"Solusi Jika Sering Bertengkar Dengan Suami Istri"








Sering bertengkar dengan istri atau sering bertengkar dengan suami? Konflik Dalam Rumah Tangga dan Solusinya, Konflik dalam rumah tanggan pemicu perceraian, maka di sini To-Sidrap.Com akan berikan solusinya. Masih sering bertengkar dengan pasangan ranjangnya? Simak artikel berikut : Konflik di dalam rumah tangga muncul akibat berbagai macam masalah yang terjadi diantara suami istri. Masalah-masalah di dalam rumah tangga yang bisa memicu konflik biasanya terjadi akibat adanya ketidakseimbangan di dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga yang sifatnya urgent. Dan apabila kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi, seringnya penyikapan dari salah satu pasangan akan selalu berujung negatif, sehingga akan menciptakan sebuah konflik di dalam kehidupan rumah tangganya.

Solusi Jika Sering Bertengkar Dengan Suami Istri

Masalah-masalah dalam pemicu konflik atau sering bertengkar itu adalah:


1. Masalah Finansial atau Keuangan keluarga

Menurut saya ini adalah masalah pemicu konflik yang paling besar yang umumnya melanda pada pasangan suami istri dalam kehidupan rumah tangganya. Suami pengangguran atau di PHK, suami memiliki gaji kecil sehingga tidak bisa memenuhi semua kebutuhan keluarganya, memiliki banyak hutang yang sudah lama belum bisa terbayar, gaji istri lebih besar daripada suami, dan masalah-masalah lainnya yang menyangkut dalam hal keuangan inilah sumber pemicu konflik pertama yang menjadikan ketegangan diantara pasangan suami istri. Pasangan suami istri yang tidak siap dengan kondisi seperti ini biasanya akan selalu bertengkar dan saling menyalahkan, mungkin bisa jadi akan berujung kepada perceraian, atau salah satu dari pasangan kabur dari rumah dan meninggalkan keluarganya begitu saja.

Beberapa solusi dari Masalah Finansial atau Keuangan keluarga ini diantaranya adalah:

Hal yang harus diperhatikan para pria sebelum menikah adalah memantapkan kondisi finansial terlebih dulu. Ini bukan berarti kita harus memiliki semuanya, tapi dengan kesiapan kondisi keuangan akan memudahkan kita dalam menjalani kehidupan rumah tangga yang notabene sangat membutuhkan banyak sekali pengeluaran uang.

Hendaknya anda sudah bekerja atau memiliki penghasilan sendiri sebelum menikah.

Hendaknya suami bisa mengantisipasi segala kemungkinan yang ada apabila suatu saat dirinya di PHK dari pekerjaaanya. Menabung untuk membangun bisnis sendiri adalah solusi pertama yang bisa dicoba. Tidak mungkin kan kita sampai tua bekerja terus menjadi karyawan?

Hendaknya suami terus berusaha walau bagaimanapun hasilnya untuk selalu bekerja dan menghasilkan uang. Ini adalah untuk menutup pintu fitnah dari bahaya laten suami pengangguran alias benalu dalam keluarga.

Peran istri sangat mendukung dalam masalah ini. Apabila mengetahui kondisi suami yang baru saja di PHK atau usaha yang sedang dirintisnya mengalami kebangkrutan, jangan sekali-kali bersikap antipati dan mencibirnya. Berusahalah sabar dan menerima keadaan, teruslah menyemangati suami agar tetap berusaha dan mencari pekerjaan atau menumbuhkan kembali semangat wirausahanya. Biasanya konflik terjadi akibat istri yang terlalu menuntut dan tidak sabar dalam menghadapi kondisi suaminya, mungkin berbeda halnya apabila suami memang cuek dan tidak mau berusaha dengan keras untuk bekerja.

2. Masalah Sex dan Keturunan

Masalah kedua yang bisa menjadi pemicu prahara dalam rumah tangga adalah ketika salah satu pasangan tidak bisa atau kurang dalam memenuhi kebutuhan seksualnya. Jangan pernah menganggap remeh masalah ini. Banyak sekali konflik yang terjadi akibat masalah ini. Suami yang impoten, suami atau istri yang mandul, suami yang terkena ejakulasi dini dan tidak bisa lama dalam memuaskan istrinya, atau sebaliknya istrinya yang hyper sex dan selalu merasa kurang, dan masih banyak masalah sex lainya yang bisa menjadi pemicu konflik dalam rumah tangga. Efek dari masalah ini adalah terjadinya perselingkuhan, mencari kepuasan dengan “jajan” di luar, pisah ranjang hingga perceraian. Saya rasa masalah ini tidak memandang kaya dan miskin, ketika salah satu pasangan tidak bisa memberikan kepuasan sebagaimana mestinya maka dipastikan akan terjadi perang dingin dalam rumah tangga. Untuk itulah sekali lagi jangan pernah menganggap remeh masalah ini.

Beberapa solusi dari Masalah Sex dan Keturunan ini diantara adalah:

Menjalin komunikasi yang baik diantara suami istri. Jangan selalu memendam kekecewaan dalam hati. Kemukakanlah kekurangan anda kepada pasangan anda. Apakah itu suami yang ejakulasi dini, atau istri yang selalu belum mencapai orgasme ketika berhubungan dan yang lainnya. Intinya jangan malu untuk terus terang dengan pasangan anda. Mungkin anda ingin mencoba variasi seks gaya baru, maka utarakanlah hal itu terhadap pasangan anda. Selama itu aman dan dalam konteks yang diperbolehkan kesehatan dan agama, maka silakan untuk mengkondisikannya dengan pasangan anda.

Konsultasikan dengan dokter pribadi anda, khususnya kepada dokter yang menangani masalah kelamin. Mungkin dokter akan memberikan solusi dan obatnya apabila memang itu sebuah penyakit yang disembuhkan. Jangan khawatir, setiap penyakit itu ada obatnya.

Untuk masalah pasangan yang sudah lama belum diberikan keturunan. Saya rasa ini hanya masalah waktu saja. Tidak ada yang menjamin bahwa seseorang tidak akan mempunyai anak. Sebagai muslim tentunya kita percaya bahwa ada Allah yang menentukan segalanya. Jadi saya sarankan untuk selalu berdo’a dan berusaha.

Mungkin cukup dua masalah saja yang akan saya angkat dalam postingan kali ini. Dua pokok masalah ini memang seakan menjadi momok yang menakutkan bagi pasangan suami istri dalam menjalani kehidupan rumah tangganya. Tapi jangan khawatir, jika anda bisa menghadapinya dengan bijak, maka ketakutan itu tidak akan terjadi.

Nah itulah artikel tentang Solusi Jika Sering Bertengkar Dengan Suami Istri yang bersumber :

http://themenworlds.com/2012/04/09/konflik-dalam-rumah-tangga-dan-solusinya


!!!===================!!!


Ketika Suami Istri Suka Bertengkar, Mengingat suami dan istri punya cara berpikir, kebiasaan, dan juga gaya komunikasi tertentu yang berbeda dengan pasangannya maka pertengkaran merupakan hal yang sangat normal dalam kehidupan pernikahan. Adanya pertengkaran juga menunjukkan bahwa proses penyesuaian diri sedang berlangsung dan masih ada komunikasi di antara suami dan istri.

Cukup banyak pasangan yang mengaku bahwa mereka bertengkar hebat hanya gara-gara hal sepele. Namun, bila pertengkaran sudah menjadi rutinitas sehari-hari, diwarnai oleh kata-kata kasar, menyebabkan macetnya komunikasi, dan berakhir dengan saling menyakiti maka sudah saatnya untuk mencari solusinya. Bila dibiarkan berlarut-larut, pertengkaran semacam ini akan menutupi rasa cinta Anda kepada pasangan dengan kemarahan, kekecewaan, dan dendam yang mendalam.

Solusi dari masalah di atas di antaranya sebagai berikut.

a. Umumnya, pertengkaran yang sering terjadi disebabkan oleh masalah yang ‘itu-itu’ saja. Pemicunya bisa berupa hal kecil, namun inti permasalahannya tetap sama dan belum juga menemukan pemecahan. Bahkan, kadang menimbulkan perang dingin karena kedua belah pihak merasa benar dan gengsi untuk mulai berbaikan kembali. Kecuali jika pasangan Anda seorang cenayang, sulit untuk memahami perasaan dan isi pikiran Anda jika membisu. Sebaliknya, jika pasangan yang membisu, coba bujuk ia agar bicara. Anda perlu menemukan isu utama di balik masalah yang terjadi. Sebenarnya, itu semua karena komunikasi yang kurang lancar, kurang ada keterbukaan mengenai keinginan serta batasan masing-masing. Wanita cenderung lebih sensitif dan tidak membicarakan langsung pokok masalah. Adapun pria cenderung bicara straight to the point.

Oleh karena itu, coba gali inti masalah yang ingin Anda bahas bersama pasangan. Batasi pembicaraan hanya untuk masalah itu agar tidak berbelit-belit ketika membicarakan dan merampungkan sebuah masalah. Sebaliknya, coba dengarkan dan pahami juga pandangan pasangan Anda terhadap masalah tersebut. Jangan mempertahankan gengsi dan ego masing-masing.

b. Salah satu kelemahan utama dari pasangan yang hobi bertengkar adalah kurangnya kesediaan untuk mendengarkan pasangan. Masing-masing lebih sibuk memikirkan apa yang akan diucapkan untuk “melawan” perkataan pasangannya. Akibatnya, suami dan istri semakin keras mengungkapkan pendapatnya karena merasa tidak didengar. Dalam kondisi kesal dan marah, Anda mungkin cenderung melihat satu kesalahan pasangan sebagai sesuatu yang meluas, kemudian muncul ucapan-ucapan tertentu, seperti, “Suami tidak bertanggung jawab, lebih baik kita cerai saja!” Atau, “Kamu sama keras kepalanya dengan ibumu!” Ucapan-ucapan seperti itu bisa merupakan pemicu pertengkaran hebat dan bahkan kekerasan fisik.

Bila pasangan mulai naik darah dan menyinggung kesalahan Anda pada masa lalu, sedapat mungkin hindari melakukan hal yang sama karena cara ini justru akan membesarkan api amarahnya. Abaikan saja kemarahan pasangan. Dengan bersikap tenang dan tidak berkomentar, biasanya kemarahan pasangan lebih cepat reda. Tetaplah hanya membicarakan isu yang sedang dibahas. Bila situasi sangat memanas, lebih baik Anda berdua break sejenak untuk menenangkan diri dan meneruskan pembicaraan saat Anda berdua sesudah lebih tenang.

c. Salman Al-Farisi r.a. meriwayatkan bahwa suatu ketika Fatimah r.ha. berkunjung kepada Rasulullah. Ketika Rasulullah saw melihatnya, kedua mata Fatimah mencucurkan air mata, dan raut mukanya berubah. Nabi saw bertanya, “Mengapa engkau, wahai anakku?” Fatimah r.ha. menjawab, “Ya Rasulullah, tadi malam aku dan Ali bergurau, dan telah timbul percakapan yang menyebabkan dia marah kepadaku karena kata-kata yang terlontar dari mulutku. Ketika aku melihat bahwa dia (Ali) marah, aku menyesal dan merasa susah. Aku berkata kepadanya, “Hai kekasihku, kesayanganku, relakanlah akan kesalahanku, seraya aku mengelilinginya dan merayunya sebanyak tujuh puluh dua kali sehingga dia menjadi rela dan tertawa kepadaku dengan segala kerelaannya, sedang aku tetap merasa takut kepada Tuhanku.” Rasulullah bersabda kepada Fatimah r.a., “Wahai anakku, demi Dzat yang telah mengutusku sebagai nabi dengan agama yang haq, sesungguhnya sekiranya engkau mati sebelum Ali merelakanmu maka aku tidak akan menshalati mayatmu.” Kemudian beliau bersabda lagi, “Wahai anakku, tidakkah engkau mengetahui bahwa kerelaan seorang suami itu merupakan kerelaan Allah dan kemarahan seorang suami itu merupakan murka Allah.”

d. Banyak pasangan yang percaya bahwa pemecahan masalah harus dilakukan sampai tuntas, sebelum tidur. Jadilah mereka berdebat atau bertengkar sampai pagi. Padahal, beberapa jam kemudian mereka harus segera berangkat kerja. Bila suasana hati sudah semakin “panas”, sebaiknya hentikan dulu pembicaraan Anda dan pasangan. Tunggu beberapa waktu, atau bahkan beberapa hari untuk kemudian kembali duduk bersama dan mencoba membahas masalah ini. Pada saat seperti ini, komunikasi yang efektif dapt lebih mudah diraih dengan perasaan yang sudah “dingin”. Rasulullah saw pernah bertanya kepada para sahabatnya, “Maukah kuberitahukan kepadamu, bekal istrimu di surga?” Para sahabat menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Yaitu setiap istri yang penuh kasih sayang dan banyak anak (subur) dan bila ia marah atau diganggu atau dimarahi oleh suaminya, lalu ia menyerahkan dirinya dan berkata, “Inilah tanganku terserah kepadamu, aku tidak akan dapat tidur sehingga engkau rela kepadaku.” (H.R. Thabrani)


e. Jika marah pasangan Anda telah mereda, ajaklah ia bicara, duduklah berdua. Carilah tempat se-enjoy mungkin untuk Anda dan pasangan. Lakukan “open talk”, bicara terbuka dari hati ke hati. Bicaralah setepat dan sehati-hatinya agar tak kembali memancing konflik. Tanyakan harapan dan keinginannya, mengapa ia marah, mengapa begini, mengapa begitu. Lakukan dengan sabar dan lembut. Saat Anda open talk, jangan libatkan hati terlalu banyak. Sebab yang muncul hanyalah “pembenaran” diri dan egoisme individu yang tinggi. Apalagi dalam keadaan marah.

f. Jika konflik telah mereda, mintalah maaf kepada pasangan. Setiap pertengkaran selalu menyisakan emosi negatif bagi kedua pasangan. Semakin sering Anda bertengkar, semakin banyaklah tumpukan “racun hati” ini. Jadi, sangat disarankan untuk saling meminta maaf setelah pertengkaran usai. Bila masih terasa sulit untuk mengomunikasikan kata maaf secara terbuka, tunjukkan melalui sikap yang manis dan tindakan yang menyenangkan pasangan sebagai simbol permintaan maaf dan usaha untuk mengembalikan kehangatan hubungan. Memang memaafkan tidak selalu mudah, tetapi banyak kebaikan yang dapat dituai bila kita mau memaafkan. Sebagai mana dicontohkan Rasulullah saw, “Memaafkan atau meminta maaf memiliki banyak kebaikan. Memaafkan merupakan sikap para penghuni surga.” Sebagaimana firman Allah, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik pada waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Q.S. Ali Imran [3]: 133-134)

g. Jadi, tak ada ruginya memaafkan orang lain. Apalagi orang lain itu adalah belahan jiwa Anda. Ingatlah saat-saat indah Anda, saat menjemputnya ke pelaminan, saat-saat mesra bersamanya, kebaikannya, juga bakti dan kasih sayangnya. Semoga itu mampu melumerkan ketegangan yang tengah terjadi, melembutkan kemarahan di dada. Bisa juga suami mendinginkan kemarahan istri dengan mesra, seperti yang dilakukan Rasulullah. Nabi saw biasa memijit hidung Aisyah jika ia marah dan beliau berkata, Wahai Aisy, bacalah doa, ‘Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku dari fitnah yang menyesatkan.” (H.R. Ibnu Sunni)


h. Seorang sahabat berkata kepada Nabi saw, “Ya Rasulullah, berpesanlah kepadaku.” Nabi saw berpesan, “Jangan suka marah (emosi).” Sahabat itu bertanya berulang-ulang dan Nabi saw tetap berulang kali berpesan, “Jangan suka marah!” (H.R. Bukhari). Emosi itu memang harus disalurkan, namun terkadang, ada beberapa cara-cara lain yang lebih baik ketimbang menyalurkannya lewat kemarahan. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi amarah, yaitu berpindah tempat (misal dari duduk kepada berdiri), mengambil air wudhu, dan membaca ta’awudz. Menahan amarah bukanlah perkara mudah. Karenanya, Rasulullah saw berkata, “Orang kuat itu bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi orang kuat ialah orang yang dapat menahan dirinya ketika marah.” (H.R. Muttafaq Alaihi)

Nah itulah 2 sumber yang sempat saya kumpulkan untuk anda tentang Solusi jika sering bertengkar dengan suami atau istri, semoga bermanfaat!

Getar Hati Untuk Suami






Duhai sayangku…
Maaf jika aku harus mengungkapkan hal ini padamu,
di saat aku telah pergi jauh
Semua tak lain adalah karena rasa cinta ku yang begitu besar padamu…

Sayang…
Tahukah kau betapa aku mencintaimu?
Betapa aku sangat bersyukur akan ketetapanNya padaku, yang telah menetapkan engkau menjadi teman hidupku
Walau seringkali aku mengesalkanmu
Sering juga aku melukai hatimu dengan kata-kataku
Mengumpat dalam hati kala aku kesal padamu
Tapi sayang, jauh dari lubuk hatiku…
Sungguh aku bersyukur karena engkau lah yang Dia pilih untuk menjadi pasangan hidupku…

Sayang…
Allah kirimkan engkau untukku, tidak lain adalah untuk mengekang kebebasan liarku, mengatur dan mengarahkan hatiku yang keras, sekeras batu, membersamai langkahku untuk melihat dan belajar makna hidup yang sempat aku lupakan dulu.

Jika beberapa kali pernah kau tanya dan aku tidak menjawabnya…
“Menyesalkah kau menjadi istriku??”
Saat ini, dan biarlah Allah yang menjadi saksi
Lantang aku akan mengatakan
“Tidak sayang, sama sekali aku tidak menyesal”…

Tidak sayang, yang hadir justru rasa syukur yang berkepanjangan
Tidak sayang, karena inilah takdir, jalan hidup yang telah ditetapkan
Engkau adalah perantara yang telah diberikanNya padaku hingga karenamu, gerakku menujuNya makin menggebu”

Tapi Sayang, tahukah kamu?
Betapa dulu aku sempat membenci segala ‘peraturanmu’ itu?
Ego manusia ku berkata “mengapa harus menurut padamu padahal sebagai manusia derajat kita adalah sama?
Ternyata untuk menjawab satu pertanyaan itu, butuh pengorbanan cinta, rasa dan waktu hingga pada akhirnya aku paham makna yang seharusnya dapat ku petik dibalik semua ujian yang diberikan

Dari tegasmu, aku belajar arti lembut dan bersabar
Dari kecemburuanmu yang terkadang tidak masuk akal mengajarkanku untuk lebih ikhlas dan taat pada hal yang kau inginkan (ma’ruf)
Diam mu, menuntutku untuk bisa lebih pandai “merasa” daripada “berprasangka”

Sayang..
Hingga sampai Saat ini sebelum aku pergi pun aku masih terus belajar Untuk bisa menjadi istri idaman untuk mu…
Istri yang kau idam-idamkan di dunia dan akhirat
Istri yang kau harapkan dapat melimpahkan kebahagiaan
Istri yang mampu menjadi jalan kedekatanmu dengan Ar Rahman

Tapi sayang…
Jika pada akhirnya aku harus pergi meninggalkan
Jika pada akhirnya tiba waktu ku untuk menghadap pada Yang Maha Menggenggam
Aku berharap, amanahku dapat kau laksanakan

Jadilah engkau seorang imam dalam keluarga kita
Yang akan menyelamatkan aku dan anak anakmu dari siksa api neraka
Yang akan membimbing mereka semua menuju surgaNya
Yang akan menjadi madrasah, tempat mereka bertanya
Yang akan membersamai perjalanan mereka dengan limpahan kasih sayang yang kau punya
Engkaulah nahkoda kapal yang kami butuhkan agar kapal ini terus berlayar mencapai pelabuhan kebahagiaan

Carilah ia, pengganti ku dengan cinta yang hadir karenaNya
Carilah ia, yang lebih taat dan lebih cinta kepada Rabb-nya
Carilah ia, yang lebih merasa takut untuk berkhianat pada pencipta-nya…
Maka ketika engkau memilih nya,
Sungguh tidak akan ada kekhawatiran bagiku untuk melepaskan semua…

Sayangku…
Ketika sepi hadir di sini… Satu tanya terlintas dalam hati
“Adakah kau merasa betapa cinta itu selalu ada?”
“Adakah engkau tahu, bahwa engkaulah inti dari semua doa-doa yang kupanjatkan padaNya?”

Duhai cinta,
Sungguh aku berharap dan berdoa kepadaNya
Semoga kita bersama di dunia dan di surga
Adakah engkau berkeinginan menjadikanku bidadarimu di sana?
Jika iya adalah jawabannya…
Maka marilah kita bersama terus berusaha
Untuk menjadi yang terbaik di depan Nya
Menjadi tongkat yang akan mengarahkan jalan pada anak-anak kita menujuNya…

Mulianya Menjadi Ibu Rumah Tangga




Yuk kita Raih…
Menjadi ibu adalah kodrat setiap wanita, tetapi pilihan untuk menekuni diri sebagai ibu rumah tangga bukanlah tugas yang mudah. Di tengah kepungan budaya Barat dan penjajahan media, kaum wanita hari ini telah meninggalkan identitas mulianya sebagai ‘benteng ummat’.
Sebagian mereka menyibukkan diri dengan urusan-urusan kecil yang remeh, pernak-pernik perhiasan dan persaingan gaya hidup modern yang menjauhkan mereka dari keutamaan individu dan sosial. Seorang ibu dengan tampilan ‘wah’ yang bergelut mengejar materi dan status sosialnya akan lebih disegani dibandingkan ibu rumah tangga sederhana yang waktunya lebih banyak dihabiskan untuk mengasuh dan mendidik anak-anaknya.
Hidup di zaman ini membutuhkan ketahanan yang luar biasa. Sebagai muslim, bekal ilmu dan keduniaan yang dikaruniai Allah Swt seharusnya meyakinkan mereka akan kebenaran petunjuk Allah yang menegaskan prinsip kesetaraan (gender equality), bahwa kaum ibu bermitra sejajar dengan kaum laki-laki, dalam posisi yang sangat istimewa. Yaitu sebagai pendidik generasi penerus yang akan melanjutkan perjuangan diri dan keluarganya. Mendidik diri dan keluarganya untuk selalu memahami dan mengikuti bimbingan Allah dan Rasul-Nya. Inilah investasi besar yang sering diremehkan oleh para ‘penikmat dunia’.
Pesan Istimewa untuk Para Wanita
Salah satu pesan istimewa Allah Swt kepada kaum wanita diabadikan dalam ayat berikut; “dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta’atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS. 33:33).
Sesungguhnya kemajuan di zaman ini banyak diilhami oleh ayat diatas. Allah Swt menghendaki kaum wanita agar berperilaku lemah lembut, pemalu dan penuh kasih sayang kepada orang-orang di sekitarnya, tidak melakukan ucapan dan tindakan yang menimbulkan godaaan yang akan menjatuhkan martabat kaum wanita.
Karena, kehalusan budi dan tingkah laku wanita adalah salah satu pilar utama kehidupan. Ibu-ibu yang shalih akan mendidik anak-anaknya untuk menjadi shalih.
Bahkan, kaum ibu dahulu mampu membangun karakter pribadinya dan melakukan berbagai aktifitas keilmuan dibalik “tembok sunyi “ yang dapat menjaga sifat dan rasa malu. Itulah kehendak Allah atas kaum wanita. Karakter dan psikis wanita tersebut selaras dengan kondisi fisik yang diciptakan Allah Swt dalam bentuk yang berbeda dari kondisi yang dimiliki kaum laki-laki. Tubuh wanita diciptakan dalam bentuk yang sesuai benar dengan tugas keibuan, sebagaimana dengan jiwanya yang disiapkan untuk menjadi rumah tangga dan ratu keluarga. Secara umum, organ tubuh wanita, baik yang terlihat maupun yang tidak tersembunyi, otot-otot dan tulang-tulangnya serta sebagian besar fungsi organiknya hingga tingkat yang sangat jauh, berbeda dengan organ tubuh kaum laki-laki yang menjadi pasangannya. Perbedaan dalam struktur dan organ tubuh ini tidak lah sia-sia, sebab tidak ada satu
pun benda, baik dalam tubuh manusia maupun yang ada di seluruh jagat raya ini yang tidak mempunyai hikmah tertentu.
Fitrah Mulia Kaum Ibu
Dengan perbedaan struktur tubuh tersebut, kaum wanita memiliki perasaan dan emosi yang lebih sensitif. Abbas Mahmud al-‘Aqqad mengatakan. “Adalah sesuatu yang alami jika kaum wanita memiliki kondisi emosional yang khusus yang berbeda dengan kondisi yang dimiliki kaum laki-laki”. Keharusan melayani anak yang dilahirkannya tidak terbatas dengan memberi makan dan menyusui. Akan tetapi, dia harus selalu memiliki hubungan emosional yang menuntut banyak hal yang saling melengkapi antara apa yang ada pada dirinya dengan yang ada pada suaminya.
Pemahaman dirinya dalam suatu masalah harus berhadapan dengan pemahaman suaminya yang mungkin saja berbeda. Bahkan, antara tingkat emosinya dengan emosi suaminya harus benar-benar terjaga keseimbangannya. Seorang ibu yang mulia akan memahami betul saat gembira dan sedihnya anak-anak. Demikian halnya sang ibu akan mengajarkan dengan suka ria tentang bagaimana menunjukkan rasa cinta, simpati dan benci kepada orang lain dengan cara-cara yang baik dan bijaksana.
Sifat-sifat mendasar dalam fungsi pengasahan dan bimbingan terhadap anak-anak ini merupakan salah satu dari sekian banyak sumber kelembutan kewanitaan yang menyebabkan kaum wanita lebih sensitif dalam merespon perasaan. Sebaliknya, apa yang tampak mudah bagi kaum laki-laki bisa menjadi sulit bagi kaum wanita, misalnya dalam menggunakan rasio, menyusun pendapat dan mengerahkan kemauan. Itulah fitrah kaum ibu yang sesungguhnya mulia tetapi seringkali dipandang kelemahan yang memperdaya.
Salah Paham Memandang Islam
Dalam banyak ayat yang tersebar di dalam al-Qur’an, Allah Swt telah meletakkan kedudukan kaum wanita pada tempat tertinggi dalam sepanjang sejarah kemanusiaan dan akan terus demikian hingga akhir zaman. Sayangnya, ayat-ayat Allah yang dikuatkan dengan hadits Rasulullah Saw itu seringkali disalah-tafsirkan, termasuk oleh para ulama kita sendiri. Syeikh Muhammad al-Ghazali dalam buku Qadhaya al-Mar`ah bayna at-Taqalid ar-Rakidah wa al-Wafidah, dengan yakin mengatakan; “Fatwa terkenal di kalangan kaum muslimin yang kemudian diambil alih oleh musuh-musuh Islam adalah tuduhan bahwa Islam telah mendirikan dinding pembatas yang tinggi antara laki-laki dan perempuan, sehingga keduanya tidak dapat saling melihat satu sama lain. Bahkan sekadar memandang pun hukumnya haram”. Kita juga pernah dikejutkan dengan ucapan seorang khatib yang mengatakan, “wanita tidak boleh keluar dari rumahnya kecuali pergi ke rumah suaminya (sesudah menikah) dan ke kuburan (untuk dikuburkan)!
Tentu saja, fatwa dan khutbah tersebut lahir dari pemahaman dan tafsiran terhadap ayat-ayat Allah dan hadits Nabi Saw yang patut ditinjau ulang. Karena memang, ada masalah dalam fenemona umat Islam berkenaan dengan kemurniaan dan kedalaman riwayat-riwayat hadits yang diterapkan. Diakui, terdapat ulama yang menyebutkan riwayat-riwayat yang tidak sahih dan para ahli fiqh yang tidak memperhatikan perubahan hakikat Islam dan perkembangan zaman.
Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Fatimah Ra bahwa wanita tidak boleh melihat laki-laki dan juga tidak boleh dilihat laki-laki, sebagaimana hadits Nabi Saw yang melarang sebagian istri Nabi melihat Abdullah ibn Ummi Maktum. Dalam peristiwa yang lain, Ummi Hamid; istri Abu Hamid as-Sa’di pernah menyampaikan perasaan senang hatinya karena bisa shalat berjamaah bersama Rasulullah Saw. Namun, ternyata Rasulullah justru menginginkannya untuk shalat di rumah. Bahkan, semakin sempit tempat, jauh dan sunyi, maka semakin baiklah shalat di tempat itu.
Kritik terhadap Monopoli Tafsiran Agama
Semua riwayat tersebut merupakan hadits yang tidak sama dengan hadits yang ditulis para ulama hadits yang otoritatif, karena hadits-hadits tersebut nyata-nyata bertentangan dengan ketentuan Al-Qur`an dan as-Sunnah. Hadits-hadits semisal itu telah membelenggu kaum wanita dan menyudutkan kedudukan mereka sebagai golongan terbelakang. Lebih dari itu, kedudukan wanita yang demikian rendah itu akan mempengaruhi buruknya sistem keluarga, struktur masyarakat dan prinsip perundang-undangan.
Dalam merespon hal itu, Ibnu Huzaimah melakukan uji ulang dan kritik atas tafsiran hadits-hadits tersebut dengan membuat bab yang menyebutkan masalah “Shalatnya Seorang Wanita di Rumahnya Lebih Baik daripada Shalatnya di Masjid Rasulullah Saw” dan sabda Nabi Saw “Shalat di Masjidku ini Lebih Baik daripada Seribu Kali Shalat di Masjid-Masjid Lain”. Pertanyaan yang segera muncul, adalah jika ungkapan tersebut benar, mengapa Nabi Saw membiarkan wanita-wanita menghadiri shalat berjamaah bersamanya sepanjang sepuluh tahun, dari fajar hingga isya’.
Mengapa mereka tidak dinasihati agar tetap tinggal di rumah-rumah mereka sebagia ganti dari ancaman yang batil itu? Mengapa beliau mempercepat shalat fajar dengan membaca dua surat pendek ketika mendengar tangisan anak kecil bersama ibunya sehingga tidak mengganggu hatinya? Mengapa beliau bersabda, “Janganlah kalian melarang hamba-hamba perempuan Allah pergi ke masjid-masjid Allah Swt?
Mengapa pula para Khulafaur Rasyidin menetapkan barisan-barisan wanita di masjid-masjid setelah wafatnya Rasulullah Saw.
Barangkali, Ibnu Huzaimah ingin menenteramkan dirinya dan hati kawan-kawannya ketika mendustakan hadits-hadits yang melarang wanita shalat di masjid-masjid dan menyebutnya sebagai kebatilan. Para ulama Musthalah Hadits berkata, “Sebuah hadits dianggap ganjil (syadz) jika kebenarannya ditentang oleh hadits yang lebih shahih. Apabila hadits yang menentangnya tidak dipercaya, bahkan lemah, maka hadits tersebut ditinggalkan atau bernilai munkar (tertolak)”.
Dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim tidak disebutkan hal-hal yang mengarah pada larangan bagi kaum wanita untuk shalat di masjid-masjid. Hadits-hadits tersebut semuanya ditolak. Lalu, bagaimana jika hadits lemah berlawanan dengan Sunnah yang mutawatir dan dikenal? Hadits tersebut harus ditinggalkan sejak awal.
Agaknya, benarlah prediksi Nabi Saw bahwa telah datang masanya ketika hadits-hadits shahih terkebur oleh egosime keagamaan yang didominasi oleh kelompok-kelompok fanatik yang tidak tahu kecuali riwayat-riwayat yang ditinggalkan dan munkar. Monopoli tafsiran agama mereka seringkali menyakitkan sesama Muslim lainnya dengan tuduhan-tuduhan bid’ah dan kesesatan beragama yang harus ditumpas habis. Jalan dakwah ini seringkali melupakan kewajiban menjaga ukhuwwah diantara ummat Islam yang seharusya menjadi prioritas setiap da’i.
Islam Membebaskan Wanita
Jika dicermati lebih dalam, Islam tidak pernah menghalangi kemajuan kaum wanita. Sebaliknya, dari hasil kajian hadits-hadits di atas dapat dipahami bahwa Islam memberi ruang kebebasan bagi kaum hawa dengan batasan-batasan yang justru menjaga kehormatannya. Larangan terhadap kaum wanita untuk pergi ke masjid bisa diterima ketika mereka berhias secara berlebihan (tabarruj).
Dan mencegah wanita dari perbuatan tercela harus dilakukan dengan merealisasikan wasiat Rasulullah Saw yang menyatakan bahwa mereka (kaum wanita) boleh keluar dengan mengenakan baju biasa, atau dengan penampilan sederhana, tidak memakai wangi-wangian dan bergaya. Sedangkan mengeluarkan hukum tentang larangan pergi ke masjid-masjid bagi wanita jelas merupakan cara yang tidak ada kaitannya dengan Islam.
Karena itu, jika seorang wanita telah melaksanakan tugas-tugas domestik di rumahnya, suami tidak berhak melarangnya untuk pergi ke masjid, sebagaimana dijelaskan dalam hadits, “Janganlah kalian melarang hamba-hamba perempuan Allah pergi ke masjid-masjid-Nya”.
Pernyataan ini sejalan dengan kebijakan beliau yang telah menjadikan satu pintu dari pintu-pintu masjid khusus untuk kaum wanita dan beliau menempatkan wanita-wanita dalam jamaah pada barisan paling belakang dalam masjid. Hal itu dimaksudkan untuk menjaga mereka ketika ruku’ dan sujud. Dan beliau mencela laki-laki yang mendekati barisan kaum wanita dan juga mencela wanita yang mendekati barisan kaum laki-laki.
Kebebasan seorang wanita muslim juga tidak akan terganggu karena posisinya sebagai ibu rumah tangga. Ketika Islam mewajibkan suami untuk memberi nafkah keluarganya, maka pada hakikatnya dia memberi ganti kepada kaum wanita untuk kekosongan waktunya, untuk berkiprah demi kebaikan rumah tangganya, membesarkan anak-anaknya dan mencurahkan segenap perhatiannya dalam menunaikan tugas-tugas alamiahnya.
“Wanita cantik yang melupakan perhiasannya dan menyibukkan diri dengan mengasuh anak-anaknya sehingga parasnya berubah adalah wanita yang harus mendapat penghargaan dan kedudukan tinggi”. Ungkapan tersebut boleh jadi benar, tetapi penerapannya sangat ditentukan oleh kondisi masing-masing rumah tangga dan prioritas kemaslahatannya.
Yang terpenting dari itu semua, sebuah keluarga harus mempertahankan tiga hal yang menjadi pilar kebahagiaannya yaitu ketenangan, cinta dan sikap yang saling menyayangi. Kasih sayang bukanlah sejenis perhatian dalam bentuk benda, tetapi merupakan sumber bagi kehangatan yang terus mengalir, sedangkan darahnya adalah akhlak dan tingkah laku yang mulia.
Ketika rumah tangga berdiri kukuh di atas kedamaian dan ketenteraman, cinta yang terbalas, dan kasih sayang yang hangat , maka perkawinan menjadi anugerah yang mulia dan harta yang penuh berkah. Ia akan mampu mengatasi berbagai rintangan dan lahirnya keturunan-keturunan yang baik. Dan, keputusan untuk menikmati kemuliaan menjadi ibu rumah tangga adalah langkah penting untuk mewujudkan itu semua.
Shaifurrokhman Mahfudz, Lc. M.Sh
Sekjen Andalusia Islamic Centre & Dosen STEI Tazkia Bogor

‎... Buat Sang Suami ...




(¯`*•.¸♥Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh♥¸.•*´¯)
Entah dengan apa ku harus menggambarkan segala rasa padamu...
Tak cukup hanya dengan untaian kata serta barisan kalimat indah..
Juga tak mampu tergambar dengan berbagai macam warna, karena semuanya terlalu begitu indah..
Tiada kain kanvas yang mampu membingkai semua warna tentangmu duhai suamiku..
Karena engkau teramat indah dan indah di sini di dada dan hati ini...

Duhai lelaki pilihan Allah buat diriku..
Tahukah betapa gemuruh dada ini seakan melayang tinggi..
Seakan membawaku terbang ke awan yg mampu terekspresikan dengan airmata...
Dimana dari lisanmu kau sebut namaku dalam lantunan ijab kabul nan suci..
Saat itu pula ku abdikan diriku kepada dirimu dg ketaatan yang aku miliki..
Dan engkau tahu bahwa aku patuhi keinginanmu selama tidak bermaksiat pada Yang Maha Pengasih, Robbul izzati..

Duhai lelaki penghias mata dan hatiku..
Tiada pernah ku lalui setiap hari, setiap jam, setiap detik kecuali dg rasa cinta padamu..
Tiada pernah berkurang rasa ini padamu, karna di sini di hati ini kaulah yg jadi terindah..
Dan aku pun berharap dg segala kekuranganku...
Sudilah engkau menjadikanku perhiasan terindah di mata dan hatimu..

Duhai cintaku labuhan hatiku..
Gandeng tanganku menuju ke jannah-Nya..
Jangan segan bangunkan ku di sepertiga malam terakhir..
Bersama kita mengarungi samudera cinta-Nya di lautan dzikir..
Dan jangan pernah segan menegurku dalam setiap kekhilafanku..
Karna aku hanya wanita biasa yg kadang ada lupa juga salah..
Jangan membentaku atau jangan pula membiarkanku..
Karena ku sadar bagaikan kaca yang berdebu..
Dengan kekerasan bisa membuat retak dan pecah..
Membiarkan justru makin penuh noda menjadi parah..
Namun bimbing aku dg kesabaranmu dan keimananmu..
Karena aku adalah kaum yg di ciptakan dari tulang yg bengkok,..
Dan tuntun aku dalam dekapan ketaqwaanmu..
Dan biarkan aku menangis dalam pelukan doa...

~¤ ♥ MENGGAPAI CINTA DALAM RIDHA-NYA ♥ ¤~






Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Bismillahirrahmanirrahim.

Tiada ungkapan termulia yang dapat kita senandungkan selain ucapan syukur, bila saat pernikahan itu akhirnya tiba. Bila pintu khitbah telah terbuka, bila ijab kabul telah terucap. Puji syukur memang patut kita lantunkan ketika telah mendapatkan pendamping hidup kita. Menjemput pujaan hati, belahan jiwa yang di janjikan oleh-Nya.


" Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan di jadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."
[Q.S. Ar-Rum [30] : 21 ].


Subhanallah.......!


Saat yang paling membahagiakan, saat dua insan di ikat dengan simpul yang kokoh, di bawah naungan iman, di tempa kalimat Rabbaniyah. Ketika dua hati telah menyatu dan anak manusia telah di temukan dalam semulia-mulianya ikatan. Menggapai mahligai suci yang di landasi oleh nilai-nilai keimanan, berdua mengangkat kedua belah tangan seraya menyenandungkan Do'a dan Harapan.

Ya Rabby,,
Akhirnya ku temukan jua
Dia yang akan menjadi pelipur lara
Dia yang akan menjadi pengobat duka
Dia yang akan menjadi penentram jiwa

Ya Rabbul Izzaty,,
Betapa hamba pernah dzalim Kepada-Mu
Betapa hamba pernah ragu akan Janji-Mu
Betapa hamba pernah kecewa pada Keputusan-Mu

Namun,,
Semua resah gelisah terjawab sudah
Derita lara berujung bahagia
Sumua kehendak Karunia-Mu jua

Ya Allah,,
Kini hamba telah merasa
Impian indah semuanya khan jadi nyata
Seakan syurga ada di pelupuk mata

Ya Rabb,,
Ampuni segala dosa yang pernah ada
Maafkan atas khilaf yang sengaja ataupun tiada di sengaja.
。  ☆    。★    。   ☆    。★。   ★。    ☆   。    ☆。    ☆    ★。
آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Subhanallah....!
Indahnya cinta dalam Ridha-Nya.
Yang merasa sudah siap, tunggu apa lagi ??
Jangan sampai terjebak rayuan syetan, mengundang dosa dalam pacaran sebelum Nikah. Maka dari itu saudaraku,, selamatkan Cinta menuju Syurga dalam Ridha-Nya. ^_^ ,,

Terima Kasih untuk Istriku....



Bunda, hari ini kau tampak begitu letih. Sebelum mataku terbuka melihat dunia, sebelum fajar mengajak kita bersujud, kau mencucikan pakaian dinasku. Segelas kopi untukku tak pernah absen di meja makan kita yang sederhana, yang tak layak disebut meja makan. Kala mataku lelah bekerja membangun sebuah masa depan, kau rajin mengingatkanku untuk tak lupa berdoa.

Bunda, hari ini kau tampak begitu letih. Namun, kau berupaya menyembunyikannya di depanku dan selalu seperti itu. Dan aku tak tega untuk berterus terang bahwa aku mengetahui kau kelelahan. Maka, biarkan tubuhku menjadi perebahan sejenakmu melepas penat sebelum aku berangkat kerja.

Bunda, hari ini kau tampak begitu letih. Namun, tak pernah kudengar engkau mengeluhkannya. Yang ada, kau rajin bersenandung di kamar kecil kita tiap maghrib dengan lantunan ayat-ayat suci. Waktu istirahatmu telah tercuri untuk darma baktimu sebagai istri.

Bunda, hari ini kau tampak begitu letih. Tak jarang kau membuat masakan lezat kesukaanku. Tak jarang kau mengurusi segala urusan rumah tangga kita sendirian. Tak jarang aku harus meninggalkanmu demi tugas. Tak jarang aku lebih memikirkan pekerjaan di kantor ketimbang meluangkan waktu bersamamu.

Bunda, hari ini kau tampak begitu letih. Selama satu tahun kau setia mendampingiku dalam suka dan duka. Tak sedikit pun kau lalai membukakan pintu ketika dini hari aku pulang kerja. Tak sedikit pun kau mengeluhkannya. Justru kau tak segan menyampaikan doa untuk keselamatanku.



Wahai muslimah baik, istriku, saksikan hari ini aku sebagai laki-laki yang egois dan memikirkan diri sendiri untuk:

Menyampaikan rasa kagumku.
Menyampaikan maafku karena keteledoranku.
Menyampaikan terima kasih tak terhingga atas pengorbananmu.
Menyampaikan kebanggaanku sebagai suamimu.

http://mirant-duwi.blogspot.com

UNTUKMU YANG MASIH DALAM KESENDIRIAN...


Bismillahirrahmaanirrahiim..

Jangan pernah merasa 'sendiri' karena sesungguhnya Allah selalu bersamamu.DIA sedang mempersiapkan seseorang yang benar-benar tepat untukmu.
DIA hanya sedang mengawasi PERSIAPANmu dalam menunggu itu. Jika dirimu SEMAKIN BAIK, maka PASTILAH akan dikirimkan_NYA juga seseorang yang BAIK untukmu,, begitupun sebaliknya.
Kerana sesungguhnya kaulah yang sedang mengukir PASANGAN mu itu dalam dirimu. Jika semakin BAIK dan INDAH ukiranmu itu dalam dirimu. Maka akan semakin BAIK juga hasil yang akan kau dapatkan kelak.

Ingatlah...
Mungkin saat inipun ada banyak yang sama sepertimu, dalam KESENDIRIAN dan mengisi kesendirannya dengan terus memperbaiki diri, memantaskan diri sepertimu. Dan bisa jadi salah satu diantaranya adalah 'dia' yang tengah ALLAH persiapkan untukmu.

Jangan pernah berhenti... meskipun kesendirian itu kadang melelahkanmu. Jangan pernah mencoba mengisinya dengan seorang teman yang BELUM halal untukmu, meskipun kadang kau gelisah dan jenuh tanpa teman berbagi.

Ingatlah...
Semakin kuat kau melawan kesendirianmu, semakin baik kau memantaskan dirimu, semakin dekat juga ALLAH menuntun hatimu kepada pasangan tulang rusukmu.

Bersabarlah dalam IKHTIARmu... karena JANJI_NYA adalah sebuah KEPASTIAN_NYA.

UNTUKMU YANG SELALU KU NANTI...


بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

`*•Yaa Rabbi•*´¯)Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak,santun dalam berbicara,tenang ketika gundah,diam ketika emosi melanda,bersabar dalam setiap ujian.Jadikanlah kami orang yg selembut Abu Bakar Ash-Shiddiq,sebijaksana Umar bin Khattab,sedermawan Utsman bin Affan,sepintar Ali bin Abi Thalib,sesederhana Bilal,setegar Khalid bin Walid radliallahu'anhumღAamiin ya Rabbal'alamin.

Jika lelah yang kurasa sekarang, aku yakin kau juga merasakannya. Lelah menantimu. Lelah menanti janji Allah untuk segera mempertemukan kita dalam kesempatan untuk menggenapkan separuh dari agama ini. Lelah… dan teramat lelah….!!!!

Itulah yang sekarang kurasakan. Lelah untuk tetap menjaga hati dan iman ini. Lelah untuk istiqomah menanti hingga janji Allah tiba. Lelah untuk tetap tersenyum dalam menghadapi setiap pertanyaan..

“Kapan menikah…..?”

Di tengah kelelahan itu, izinkan aku sekedar melukiskan keluhan hati yang sulit terucap dengan lisan. Dan izinkan pula aku sedikit mengutip surat cinta dari Allah, sebagai kewajiban kita untuk saling mengingatkan dalam hal kebaikan dan kesabaran…

“ Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (syurga) (QS An-nur : 26) ”

Alhamdullilah.
Lega rasanya, bisa sedikit menyampaikan ini. Meski jika boleh sedikit jujur, kutulis petikan firman Allah itu hanya sekadar menghibur hatiku yang teramat lelah. Menghibur hatiku yang terkadang perih melihat kebahagiaan temanku atau bahkan yang usianya di bawahku telah mendapat izin Allah untuk melangsungkan pernikahan. Hatiku yang terkadang iri melihat temanku melahirkan anaknya dan terasa lengkap sudah dirinya diciptakan sebagai seorang perempuan. Yang telah berkesempatan untuk menjadi seorang ibu.

Lelah…!!! Dan teramat lelah….!!!!
Untuk sebuah penantian yang aku sendiri tidak tahu kapan berakhirnya. Selaksa doa yang terus terlantun seakan menjadi arang untuk mengobarkan asa. Sebuah harapan untuk segera menemui hari yang paling membahagiakan. Ya… Hari pernikahan. Hari dimana kita bisa menumpahkan segala rasa cinta yang ada dengan halal dan penuh ridha Allah.

Sekilas, hatiku tersenyum kecil saat membayangkan hal itu. Tapi, senyum itu terpaksa harus ku tepis karena kenyataan saat ini masih jauh dengan sebuah harapan yang ada. Sebuah kenyataan ternyata kau belum ada di depanku. Belum datang untukku. Meski aku tahu, kau telah dipersiapkan Allah untukku.

Aku tidak tahu kenapa sampai sekarang Allah belum mempertemukan aku denganmu. Padahal, doa dan usaha tak pernah berhenti menghiasi langkahku. Usaha untuk menyempurnakan ikhtiar dan doa untuk menggenapkan tawakal. Semuanya telah kulakukan.

Ya… tapi kembali lagi mau tidak mau aku harus berkompromi dengan semua ketetapan Allah. Meski aku telah meminta dengan sepenuh harap, Allah tidak akan pernah memberikan apa yang aku inginkan. Tapi Allah hanya memberikan apa yang aku butuhkan. Meski berulang kali hati kecilku mengatakan bahwa aku telah siap untuk menikah, Tapi, hanya Allah yang jauh lebih tau tentang kesiapan diriku daripada diriku sendiri.

Telah berulang kali datang di hatiku orang yang kusangka dia adalah dirimu. Mencoba memasuki hati dan mencoba mengambil tempat yang kuperuntukkan untukmu. Tapi, berulang kali juga mereka harus keluar dan mengaku kalah karena berbagai sebab. Dan sekarang, ternyata aku masih menunggumu. Menunggu kedatangan seseorang yang aku sendiri belum tahu siapa dirimu.

Jika aku mengucapkan satu kata. “MENUNGGU”

Penantian yang aku sendiri juga belum tahu kapan berakhirnya. Sedangkan di sekitarku, telah banyak pemandangan indah yang kulihat. Ibu-ibu muda yang usianya di bawah umurku telah sempurna menjadi seorang perempuan dengan melahirkan buah hati mereka yang lucu-lucu. Kembali lagi hatiku harus menjerit dalam Tanya , “Kapan tiba waktunya untukku…..?”

Menjalani hidup sebagai seorang istri, sebagai seorang ibu rumah tangga dan menjalani fitrah seorang perempuan sebagai seorang “IBU” bagi buah hatiku.Selaksa doa dalam sujud harap tak pernah lekang di tiap sepertiga malam terakhirku. Mencoba mengadu pada tiap doa yang terlantun. Mencoba mengiba dalam tiap tangis yang terus membasahi sajadah. Dan Mencoba bertanya dalam heningnya istikharah.

“Dimana dia ya Allah….???? Seorang laki-laki yang telah kau janjikan untukku. Seorang laki-laki sebagai penyempurna agamaku, penjaga ketaatanku sekaligus penggenap langkah dakwahku….??????

Jika hati ini mencoba mengeja setiap rencana Allah. Tapi satu keyakinan yang akan terus membuatku tersenyum di tengah hati yang semakin lelah. Janji Allah mungkin tidak datang dengan “SEGERA”. Tapi akan selalu datang dengan “PASTI”. Seperti apa yang telah Allah janjikan dalam surat An-Nur : 26. Sekarang, aku memang tidak tahu siapa dirimu dan dimana keberadaanmu. Tapi aku yakin, kau akan dipertemukan Allah denganku saat masing-masing kita telah baik di mata Allah.

Jika aku menginginkan kau seorang yang baik dimata Allah, maka izinkanlah aku untuk selalu memperbaiki diriku dengan kebaikan sesuai ketentuan Allah.

Jika aku menginginkan kau memberikan cintamu hanya untukku, maka izinkan mulai sekarang aku menjaga hati dan cinta ini hanya untukmu.

Jika sekarang aku menginginkanmu menjaga akhlak dan pandanganmu untukku, maka, izinkanlah mulai sekarang aku menjaga akhlak dan pandanganku hanya untukmu.

Sehingga, ketika telah tiba waktunya bagi Allah untuk mempertemukan kita, indahnya cinta yang terbingkai dengan syurga pernikahan akan menjadi penggenap separoh dari agama ini.

Jika aku boleh jujur, penantian panjang ini layaknya malam yang semakin gelap dan pekat. Hanya cahaya iman dan sabar yang akan menjadi penerang. Tapi aku yakin, malam yang semakin gelap dan pekat itu, tidak akan berlangsung selamanya. Karena semakin waktu berangkat jauh membawa gelapnya malam, semakin dekat pula waktu menuju pagi dengan sambutan mentari yang cerah.

Ya… di saat pagi itulah Allah akan mempertemukan kita sesuai janji-Nya. Pagi yang cerah dengan sapaan mentari yang ramah. Bersama kidung cinta yang akan terus terlantun membawa nyanyian syurga yang Allah turunkan untuk kita. Gerbang pernikahan yang indah dengan hiasan bunga ridha dan restu dari Allah.

Insya Allah akhi…
Waktu itu pasti akan datang bersama izin dari Allah.

Entah kapan, aku sendiri juga belum tahu. Biarkan Allah yang merenda ini dengan indah. Antara harapan dan kenyataan, ada jarak dan waktu. Jarak itu bisa satu centimeter, bisa juga satu kilometer. Atau bahkan lebih. Waktu itu bisa satu hari atau bisa juga satu tahun. Atau bahkan lebih. Dan di dalam jarak dan waktu itulah, kita isi dengan kesabaran dan doa. Sabar bukan berarti diam. Sabar bukan berarti pasiv. Sabar bukan berarti hanya duduk menunggu. Tapi sabar adalah ekspresi usaha tanpa henti. Ayunan langkah kaki untuk terus berikhtiar meraih apa yang Allah janjikan. Jodoh memang mutlak kekuasaan Allah.

Jodoh memang ada di tangan Allah. Tapi, kalau kita tidak berusaha menjemputnya, akan terus di tangan Allah. Tidak akan pernah sampai di tangan kita. Biarkan aku mencoba menjemputmu dengan memperbaiki diri. Biarkan aku menantimu dengan memperbaiki iman. Biarkan aku menunggumu dengan terus melangkahkan kaki semampuku dalam usaha dan ikhtiar.

Akhi….
Di tengah lelahnya hati ini, izinkan aku tetap menunggu dengan iman yang tak pernah surut. Meski kadang godaan rasa putus asa terus menghinggap di hati. Aku hanya perlu menyandarkan cinta dan harapan pada Allah. Karena, menyandarkan harapan pada manusia hanya akan menemui kekecewaan.

Biarkan penantian yang aku sendiri belum tahu kapan berakhirnya ini menjadi ladang ibadah yang disediakan Allah untukku. Dan orang2 yang sedang menanti sepertiku..Terus perbaiki diri akhi…Aku masih setia menantimu....

SEMOGA BERMANFAAT

Hak cipta adalah milik Allah SWT semata.Ilmu adalah amanat Allah yg harus disampaikan kepada Ummah...kami hanya menyampaikan apa yg kami miliki.

Sungguh bahagia insan yang telah menemukan cinta sejatinya.. ibarat tasbih & benang pengikatnya.. terajut menjadi satu untaian yang selalu disentuh satu demi satu oleh insan mulia yang bibirnya basah akan cinta kepada Rabb-Nya.

Barakallaahu fiykum wa jazzakumullah khoir..

Aku ingin menikah dengan cara sederhana

Aku ingin menikah dengan sederhana.

Bukan berlangsung di gedung mewah lalu di iringi gamelan, atau pakaian mengkilap.

Aku berharap dengan itu keluarga ku kelak tidak menjadi silau oleh kemewahan dunia.


Menikah dengan sederhana

Dengan undangan pernikahan yang ku design sendiri dan ku cetak sendiri.

Berlangsung di masjid dengan khitmat disaksikan orang-orang yang benar-benar tulus menerima kekuranganku.

Aku ingin beribdah dengan mudah bukan mempersulit.

Karena aku tak ingin disibukkan oleh ribetnya upacara adat.

atau aturan yang menurut agama tak semestinya wajib ada.

Sebab aku berharap agamalah yang memandu perjalanan kita.



Walimatul ‘ursy nantinya hanya dilangsungkan di rumah saja


Menunya mungkin tak istimewa.

Cukup mengundang anak yatim piatu,kerabat terdekat dan sahabat yang melekat.

Namun dengan itu ku harap kita masih bisa mendengar adzan dan shalat pada waktunya.

Harapanku nantinya kita selalu mendengar adzan dalam setiap kesibukan rumah-tangga kita.

Sehingga aku bediri didepanmu, membimbing sholat berjamaah disetiap waktu kita.

Bermunajat bersama disepertiga malam-malam.


Aku ingin menikah dengan sederhana.

Juga menikahi wanita yang sederhana saja.

Meminta Mahar sederhana dan memudahkan usahaku untuk menjadi bagian dari hidupnya.

Tak memusingkan masalah makan dan tempat tinggal.

Karena selama bersamaku tak akan ku biarkan lambungnya perih menahan lapar atau raganya menggigil oleh terpaan dingin,, aku janji..



harapanku, aku bisa menikah dengan cara sederhana

mencoba mendobrak kebiasaan dan tradisi yang mempersulit pernikahan

Bahwa inti pernikahan bukanlah prestise yang harus ditunjukkan pada tamu-tamu bangswan dan kaya

Bukan pula menilai sebuah kemegahan pernikahan sebagai ukuran kebahagiaan.

Bukan karena aku meremehkanmu duhai calon istriku,,

Bukan pula karena aku tak mau berusaha membiayai pernikahanku.




Namun aku hanya pria sederhana.

Bekerja setiap hari agar dapat menghidupi ibu dan bapakku.

Bekerja agar aku bisa berbagi dengan orang-orang yang tak seberuntung aku.

Maka tak pernah ku bermimpi meminta ALLAH menitipkan bidadari sempurna untukku.

semoga aku menemukan wanita dengan keluarga yang luarbiasa itu.

yang mempercayakan buah hatinya sebagai ma’mumku.

Yang akan ku jaga dan cintai ia dengan segenap jiwa.

Ku muliakan ia semulia-mulianya.




Dan Aku berharap, jika kelak aku dan istriku tercinta telah tiada

semoga ALLAH menghisab kami dengan cara sederhana

Dan kami berjumpa bersama,berkumpul kembali di syurga




illahirabbi ALLAH.


by duta

Renungan Saat 10 menit terakhir


Setiap Orang Pernah Putus Asa. Putus Asa Itu Wajar, Selama Kita Masih Bisa Survive, Dan Jangan Sampai Diri Kita Dikuasai Oleh Keputusasaan Yang Berkepanjangan Dan Membuat Kita Menyerah, Seperti Cerita Dibawah Ini.

"Ayah, Aku Tidak Mau Lagi Bermain Di Sekolah Sepak Bola Itu" Sahut Andi Yang Terlihat Kesal Setibanya Di Rumah, Setelah Berlatih Sepak Bola.


"Mengapa Demikian ?" Sahut Ayahnya

"Aku Tidak Pernah Bermain Secara Full Time ! Aku Selalu Bermain Di 10 Menit Terakhir, Bahkan Tak Jarang Pula Pelatih Itu Mengkritik Permainanku. Sepertinya Dia Membenciku"

"Sepertinya Tidak" Jawab Ayahnya, "Justru Pelatih Itu Menyukaimu "Sahut Ayah.

"Maksud Ayah ?" Tanya Andi Yang Kebingungan

"Seseorang Hanya Mampu Memberi Kritik Apabila Ia Memperhatikan Segala Hal Yang Dia Kritik. Sebagai Contoh, Kamu Yang Mengkritik Pelatih Itu, Karena Kamu Memperhatikan Dia, Yang Selalu Menyuruhmu Bermain Di 10 Menit Terakhir, Dan Selalu Mengkritik Permainanmu"

"Terus Kenapa Yah ?" Jawab Andi

"Itu Berarti, Ia Senantiasa Memperhatikanmu, Ia Tak Melepaskan Pandangannya Darimu, Bahkan Ia Tau Persis Dimana Kelemahanmu. Ia Mengkritik, Agar Kamu Tahu Letak Kelemahan Dan Kesalahanmu Sehingga Kamu Mampu Memperbaikinya" Jawab Ayah Dengan Bijak

"Terus Bagaimana Jika Ia Hanya Mengijinkanku Bermain 10 Menit Terakhir ? "Tanya Andi.

"Apa Kau Bermain Dengan Semangat ? Sepenuh Hati ? Tanya Ayah
Untuk Apa, Hanya 10 Menit, Itupun Belum Tentu Dapat Bola
Kalau Begitu Itu Cukup Adil Kok "Jawab Ayah

"Pelatih Percaya Padamu, Untuk Dapat Membawa Perubahan Di 10 Menit Terakhir, Dan Kau Bermain Dengan Tidak Semangat Dan Setengah Hati ? Pelatih Itu Mengandalkanmu, Dan Kamu Menyia-Nyiakan Kesempatan Yang Dia Beri !" Sahut Ayah

"Kalo Begitu, Kenapa Dia Tak Memainkanku Dari Awal ?" Tanya Andi

Ini Seperti Kehidupan, Yang Terkadang Diatas ,Terkadang Dibawah, Siapa Yang Tahu Kalo Kamu Adalah Senjata Rahasia Pelatih ? Yang Mengirimkan Temanmu Untuk Menghabiskan Stamina Lawan, Dan Mengerahkanmu Yang Segar Bugar Untuk Mencetak Gol

"Oh Begitu Yah, Kini Aku Mengerti" Ujar Andi.

Jangan Menyerah, Karena Ia Belum Menyerah Padamu, Seperti Tuhan Kita, Yang Senantiasa Memiliki Rencana Bahkan Di 10 Menit Terakhir Setiap Saat Yang Kita Lakukan. Semangat Untuk Kita Semua.

Dari Diriku... Untukmu Wahai Jiwaku... .♥♥.

♥♥.
Untuk jiwaku, yang sekarang sedang gundah, yang sekarang sedang gelisah…

Gelisah karena kau ingin segera tahu nasibmu kelak..
Apakah kau bisa membahagiakan keluargamu atau tidak?
Apakah kau bisa membahagiakan orangtuamu atau tidak?
Apakah kau bisa membahagiakan orang terkasihmu atau tidak?

Sabarlah wahai jiwaku, upaya hari ini memang bukan untuk kau tuai hari ini.
Kau diciptakan untuk jadi orang besar, untuk jadi penerang disekitarmu,
karena sebagian cahaya ada dalam dirimu.

Jiwaku yang sedang berhenti dan bingung.

Jika kau memang mau, berhentilah sejenak, nikmati kesedihanmu, rasakan kelelahanmu.
Karena mungkin selama ini aku memaksamu terlalu keras.
Tapi aku minta, jangan terlalu lama, karena aku membutuhkanmu, temanku membutuhkanmu, orang-orang terkasihmu membutuhkanmu.

Mereka rindu dengan diriku yang telah kau buat menjadi hebat, menjadi besar, menjadi pemimpin atau pemberani yang sering mereka lihat selama ini. Mereka ingin bertemu lagi dengan diriku yang telah kau buat menjadi penyemangat bagi orang lain, inspirator bagi kawan dan juga mentor bagi diriku sendiri dan orang terdekatku.

Selamat menikmati waktu istirahatmu wahai jiwaku…
Esok atau mungkin lusa atau mungkin kelak hari, ketika kau sudah siap menemaniku lagi,
aku akan menyambutmu dengan diri yang lebih bijak dan tangguh,
diri yang tak banyak mengeluh dan lebih mawas.

Dan saat itu, kau bisa menemaniku lagi untuk berbuat sesuatu hal yang membuat orang berdecak kagum. Dan saat itulah kita bisa menunggu hasil kerja kita dan kita tuai bersama hasilnya.

Dari Diriku... Untukmu Wahai Jiwaku... .♥♥.

.♥♥. JANGAN BERSEDIH .♥♥.







Jangan sedih bila orang lain tidak memahami anda..

Tapi sedihlah karena anda tidak mau memahami orang lain.


Jangan sedih bila orang lain tidak mempercayai anda..

Tapi sedihlah karena anda tidak percaya diri sendiri.



Jangan sedih bila orang lain tidak memberi kesempatan kepada anda..

Tapi sedihlah karena anda belum buat persiapan.

Jangan sedih bila orang lain tidak menghargai anda..

Tapi sedihlah karena anda tidak bisa menghargai orang lain.


Jangan sedih bila orang lain menghina anda..

Tapi sedihlah karena anda membuat hina diri sendiri.



Jangan sedih bila orang lain memaki anda..

Tapi sedihlah karena anda bermulut jahat pada orang lain.



Jangan sedih orang selalu mengritik kita..

Tapi sedihlah karena anda tak pernah mau perbaiki diri.



Jangan sedih karena anda selalu jatuh..

Tapi sedihlah karena anda tak mau bangkit kembali.



Jangan sedih karena perjalanan hidup anda pahit getir..

Tapi sedihlah karena anda tak pernah belajar dari pengalaman.



INGATLAH..

Kunci masalah selalu ada dalam diri, bukan di luar

♥♥ RESIKO MEMAAFKAN ♥♥


Memaafkan itu indah
Memaafkan itu sedekah
Memaafkan itu mengundang Maghfirah-Nya
Memaafkan itu mengundang Rahmah-Nya

Memaafkan itu nikmat
Memaafkan itu lezat
Memaafkan itu melapangkan perasaan
Memaafkan itu melapangkan kesusahan

Memaafkan itu membuka pintu-pintu cinta
Memaafkan itu membuka pintu-pintu dunia
Memaafkan itu membuka pintu-pintu bahagia
Memaafkan itu membuka pintu-pintu surga

Memaafkan itu melepaskan masalah
Memaafkan itu melepaskan rasa susah
Memaafkan itu melepaskan rasa serba salah
Memaafkan itu melepaskan berbagai rasa resah

Memaafkan itu melancarkan pernapasan
Memaafkan itu melancarkan hubungan
Memaafkan itu menambah ketampanan
Memaafkan itu menambah kejelitaan

Memaafkan itu mengikhlaskan
Memaafkan itu menyehatkan
Memaafkan itu mendewasakan
Memaafkan itu mencerdaskan

Memaafkan itu membersihkan diri
Memaafkan itu mengundang rejeki
Memaafkan itu menenangkan hati
Memaafkan itu mengundang ridho Ilahi

Dengan demikian,
jangan lagi kita mengatakan :
"Huh,enak banget dong kalau dia gue maapin, enak di die gak enak di gue..."
Lho..???
Astaghfirullaahal'azhiim...

Wallahu a'lam

♥♥ KECANTIKANMU ♥♥




Senyum terukir berbalut zikir
Wajah merona berhias wudhu
Pesona terpancar dalam fikir
Terhias sebulir cahaya tawadhu

Indah pribadi berhiaskan kesantunan
Berbalut iman dan kesahajaan
Bermahkotakan kemuliaan
Beralaskan kebajikan

Diri terjaga dalam pergaulan
Bertutur kata indah dan berkesan
Tiada ucapan selain kebijaksanaan
Tiada tindakan selain kebaikan

Hari-hari dihiasi dengan syukur
Melangkah kaki tuju sebuah cita
Ikhlas berkarya berpakaian sabar
Dalam sebuah pengabdian pada_NYA

Malam hari diterangi dengan penghambaan
Air mata tertumpah teringat dosa
Tersungkur diri memohon ampunan
Dalam sujud panjang kehadirat_NYA

♥♥ AJAKLAH HATIMU BICARA ♥♥




Sahabat ...

• Ketika dirimu gelisah...
Sentuhlah hatimu dgn lantunan ayat2 cinta dalam kitab suci Al-qur'an.

• Ketika kau lemah...
Rangkum kembali makna-makna kebersamaan
bersama saudara-saudaramu agar saling menguatkan.

• Ketika kau lelah dan mulai putus asa...
Maka Allah swt akan tersenyum padamu...
YAKINLAH tiada usaha halal yg sia-sia.

• Ketika peluh & kerja tak dihargai...
Maka ingatlah saat itu kita sedang belajar tentang KETULUSAN.

• Ketika usaha keras kita dinilai sia-sia oleh orang lain...
Maka saat itu kita sedang memaknai KEIKHLASAN.

• Ketika hati terluka dalam karena tuduhan atas hal yang tak pernah kita lakukan...
Maka saat itu kita sedang belajar tentang MEMAAFKAN.

• Ketika lelah mendera & kecewa menerpa...
Maka saat itu kita sedang belajar memaknai tentang arti KESUNGGUHAN.

• Ketika sepi menyergap & sendiri membulat dalam keramaian...
Maka saat itu kita sedang memberi makna tentang KETANGGUHAN.

• Ketika kita harus membayar biaya yang sebenarnya tak perlu kita tanggung,
Maka saat itu kita sedang belajar tentang KEMURAHHATIAN.

• Bersama kesulitan ada kemudahan...Bersama Kesulitan ada kemudahan...
Jangan pernah merugikan & menyakiti org lain.
Allah maha meliihat & mendengar rintihan hatimu: BERDOALAH.

• Tetap semangat, sabar, tersenyum...
Dan Terus belajar..!! Karena kamu sedang menimba ilmu di Universitas KEHIDUPAN!

• Dia menaruhmu di tempat yang sekarang, bukan karena kebetulan..!!
Ada maksud yang TERINDAH di setiap rencanaNya..!! Bergembiralah !!

♥♥. AKU INGIN TUA BERSAMAMU .♥♥.

Bismillaahirrahmaanirrahiim


Sayang ...
Aku ingin akulah yang pertama menemukan uban di antara helai² rambutmu
dan menggaruknya ketika engkau mengeluh kulit kepalamu tiba² menjadi lebih
gatal dari biasanya. Dan ketika helai² itu semakin bertambah dengan suka cita
aku akan menyisirinya, tak perlu meminta pewarna rambut.
Sayang ... rambut kelabumu kan tampak seksi di mataku ... :)


Tak perlu khawatir ...
Aku siap mencarikan kacamatamu ketika kamu lupa tempat menaruhnya.
Atau akan kubuatkan sebuah kotak segala ada, tempat engkau dapat menaruh semua barang dan perkakasmu sesukanya.
Ketika malam² dingin dan rasa ingin pipis tak tertahan lagi, jangan ragu untuk membangunkanku. Sayang ... ini tanganku di sampingmu jangan ragu jadikan tanganku sebagai peganganmu yaa ...


Sayang ...
Aku tidak menginginkan yang muluk². Aku ingin mendampingi masa tuamu,
Aku ingin tua di sampingmu, bersamamu ...


Sehat, sehatlah sayang ...
Agar engkau juga sempat meraba kepalaku yang ditumbuhi uban,
agar sempat aku memamerkan gigiku yang mulai tanggal.


Sehat, sehatlah sayang ...
Agar ketika kita tua, kita masih sanggup menemani anak cucu kita bermain bersama. Atau sekedar mengunjungi mereka saat hari libur tiba. Kupikir lebih
baik kita saja yang mengunjungi mereka sambil membawakan makanan kesukaan mereka. Mungkin nanti anak cucu kita akan lebih sibuk dari hari² sibuk yang kita jalani sekarang. Kita akan jadi orang tua yang paling pengertian, ya kan Sayang ...??


Sayang ...
Aku ingin tetap mesra bersamamu hingga tua. Tetap membisikkan kata cinta,
meski pendengaran kita semakin berkurang. Jangan malu untuk sedikit berteriak
di telingaku ya ...?! Kau tahu, aku sangat suka mendengarkan ungkapan sayangmu.


Ku ingin kita ...
Tetap saling memanja, semampu tenaga yang masih kita miliki. Anak, cucu, ponakan dan keluarga kita pasti akan menyangi kita berdua, tapi percayalah aku yang paling tau cara memanjakanmu demikian engkau yang paling tau cara memantik binar di mataku.


Bila waktu memang menggerus banyak hal ...
Bila usia memang mengikis banyak hal ...
Aku berharap, semoga itu bukan cinta dan kasih sayang kita.


Bila memang tiada yang abadi ...
Bila memang semua akan berakhir...
Bila memang semua akan terhenti ...
Aku berharap, sepanjang waktu yang kita miliki, temani aku untuk melakukan yang terbaik untuk cinta yang kita punya. Menjadikan cinta dan hubungan yang kita bina sebagai anugerah paling indah dan paling berharga.


Apapun boleh berhenti, tapi tidak dengan niatan tulus untuk saling mengasihi.
Apapun boleh usai, tapi tidak dengan upaya gigih untuk saling mejaga,
upaya gigih untuk saling membahagiakan.


Sayang ...
Hari ini, menit ini, detik ini, aku seperti bisa menatap proyektor besar tak bertepi, memutar film tak berjudul yang kita perankan, ada dua tangan keriput yang saling menggenggam. Tanganku dan tanganmu.


Tapi ketika adegan berganti, saat film hampir usai, aku tak sanggup lagi menatapnya, semua menjadi kabur dan basah oleh Air Mata.
__________________________________________________


♥ Ku ingin mencintai mu sepenuh hatiku, tapi tak bisa
♥ Ku ingin bersama mu selamanya, tapi takkan mungkin
♥ Ku ingin sehidup semati dengan mu, tapi semua itu gombal belaka
♥ Karena ku ingin hanya ALLAH dihati ku
♥ Yang Takkan Meninggalkan ku, Takkan Berpisah dan selama²nya
karena semua itu bukan gombal
♥ Kalau pun aku mencintai mu, itu karena ALLAH
♥ Karena DIA-lah yang menggerakkan hati ku untuk menyayangi mu
♥ I Love You ... because "Uhibbuka fillah"

Artikel Lain :