Bila kita sedang mengalami kesulitan hidup karna himpitan kehidupan, maka cobalah kita ingat pada burung dan cacing.
Burung setiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari makan tanpa tahu dimana ia harus mendapatkanya,karna itu kadang kala sore hari ia pulang memcwa oleh oleh untuk keluarganya, tetapi sering pula ia pulang kesarangnya dalam keadaan masih keroncongan.
Meskipun burung tampak lebih sering mengalami kekurangan makan karna memang burung tidak punya kantor yang tetap, apalagi setelah lahannya banyak berubah menjadi real estate, mamun yang jela4 kita tidak pernah melihat ada burung yang berusaha bunuh diri!
Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba tiba menukik membenturkan kepalanya kebatu cadas atau pun kita tidak pernah melihat ada burung yang sekonyong konyong meluncurkan dirinya ke dalam sungai.
Nampak burung menyadari benar bahwa demikianlah hidup, suatu waktu ada diatas dan dilain waktu akan terhempas kebawah. Suatu waktu kekenyangan dan di lain waktu kelaparan.
Sekarang kita lihat binatang yang lebih lemah dari burung yaitu cacing. Binatang ini seolah tidak mempunyai sarana yang layak untuj mencari makananya. Cacing tidak mempunyai tangan, kaki,tanduk atau bahkan, mungkin tidak mempunyai mata dan telinga. Tetapi cacing juga serupa dengan mahluk Tuhan yang lainya yaitu ia mempunyai perut, yang bila tidak diisi maka ia akan mati.
Kalo kita bandingkan dengan manusia yang diciptakan Tuhan lebih sempurna dibanding demgan mahluk lainya, banyak yang kalah hanya dengan seekor cacing.
Manusia banyak yang bunuh diri akibat merasa kesulitan dalam mencari nafkah hidupnya, sementara... Kita tidak pernah melihat ada cacing yang membenturkan kepalanya kebatu.
[Dari sentuhan kalbu,karya Ir Permadi Alibasyah]
0 Comments