Bismillahirrahmanirrahim.. .
Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Pengasih. Assolatuwassalam ala Rasulillah. Sholawat dan Salam buat Nabi Muhammad saw, Pembawa Rahmat Seluruh Alam...
Salam sejahtera buatmu, semoga langkahmu tangkas dengan semangat juang Islam. Walau apapun yang kita lakukan, dasarilah ia dengan memohon kerIdhaanNya supaya setiap langkah itu beroleh keberkatan. Sungguh, pertemuan kita hanyalah melalui surat ini kerana Dia mahu menghijab kita daripada keburukan dan kejahatan yang tersembunyi.
Sesungguhnya, khusus ku dokumentasikan dalam bentuk tulisan akan terjemahan hatiku buatmu dengan harapan agarku dapat sampaikan sesuatu yang tersirat. Surat ini sebagai satu wadah yang memudahkanmu mengenal diriku yang paling tersembunyi sebelum ku menerima sebarang kata putus darimu. Sesungguhnya, surat ini adalah untuk memastikan kemaslahatan yang paling mantap bagi dirimu juga diriku sebelum dikau benar – benar mau meneruskan hasratmu itu, andai Dia mengizinkan. Saat ku tulis surat ini, telah ku persiapkan diri untuk menerima dengan hati yang terbuka apa saja keputusan darimu setelah dikau membaca keseluruhan isi kandungan surat ini. Ku pohon agar dikau membuat pertimbangankan berdasarkan iman didalam dadamu. Keputusan yang ku harapkan lahir demi ALLAH swt.
”Ya Tuhan, dia insan yang terlalu asing bagi diriku. Adakah dia benar – benar sekufu denganku? Sedang sekufu bagiku dilihat pada dien yang tertegak dalam dirinya dan bukan yang lain. Sungguh, aku tidak mampu menafsirkan dan mengukur kekayaan hati, kecantikan akhlak dan kerendahan dalam hatinya. Lantaran itu, padaMu aku minta dekatkan aku dengan kebenaranMu agarku menjadi teguh dalam pendirian. Karena diriku ummat akhir zaman yang punya banyak kelemahan yang jelas terlihat dimata dan tiada upaya melainkan hanya dengan izinMu ku mencapai segala sesuatu. Sungguh, ku akui kekurangan dan ku insafi kelemahan itu.”
Satu hakikat yang sukar ditolak dalam pertembungan fitrah seorang insan yaitu ingin mencapai kesempurnaan dan keseimbangan dengan ridha ALLAH. Islam menjadikan pernikahan sebagai jalan terhormat untuk menyatukan kasih – sayang di antara dua insan yang berbeda. Sungguh, sebuah pernikahan itu melambangkan peristiwa fitrah, fiqhiyah, dakwah, tarbiyah, sosial dan budaya.
Sesuatu yang perlu ku perjelaskan dengan sebaik – baiknya padamu agar dikau mengerti bahawasanya kehidupanku dikelilingi oleh barisan manusia yang memimpin erat tanganku untuk menunjuki ku ketika ku berada dalam keraguan dan kekeliruan. Ketahuilah, kehidupanku dihiasi oleh kehadiran insan – insan mulia ini. Mereka yang sentiasa sedia menjaga kesejahteraan diriku dan hubungan kami terbina dan diikat kerana ALLAH swt. Diriku amat menyakini yang dikau menyadari dan mengetahui akan kehadiran insan – insan ini dalam hidupku. Kehadiran mereka sangat berharga dalam hidupku. Mereka mengajarkanku tahu cara untuk mencapai ridha ALLAH. Mereka menyentuh hatiku hingga diriku mampu dan bersemangat untuk mengikis karat – karat jahilliyah daripada hidupku. Mereka melihat, memerhati dan menegur dengan penuh teliti dan hikmah untuk memastikan Islam berdiri tegak dalam hatiku. Mereka mendidikku dengan kesabaran, mereka menyampaikan dengan sepenuh tulus jiwa raga dari segala yang mereka miliki didunia ini untuk membentuk hatiku. Semuanya, berlaku hanya dengan izin dan pertolongan ALLAH. Tiada yang lebih mereka harapkan dariku melainkan penerusan kalimah ALLAH pada seluruh insan lain.
Sungguh, enggan ku kehilangan insan – insan ini hanya karena sebuah pernikahan. Sungguh, pasti ku akan menjadi lemah bila diriku berada jauh daripada aktivitas – aktivitas yang selama ini ku laksanakan karena ia sumber kekuatanku untuk terus hidup. Sungguh ku mengerti bahawa dibahu ku terpikul beban dakwah yang amat berat. Tiada yang lebih penting dalam hidupku melainkan terus berada diatas jalan ini. Sesungguhnya, seringkali dalam munajatku meminta agar Dia memberiku hati yang sentiasa tetap untuk berjuang diatas jalan ini. Munajatku meminta Dia mengizinkanku untuk sentiasa tulus dan ikhlas bekerja untuk Islam.
Sungguh, seorang isteri hanya sebagai barang perhiasan yang tidak kekal; pinjaman semata – mata.
Sungguh, tonggak utama dalam mencapai rumahtangga yang kekal ialah terletak pada tujuan yang mau kita capai. Rumahtangga Islam telah banyak hilang kini. Banyak rumahtangga tiada mengecapi kebahagiaan hakiki yang tidak tercapai dengan keindahan; rumah dan perabot tetapi sebenarnya datang daripada jiwa yang bertaqwa kepada ALLAH. Kebahagiaan itu dirasakan dari dalam, bukan dari luar [ar rum:21].
Ku kutipkan kata – kata Zainab Al Ghazali Al-Zubaili khusus buatmu agar dikau mengerti maksud sebenarnya dibalik semua perkara yang ku catatkan diatas. Perhatikan dan fahamilah setiap perkataannya dengan kekuatan imanmu.
"Hak diriku untuk mengajukan syarat kepadamu supaya tidak menghalangiku untuk berjihad di jalan Allah S.W.T, di mana diriku telah diletakkan tugas-tugas dan tanggungjawab sebagai mujahidin. Janganlah dikau bertanya apa yang akan ku lakukan, tetapi hendaklah dikau yakin dan percaya sepenuhnya akan tindakanku. Dan, sekiranya berlaku perkataan di antara pernikahan dengan dakwah, maka, akan berakhir pernikhan dan kekal dakwah kepada Allah S.W.T. Diri ini meminta kepadamu supaya dikau menunaikan janjimu. Janganlah dikau tanya dengan siapakah diriku akan berjumpa. Diri ini berdoa kepada Allah S.W.T supaya ALLAH jadikan balasan jihad yang ku lakukan ini sebahagiannya adalah buatmu, andainya amalku ini diterima oleh Allah S.W.T."
”Ya Tuhanku, kefahaman dan fikrah Islam kami berada pada jalan yang mungkin bukan sealiran. Dalam ketidaksetaraan itu, ku coba untuk mencari titik persamaan... Tuhan, Engkau yang meneguhkan hatiku untuk menulis surat ini buatnya. Yang melaluinya, ku biarkan dia membuat pilihan diatas namaMu Yang Maha Agung. Andai dia sudi menerima diriku, maka permudahkan urusan kami dan berkati kehidupan kami sepanjang kehidupan kami. Bukakan hatiku untuk menerima dan melihat dia dari sudut keindahan agama yang dia letakkan dalam dirinya andai benar diriku buatnya. Cukupkan rasa ketenangan hatiku dengan kedamaian yang dia miliki karena tertegaknya kalimat Islam dalam hati dan perbuatannya andai benar dia selayaknya untukku. Berikan taufiq dan hidayahMu agar dia menjadi teman dan penguat dalam wasilah perjuanganku. Andainya dia memilih sebaliknya, hatiku akan tetap melihat dan percaya yang Engkau tidak menciptakan sesuatu dengan sia – sia. Sungguh, gantikanlah sesuatu yang hilang daripada pada kami dengan sesuatu yang lebih baik buat kami. Karena diriku ingin corak cinta yang tak luput karena namaMu dan baitul dakwah yang sering sujud ditelapak kakiMu...”
Wallahu a’lam;
Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Pengasih. Assolatuwassalam ala Rasulillah. Sholawat dan Salam buat Nabi Muhammad saw, Pembawa Rahmat Seluruh Alam...
Salam sejahtera buatmu, semoga langkahmu tangkas dengan semangat juang Islam. Walau apapun yang kita lakukan, dasarilah ia dengan memohon kerIdhaanNya supaya setiap langkah itu beroleh keberkatan. Sungguh, pertemuan kita hanyalah melalui surat ini kerana Dia mahu menghijab kita daripada keburukan dan kejahatan yang tersembunyi.
Sesungguhnya, khusus ku dokumentasikan dalam bentuk tulisan akan terjemahan hatiku buatmu dengan harapan agarku dapat sampaikan sesuatu yang tersirat. Surat ini sebagai satu wadah yang memudahkanmu mengenal diriku yang paling tersembunyi sebelum ku menerima sebarang kata putus darimu. Sesungguhnya, surat ini adalah untuk memastikan kemaslahatan yang paling mantap bagi dirimu juga diriku sebelum dikau benar – benar mau meneruskan hasratmu itu, andai Dia mengizinkan. Saat ku tulis surat ini, telah ku persiapkan diri untuk menerima dengan hati yang terbuka apa saja keputusan darimu setelah dikau membaca keseluruhan isi kandungan surat ini. Ku pohon agar dikau membuat pertimbangankan berdasarkan iman didalam dadamu. Keputusan yang ku harapkan lahir demi ALLAH swt.
”Ya Tuhan, dia insan yang terlalu asing bagi diriku. Adakah dia benar – benar sekufu denganku? Sedang sekufu bagiku dilihat pada dien yang tertegak dalam dirinya dan bukan yang lain. Sungguh, aku tidak mampu menafsirkan dan mengukur kekayaan hati, kecantikan akhlak dan kerendahan dalam hatinya. Lantaran itu, padaMu aku minta dekatkan aku dengan kebenaranMu agarku menjadi teguh dalam pendirian. Karena diriku ummat akhir zaman yang punya banyak kelemahan yang jelas terlihat dimata dan tiada upaya melainkan hanya dengan izinMu ku mencapai segala sesuatu. Sungguh, ku akui kekurangan dan ku insafi kelemahan itu.”
Satu hakikat yang sukar ditolak dalam pertembungan fitrah seorang insan yaitu ingin mencapai kesempurnaan dan keseimbangan dengan ridha ALLAH. Islam menjadikan pernikahan sebagai jalan terhormat untuk menyatukan kasih – sayang di antara dua insan yang berbeda. Sungguh, sebuah pernikahan itu melambangkan peristiwa fitrah, fiqhiyah, dakwah, tarbiyah, sosial dan budaya.
Sesuatu yang perlu ku perjelaskan dengan sebaik – baiknya padamu agar dikau mengerti bahawasanya kehidupanku dikelilingi oleh barisan manusia yang memimpin erat tanganku untuk menunjuki ku ketika ku berada dalam keraguan dan kekeliruan. Ketahuilah, kehidupanku dihiasi oleh kehadiran insan – insan mulia ini. Mereka yang sentiasa sedia menjaga kesejahteraan diriku dan hubungan kami terbina dan diikat kerana ALLAH swt. Diriku amat menyakini yang dikau menyadari dan mengetahui akan kehadiran insan – insan ini dalam hidupku. Kehadiran mereka sangat berharga dalam hidupku. Mereka mengajarkanku tahu cara untuk mencapai ridha ALLAH. Mereka menyentuh hatiku hingga diriku mampu dan bersemangat untuk mengikis karat – karat jahilliyah daripada hidupku. Mereka melihat, memerhati dan menegur dengan penuh teliti dan hikmah untuk memastikan Islam berdiri tegak dalam hatiku. Mereka mendidikku dengan kesabaran, mereka menyampaikan dengan sepenuh tulus jiwa raga dari segala yang mereka miliki didunia ini untuk membentuk hatiku. Semuanya, berlaku hanya dengan izin dan pertolongan ALLAH. Tiada yang lebih mereka harapkan dariku melainkan penerusan kalimah ALLAH pada seluruh insan lain.
Sungguh, enggan ku kehilangan insan – insan ini hanya karena sebuah pernikahan. Sungguh, pasti ku akan menjadi lemah bila diriku berada jauh daripada aktivitas – aktivitas yang selama ini ku laksanakan karena ia sumber kekuatanku untuk terus hidup. Sungguh ku mengerti bahawa dibahu ku terpikul beban dakwah yang amat berat. Tiada yang lebih penting dalam hidupku melainkan terus berada diatas jalan ini. Sesungguhnya, seringkali dalam munajatku meminta agar Dia memberiku hati yang sentiasa tetap untuk berjuang diatas jalan ini. Munajatku meminta Dia mengizinkanku untuk sentiasa tulus dan ikhlas bekerja untuk Islam.
Sungguh, seorang isteri hanya sebagai barang perhiasan yang tidak kekal; pinjaman semata – mata.
Sungguh, tonggak utama dalam mencapai rumahtangga yang kekal ialah terletak pada tujuan yang mau kita capai. Rumahtangga Islam telah banyak hilang kini. Banyak rumahtangga tiada mengecapi kebahagiaan hakiki yang tidak tercapai dengan keindahan; rumah dan perabot tetapi sebenarnya datang daripada jiwa yang bertaqwa kepada ALLAH. Kebahagiaan itu dirasakan dari dalam, bukan dari luar [ar rum:21].
Ku kutipkan kata – kata Zainab Al Ghazali Al-Zubaili khusus buatmu agar dikau mengerti maksud sebenarnya dibalik semua perkara yang ku catatkan diatas. Perhatikan dan fahamilah setiap perkataannya dengan kekuatan imanmu.
"Hak diriku untuk mengajukan syarat kepadamu supaya tidak menghalangiku untuk berjihad di jalan Allah S.W.T, di mana diriku telah diletakkan tugas-tugas dan tanggungjawab sebagai mujahidin. Janganlah dikau bertanya apa yang akan ku lakukan, tetapi hendaklah dikau yakin dan percaya sepenuhnya akan tindakanku. Dan, sekiranya berlaku perkataan di antara pernikahan dengan dakwah, maka, akan berakhir pernikhan dan kekal dakwah kepada Allah S.W.T. Diri ini meminta kepadamu supaya dikau menunaikan janjimu. Janganlah dikau tanya dengan siapakah diriku akan berjumpa. Diri ini berdoa kepada Allah S.W.T supaya ALLAH jadikan balasan jihad yang ku lakukan ini sebahagiannya adalah buatmu, andainya amalku ini diterima oleh Allah S.W.T."
”Ya Tuhanku, kefahaman dan fikrah Islam kami berada pada jalan yang mungkin bukan sealiran. Dalam ketidaksetaraan itu, ku coba untuk mencari titik persamaan... Tuhan, Engkau yang meneguhkan hatiku untuk menulis surat ini buatnya. Yang melaluinya, ku biarkan dia membuat pilihan diatas namaMu Yang Maha Agung. Andai dia sudi menerima diriku, maka permudahkan urusan kami dan berkati kehidupan kami sepanjang kehidupan kami. Bukakan hatiku untuk menerima dan melihat dia dari sudut keindahan agama yang dia letakkan dalam dirinya andai benar diriku buatnya. Cukupkan rasa ketenangan hatiku dengan kedamaian yang dia miliki karena tertegaknya kalimat Islam dalam hati dan perbuatannya andai benar dia selayaknya untukku. Berikan taufiq dan hidayahMu agar dia menjadi teman dan penguat dalam wasilah perjuanganku. Andainya dia memilih sebaliknya, hatiku akan tetap melihat dan percaya yang Engkau tidak menciptakan sesuatu dengan sia – sia. Sungguh, gantikanlah sesuatu yang hilang daripada pada kami dengan sesuatu yang lebih baik buat kami. Karena diriku ingin corak cinta yang tak luput karena namaMu dan baitul dakwah yang sering sujud ditelapak kakiMu...”
Wallahu a’lam;
subhanalllah,,,indah sekali artikelnya,,makasih ya...
ReplyDelete